Trump Tegaskan ISIS Kiamat jika Serang AS
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menyatakan, ISIS akan tamat jika mereka melakukan serangan terhadap AS. Hal itu disampaikan Trump pasca mengumumkan penarikan mundur pasukan AS dari Suriah.
Melalui akun Twitternya, Trump awalnya menyinggung mengenai penarikan mundur pasukan AS dari Suriah. Di mana menurutnya, Rusia dan Iran tidak senang dengan keputusan itu, karena mereka akan sendirian menghadapi ISIS. Dia lalu membanggakan militer AS dan mewanti-wanti ISIS untuk tidak macam-macam dengan Washington.
"Rusia, Iran, Suriah dan banyak yang lainnya tidak senang dengan keluarnya AS, terlepas dari apa yang dikatakan oleh berita palsu, karena sekarang mereka harus memerangi ISIS dan orang lain, yang mereka benci, tanpa kita. Saya membangun militer yang paling kuat di dunia. ISIS menyerang kami, mereka tamat!" kicau Trump, seperti dikutip Sindonews pada Kamis (20/12).
Sebelumnya, Trump menyatakan, sudah cukup bagi ASmenghambur-hamburkan uang di Timur Tengah untuk melindungi orang-orang yang tidak senang kepada AS. Dia kemudian menyatakan saatnya negara lain menggantikan posisi AS sebagai "polisi" di Timur Tengah dan berjuang untuk melawan kelompok teror di kawasan itu.
Keputusan Trump ini disayangkan oleh sekutunya, salah satunya adalah Jerman. Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas secara tersirat menyebut penarikan ini akan menguntungkan ISIS.
Maas mengatakan, perubahan kebijakan AS yang sangat mendadak di Suriah, dengan menarik semua pasukan mereka adalah hal yang mengejutkan dan berisiko merusak perjuangan melawan ISIS.
"ISIS telah mundur tetapi ancaman belum berakhir. Ada bahaya bahwa konsekuensi dari keputusan ini akan merusak pertarungan IS dan membahayakan keberhasilan yang telah dicapai," ucap Maas.
Melalui akun Twitternya, Trump awalnya menyinggung mengenai penarikan mundur pasukan AS dari Suriah. Di mana menurutnya, Rusia dan Iran tidak senang dengan keputusan itu, karena mereka akan sendirian menghadapi ISIS. Dia lalu membanggakan militer AS dan mewanti-wanti ISIS untuk tidak macam-macam dengan Washington.
"Rusia, Iran, Suriah dan banyak yang lainnya tidak senang dengan keluarnya AS, terlepas dari apa yang dikatakan oleh berita palsu, karena sekarang mereka harus memerangi ISIS dan orang lain, yang mereka benci, tanpa kita. Saya membangun militer yang paling kuat di dunia. ISIS menyerang kami, mereka tamat!" kicau Trump, seperti dikutip Sindonews pada Kamis (20/12).
Sebelumnya, Trump menyatakan, sudah cukup bagi ASmenghambur-hamburkan uang di Timur Tengah untuk melindungi orang-orang yang tidak senang kepada AS. Dia kemudian menyatakan saatnya negara lain menggantikan posisi AS sebagai "polisi" di Timur Tengah dan berjuang untuk melawan kelompok teror di kawasan itu.
Keputusan Trump ini disayangkan oleh sekutunya, salah satunya adalah Jerman. Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas secara tersirat menyebut penarikan ini akan menguntungkan ISIS.
Maas mengatakan, perubahan kebijakan AS yang sangat mendadak di Suriah, dengan menarik semua pasukan mereka adalah hal yang mengejutkan dan berisiko merusak perjuangan melawan ISIS.
"ISIS telah mundur tetapi ancaman belum berakhir. Ada bahaya bahwa konsekuensi dari keputusan ini akan merusak pertarungan IS dan membahayakan keberhasilan yang telah dicapai," ucap Maas.
(esn)