Drone Kacaukan Penerbangan di Bandara Gatwick London
A
A
A
LONDON - Para penumpang yang terbang melalui Bandara Gatwick London akan menghadapi penundaan 24 jam lagi setelah beberapa drone yang muncul memaksa bandara itu menutup landasan pacu.
Ribuan pelancong di perkirakan mengalami penundaan atau pembatalan penerbangan akibat penutupan landasan di bandara tersibuk kedua di Inggris tersebut. Otoritas di Gatwick telah menghentikan penerbangan pada Rabu (19/12) pukul 22.00 GMT setelah dua drone terlihat terbang dekat ruang udara bandara.
Kepolisian yakin aksi penerbangan drone itu dilakukan secara sengaja dan lebih dari 20 unit dikerahkan untuk mencari operator drone pada Kamis (20/12) saat bandara harus menangani 115.000 penumpang.
“Keamanan publik yang utama dan kami akan mengambil semua langkah untuk menghadapi tindakan sengaja ini. Belum ada indikasi ini terkait teror,” papar pernyataan Kepolisian Sussex, dilansir Reuters. Chief Operating Officer (COO) Gatwick Chris Woodroofe menyatakan tidak dapat memastikan kapan penerbangan akan kembali normal.
Dia memperingatkan, dampak penutupan bandara akan berlangsung selama lebih dari 24 jam. Kepolisian dan pihak bandara melaporkan munculnya lebih dari satu drone. Woodroofe menyebut satu drone merupakan drone industri berat.
“Ini jelas tidak standar, drone tipe khusus. Dengan apa yang terjadi, saya yakin ini tindakan sengaja, ya,” kata Woodroofe. “Kami juga memiliki helikopter di udara, tapi imbauan polisi bahwa akan berbahaya untuk menembak jatuh drone itu karena apa yang mungkin terjadi dengan peluru yang meleset,” ujar Woodroofe.
Maskapai terbesar yang beroperasi di Gatwick, easyJet menyatakan kepada para penumpang agar memeriksa saat perjalanan ke bandara. Sesuai hukum Inggris, ilegal menerbangkan drone dalam radius 1 km dari pagar bandara. Pelanggaran itu dapat dihukum dengan penjara lima tahun.
Bandara Gatwick meminta maaf kepada para penumpang yang terkena dampak penutupan bandara karena keamanan menjadi prioritas utama. Gatwick menyatakan, sebanyak 20.000 penumpang telah terkena dampak dan ratusan ribu orang lainnya akan turut terganggu dalam beberapa hari mendatang.
Ribuan pelancong di perkirakan mengalami penundaan atau pembatalan penerbangan akibat penutupan landasan di bandara tersibuk kedua di Inggris tersebut. Otoritas di Gatwick telah menghentikan penerbangan pada Rabu (19/12) pukul 22.00 GMT setelah dua drone terlihat terbang dekat ruang udara bandara.
Kepolisian yakin aksi penerbangan drone itu dilakukan secara sengaja dan lebih dari 20 unit dikerahkan untuk mencari operator drone pada Kamis (20/12) saat bandara harus menangani 115.000 penumpang.
“Keamanan publik yang utama dan kami akan mengambil semua langkah untuk menghadapi tindakan sengaja ini. Belum ada indikasi ini terkait teror,” papar pernyataan Kepolisian Sussex, dilansir Reuters. Chief Operating Officer (COO) Gatwick Chris Woodroofe menyatakan tidak dapat memastikan kapan penerbangan akan kembali normal.
Dia memperingatkan, dampak penutupan bandara akan berlangsung selama lebih dari 24 jam. Kepolisian dan pihak bandara melaporkan munculnya lebih dari satu drone. Woodroofe menyebut satu drone merupakan drone industri berat.
“Ini jelas tidak standar, drone tipe khusus. Dengan apa yang terjadi, saya yakin ini tindakan sengaja, ya,” kata Woodroofe. “Kami juga memiliki helikopter di udara, tapi imbauan polisi bahwa akan berbahaya untuk menembak jatuh drone itu karena apa yang mungkin terjadi dengan peluru yang meleset,” ujar Woodroofe.
Maskapai terbesar yang beroperasi di Gatwick, easyJet menyatakan kepada para penumpang agar memeriksa saat perjalanan ke bandara. Sesuai hukum Inggris, ilegal menerbangkan drone dalam radius 1 km dari pagar bandara. Pelanggaran itu dapat dihukum dengan penjara lima tahun.
Bandara Gatwick meminta maaf kepada para penumpang yang terkena dampak penutupan bandara karena keamanan menjadi prioritas utama. Gatwick menyatakan, sebanyak 20.000 penumpang telah terkena dampak dan ratusan ribu orang lainnya akan turut terganggu dalam beberapa hari mendatang.
(don)