Tsunami Selat Sunda, Australia: Pukulan Berat bagi Indonesia

Senin, 24 Desember 2018 - 07:34 WIB
Tsunami Selat Sunda,...
Tsunami Selat Sunda, Australia: Pukulan Berat bagi Indonesia
A A A
CANBERRA - Pemerintah Australia menyatakan tidak ada warganya yang jadi korban tsunami Selat Sunda . Perdana Menteri (PM) Scott Morrison mengatakan tsunami yang sejauh ini menewaskan 222 orang itu merupakan pukulan berat bagi Indonesia karena hanya berselang beberapa bulan setelah bencana serupa melanda Sulawesi.

Lebih dari 800 lainnya terluka dan puluhan orang dinyatakan hilang setelah tsunami menghantam daerah-daerah pantai di Banten dan Lampung Selatan pada akhir pekan.

"Kami memahami bahwa saat ini tidak ada orang asing, apalagi orang Australia, yang telah terkena dampak ini," kata Morrison kepada wartawan, kemarin. "Ini merupakan pukulan berat bagi Indonesia," lanjut dia, yang dilansir dari news.com.au, Senin (24/12/2018).
Morrison mengatakan Australia siap membantu Indonesia. "Ini datang di atas apa yang telah terjadi di Sulawesi dan seperti biasa, kami siap mendukung pemerintah Indonesia dengan berbagai hal," ujarnya.
"Belum ada permintaan seperti itu. Saya tidak mengantisipasi apa pun pada kesempatan ini. Tetapi jika (permintaan) mereka muncul, maka jelas kami akan bekerja dengan pemerintah Indonesia sesuai permintaan mereka."

Meski Morrison memastikan tak ada warganya yang jadi korban, namun Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) setempat tetap mencari tahu apakah ada warga Australia yang berada di antara 222 orang yang tewas dalam tsunami Selat Sunda. Upaya departemen itu dilakukan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

Badan amal Oxfam di Australia juga telah bersiap untuk mengirim tim penilai dampak bencana ke lokasi kejadian dan merespons sesuai kebutuhan.

"Kami tahu masyarakat yang terkena dampak akan membutuhkan makanan dan akses terhadap air bersih," kata Manajer Kemanusiaan Oxfam Australia Meg Quartermaine.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia menduga tsunami Selat Sunda yang menerjang Pantai Anyer, Banten dan Lampung Selatan akibat longsor dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

”Setelah kami analisis gelombang itu merupakan tsunami. Polanya sangat mirip dengan tsunami yang terjadi di Palu. Karena itu kami melakukan koordinasi dengan Badan Geologi bahwa diduga, karena saat ini waktu belum cukup untuk mengumpulkan data, ada indikasi yang terjadi karena erupsi Anak Krakatau,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di kantor BMKG, Jakarta, kemarin.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8197 seconds (0.1#10.140)