Padmanabh Singh, Pewaris Takhta Kota Merah Muda
A
A
A
PADA usia belia, Padmanabh Singh menjadi kapten tim polo India pertama yang berlaga di Inggris dan dijagokan negaranya. Dia pun tengah sibuk menyiapkan diri menjadi Raja Jaipur.
Padmanabh Singh masih 13 tahun ketika diwarisi takhta Kerajaan Jaipur sepeninggal sang kakek, Bhawani Singh. Jaipur adalah ibu kota negara bagian Rajashtan, India. Penduduknya berjumlah sekitar 3,1 juta (2011). Kota Jaipur adalah kota bertembok yang dikelilingi perbukitan di tiap sisi, kecuali bagian selatan.
Kota ini didirikan pada 1727 oleh Maharaja Sawai Jai Singh dan dikenal akan tata kotanya yang lurus dengan bangunan-bangunan kuno yang diwarnai merah muda sehingga mendapat julukan Kota Merah Muda. Jaipur menjadi salah satu destinasi populer di India.
Kini setelah tujuh tahun berlalu, Padmanabh menjadi pribadi yang semakin matang dan siap mengemban tugas menjadi pewaris kerajaan, meski awalnya mengaku tidak mudah menerima garis takdir yang ditujukan kepadanya.
Menurut Padmanabh, sejak 2002 ketika sang kakek mengumumkan bahwa dia bakal menjadi penerus kerajaan hingga penobatannya pada 2011, Padmanabh menutup diri. Kala itu dia masih tercatat sebagai siswa di Mayo College, India, sampai akhirnya keluarga memberi dukungan penuh kepadanya untuk mulai menyadari status dan tanggung jawab yang akan dijalaninya. Sang nenek, Rajmata Padmini Devi, adalah figur yang menjaga tradisi kerajaan tetap hidup.
“Beliau mengajari saya tentang posisi saya dan bagaimana posisi tersebut bisa digunakan untuk kebaikan dan membawa perubahan besar pada masyarakat. Inilah yang menjadi tujuan utama saya; berkontribusi pada perkembangan dan kesejahteraan masyarakat Jaipur,” ungkapnya.Pada awal penobatannya, Padmanabh Singh tidak menampik bahwa beban yang dipikulnya amat berat dan terkadang dia ingin melepas semua gelar yang diberikan. Dengan kata lain, dia ingin bebas seperti pemuda lain seumurnya. “Tetapi, saya selalu bangga dengan warisan dan karya para leluhur terhadap Jaipur. Saya sungguh ingin meneruskan kerja keras mereka,” ujar pemilik tubuh atletis ini.
Padmanabh Singh memiliki salah satu kelebihan yang dibanggakan negaranya. Dia adalah atlet polo yang amat dijagokan. Bahkan, dia dijuluki Raja Polo di negaranya. Berkat hal tersebut, namanya muncul di majalah Forbes dalam daftar 30 Under 30 Asia.
Kepopuleran Padmanabh Singh semakin meroket ketika menjadi bagian klub elite internasional, sebut saja ketika berpasangan de ngan Ava Philippe di Le Bal des De butante tahun lalu. Meskipun gelar Maharaja tidak dikenal dalam pemerintahan demokrasi India, Padmanabh tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk meneruskan warisan dan kerja para pendahulunya.
Untuk menyeimbangkan kehidupannya, dia memilih polo sebagai olahraga yang mengantarkan namanya semakin dikenal dunia. Polo memang merupakan olahraga yang sudah dilakukan keluarganya turun-temurun. “Ayah saya bermain sangat baik dan hal itu yang membuat saya ingin bermain bagus,” ujarnya.Bukan sekadar olahraga, bagi Padmanabh Singh, polo juga bisa dimanfaatkan sebagai ajang menggalang dana untuk kegiatan sosial. “Saya melihat bagaimana Pangeran William dan Harry sering bermain polo untuk tujuan berbagai acara amal,” ujarnya. Lewat yayasan milik sang ibu, The Princess Diya Kumari Foundation, yang bertujuan memperbaiki kehidupan wanita dan anak-anak kurang beruntung, dia mengadakan acara untuk menggalang dana.
“Kami menjadi tuan rumah dalam pertandingan dengan tim polo Prancis di Jaipur, di mana juga ada fashion show . Kegiatan tersebut membantu kami mengumpulkan dana untuk mereka yang membutuhkan,” bebernya.Terlepas dari itu, Padmanabh Singh mengatakan, polo adalah suatu pencapaian yang dia raih atas kerja kerasnya sendiri. Salah satunya, dia menjadi pemain polo termuda dari India dalam ajang Polo World Cup 2017 dan dia boleh berbangga diri karenanya. Yang jelas, jalan pewaris takhta muda ini masih panjang dan ke depan masih banyak pencapaian yang bisa dibuktikannya kepada dunia. (Sri Noviarni)
Padmanabh Singh masih 13 tahun ketika diwarisi takhta Kerajaan Jaipur sepeninggal sang kakek, Bhawani Singh. Jaipur adalah ibu kota negara bagian Rajashtan, India. Penduduknya berjumlah sekitar 3,1 juta (2011). Kota Jaipur adalah kota bertembok yang dikelilingi perbukitan di tiap sisi, kecuali bagian selatan.
