Kamala Harris di Mata Teman, Guru, dan Kampus
A
A
A
HAMPIR semua teman sekolah Kamala tersentak kaget ketika mengetahui dia disebut akan maju dalam pemilihan Presiden AS pada 2020.
Sebut saja Hugh Kwok, temannya satu angkatan yang lulus pada 1981 di Westmount High School dekat Montreal. Dalam foto buku tahunan kelulusan, keduanya terlihat sangat akrab. Di mata Kwok, Kamala adalah orang yang baik, sangat manis dengan semua orang, sangat bahagia, dan sangat sosial. “Kami bisa memiliki presiden yang baik nantinya. Aku sangat gembira untuknya jika dia ingin melakukannya,” ujar Kwok.
Dikutip The Hamilton Spectator, teman-teman Kamala yang lain juga mengingatnya sebagai remaja ceria yang tumbuh besar di sekolah dan di lantai dansa. Mereka mengatakan, dia terkenal karena banyak mengikuti organisasi siswa yang beragam secara ras dan finansial.
Sementara itu, teman dalam kelas dramanya yang juga direktur sumber daya manusia di Vancouver, Eyal Dattel, menilai Kamala bisa menjadi capres yang ideal untuk masa depan yang progresif.
Sementara John Dila, teman sekelas Kamala yang sekarang menjadi konstituennya, mengatakan, saat ini para siswa Westmount banyak membahas soal politik, termasuk tentang dia. Guru dan alumni pun ikut berkomentar tentang Kamala saat remaja dan pencalonannya di pilpres.
Sang guru pelatih bola basket Montreal, Dean Smith, mengingat Kamala sebagai siswa yang suka belajar cukup keras dan menyenangkan. Kamala juga suka membantu teman sekelas dengan pekerjaan sekolah dan lebih suka menghabiskan waktu dengan anak-anak biasa daripada anak-anak orang kaya.
“Menurut saya, dia akan menjadi presiden yang hebat karena dia adil,” katanya. Sementara alumnus Westmount yang juga politikus, Stockwell Day, mengatakan, pengalaman yang dimiliki Kamala di sekolah yang beragam dan harmonis akan memberinya wawasan tentang populasi multinasional yang benar-benar dapat bekerja dan hidup bersama.
Tidak hanya teman-teman di SMA-nya, beberapa pihak di kampus Kamala, yakni Universitas McGill, juga memberikan penilaian positif untuk Kamala. “Kamala mengeluarkan aura yang menunjukkan dia siap untuk sukses,” ungkap penasihat akademis di Universitas McGill, Paul Olioff. Dia juga ingat jika Kamala adalah sosok yang hebat, percaya diri, dengan selera mode yang canggih.
Habiskan Rp1,9 Miliar untuk iklan di Facebook
Dikutip The Mercury News, Kamala mengeluarkan uang lebih banyak untuk kampanye prospek calon presiden dibanding calon presiden dari Partai Demokrat potensial lainnya.
Ini dilakukan untuk membantunya semakin kuat dalam lini digital yang akan menjadi asetnya nanti jika dia memutuskan maju dalam pilpres 2020. Menurut data studi Universitas New York yang disediakan Grup Berita Bay Area, selama dua bulan, yaitu Mei-Juli tahun lalu, iklan Kamala di Facebook telah dilihat setidaknya 7,8 juta kali dan kampanyenya telah menghabiskan setidaknya USD134.500 (Rp1,9 miliar) pada platform tersebut.
Ini adalah angka yang sangat besar ketimbang politisi AS lainnya selain Presiden Trump dan anggota Kongres Texas Beto O’Rourke yang mencalonkan diri untuk Senat. Pengeluaran besar ini juga membantu memperluas basis donor Kamala secara besar-besaran, mentransformasikannya seperti politikus Hillary Clinton. (Susi Susanti)
Sebut saja Hugh Kwok, temannya satu angkatan yang lulus pada 1981 di Westmount High School dekat Montreal. Dalam foto buku tahunan kelulusan, keduanya terlihat sangat akrab. Di mata Kwok, Kamala adalah orang yang baik, sangat manis dengan semua orang, sangat bahagia, dan sangat sosial. “Kami bisa memiliki presiden yang baik nantinya. Aku sangat gembira untuknya jika dia ingin melakukannya,” ujar Kwok.
Dikutip The Hamilton Spectator, teman-teman Kamala yang lain juga mengingatnya sebagai remaja ceria yang tumbuh besar di sekolah dan di lantai dansa. Mereka mengatakan, dia terkenal karena banyak mengikuti organisasi siswa yang beragam secara ras dan finansial.
Sementara itu, teman dalam kelas dramanya yang juga direktur sumber daya manusia di Vancouver, Eyal Dattel, menilai Kamala bisa menjadi capres yang ideal untuk masa depan yang progresif.
Sementara John Dila, teman sekelas Kamala yang sekarang menjadi konstituennya, mengatakan, saat ini para siswa Westmount banyak membahas soal politik, termasuk tentang dia. Guru dan alumni pun ikut berkomentar tentang Kamala saat remaja dan pencalonannya di pilpres.
Sang guru pelatih bola basket Montreal, Dean Smith, mengingat Kamala sebagai siswa yang suka belajar cukup keras dan menyenangkan. Kamala juga suka membantu teman sekelas dengan pekerjaan sekolah dan lebih suka menghabiskan waktu dengan anak-anak biasa daripada anak-anak orang kaya.
“Menurut saya, dia akan menjadi presiden yang hebat karena dia adil,” katanya. Sementara alumnus Westmount yang juga politikus, Stockwell Day, mengatakan, pengalaman yang dimiliki Kamala di sekolah yang beragam dan harmonis akan memberinya wawasan tentang populasi multinasional yang benar-benar dapat bekerja dan hidup bersama.
Tidak hanya teman-teman di SMA-nya, beberapa pihak di kampus Kamala, yakni Universitas McGill, juga memberikan penilaian positif untuk Kamala. “Kamala mengeluarkan aura yang menunjukkan dia siap untuk sukses,” ungkap penasihat akademis di Universitas McGill, Paul Olioff. Dia juga ingat jika Kamala adalah sosok yang hebat, percaya diri, dengan selera mode yang canggih.
Habiskan Rp1,9 Miliar untuk iklan di Facebook
Dikutip The Mercury News, Kamala mengeluarkan uang lebih banyak untuk kampanye prospek calon presiden dibanding calon presiden dari Partai Demokrat potensial lainnya.
Ini dilakukan untuk membantunya semakin kuat dalam lini digital yang akan menjadi asetnya nanti jika dia memutuskan maju dalam pilpres 2020. Menurut data studi Universitas New York yang disediakan Grup Berita Bay Area, selama dua bulan, yaitu Mei-Juli tahun lalu, iklan Kamala di Facebook telah dilihat setidaknya 7,8 juta kali dan kampanyenya telah menghabiskan setidaknya USD134.500 (Rp1,9 miliar) pada platform tersebut.
Ini adalah angka yang sangat besar ketimbang politisi AS lainnya selain Presiden Trump dan anggota Kongres Texas Beto O’Rourke yang mencalonkan diri untuk Senat. Pengeluaran besar ini juga membantu memperluas basis donor Kamala secara besar-besaran, mentransformasikannya seperti politikus Hillary Clinton. (Susi Susanti)
(nfl)