Kota ini didirikan pada 1727 oleh Maharaja Sawai Jai Singh dan dikenal akan tata kotanya yang lurus dengan bangunan-bangunan kuno yang diwarnai merah muda sehingga mendapat julukan Kota Merah Muda. Jaipur menjadi salah satu destinasi populer di India.
Kini setelah tujuh tahun berlalu, Padmanabh menjadi pribadi yang semakin matang dan siap mengemban tugas menjadi pewaris kerajaan, meski awalnya mengaku tidak mudah menerima garis takdir yang ditujukan kepadanya.
Menurut Padmanabh, sejak 2002 ketika sang kakek mengumumkan bahwa dia bakal menjadi penerus kerajaan hingga penobatannya pada 2011, Padmanabh menutup diri. Kala itu dia masih tercatat sebagai siswa di Mayo College, India, sampai akhirnya keluarga memberi dukungan penuh kepadanya untuk mulai menyadari status dan tanggung jawab yang akan dijalaninya. Sang nenek, Rajmata Padmini Devi, adalah figur yang menjaga tradisi kerajaan tetap hidup.
“Beliau mengajari saya tentang posisi saya dan bagaimana posisi tersebut bisa digunakan untuk kebaikan dan membawa perubahan besar pada masyarakat. Inilah yang menjadi tujuan utama saya; berkontribusi pada perkembangan dan kesejahteraan masyarakat Jaipur,” ungkapnya.Pada awal penobatannya, Padmanabh Singh tidak menampik bahwa beban yang dipikulnya amat berat dan terkadang dia ingin melepas semua gelar yang diberikan. Dengan kata lain, dia ingin bebas seperti pemuda lain seumurnya. “Tetapi, saya selalu bangga dengan warisan dan karya para leluhur terhadap Jaipur. Saya sungguh ingin meneruskan kerja keras mereka,” ujar pemilik tubuh atletis ini.
Padmanabh Singh memiliki salah satu kelebihan yang dibanggakan negaranya. Dia adalah atlet polo yang amat dijagokan. Bahkan, dia dijuluki Raja Polo di negaranya. Berkat hal tersebut, namanya muncul di majalah Forbes dalam daftar 30 Under 30 Asia.
Kepopuleran Padmanabh Singh semakin meroket ketika menjadi bagian klub elite internasional, sebut saja ketika berpasangan de ngan Ava Philippe di Le Bal des De butante tahun lalu. Meskipun gelar Maharaja tidak dikenal dalam pemerintahan demokrasi India, Padmanabh tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk meneruskan warisan dan kerja para pendahulunya.
Untuk menyeimbangkan kehidupannya, dia memilih polo sebagai olahraga yang mengantarkan namanya semakin dikenal dunia. Polo memang merupakan olahraga yang sudah dilakukan keluarganya turun-temurun. “Ayah saya bermain sangat baik dan hal itu yang membuat saya ingin bermain bagus,” ujarnya.Bukan sekadar olahraga, bagi Padmanabh Singh, polo juga bisa dimanfaatkan sebagai ajang menggalang dana untuk kegiatan sosial. “Saya melihat bagaimana Pangeran William dan Harry sering bermain polo untuk tujuan berbagai acara amal,” ujarnya. Lewat yayasan milik sang ibu, The Princess Diya Kumari Foundation, yang bertujuan memperbaiki kehidupan wanita dan anak-anak kurang beruntung, dia mengadakan acara untuk menggalang dana.
“Kami menjadi tuan rumah dalam pertandingan dengan tim polo Prancis di Jaipur, di mana juga ada fashion show . Kegiatan tersebut membantu kami mengumpulkan dana untuk mereka yang membutuhkan,” bebernya.Terlepas dari itu, Padmanabh Singh mengatakan, polo adalah suatu pencapaian yang dia raih atas kerja kerasnya sendiri. Salah satunya, dia menjadi pemain polo termuda dari India dalam ajang Polo World Cup 2017 dan dia boleh berbangga diri karenanya. Yang jelas, jalan pewaris takhta muda ini masih panjang dan ke depan masih banyak pencapaian yang bisa dibuktikannya kepada dunia. (Sri Noviarni)
(nfl)