Perpecahan Tantangan Terbesar Dunia Islam untuk Bekerja Sama
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia, Desra Percaya, menyatakan tantangan terbesar bagi dunia Islam untuk bekerja sama khususnya dalam tataran multilateral adalah kurangnya kesatuan.
Desra, yang ditemui paska menyampaikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung, mencontohkan kurangnya kesatuan di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang diakibatkan oleh konflik anggotanya, membuat organisasi itu tidak maksimal mengurusi isu-isu utama, seperti Palestina.
"Kalau kita melihat misalnya OKI, tujuan awalnya kan memerdekakan Palestina. Membantu mensejahterakan umat, memperkuat ukhuwah islamiah (persaudaraan Islam)," terang Desra, Bandung, Selasa (18/12).
"Tapi faktanya yang kita hadapi tantangannya adalah di anggota OKI sendiri tejadi pertentangan yang akibatnya misi OKI untuk membantu memerdekakan Palestina dan menyatukan umat menjadi terkesampingkan," sambungnya.
Seperti diketahui, dua pemain besar di kawasan Timur Tengah yang juga anggota OKI, yakni Iran dan Arab Saudi adalah musuh bebuyutan. Kedua saling melemparkan tudingan sebagai negara pendukung terorisme dan penyebab masalah dikawasan.
Bukan hanya itu, ketegangan antara Qatar dan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) juga semakin membuat situasi di kawasan tidak stabil dan membuat fokus mereka untuk menyelesaikan isu yang menjadi fokus OKI terpecah.
Desra, yang ditemui paska menyampaikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung, mencontohkan kurangnya kesatuan di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang diakibatkan oleh konflik anggotanya, membuat organisasi itu tidak maksimal mengurusi isu-isu utama, seperti Palestina.
"Kalau kita melihat misalnya OKI, tujuan awalnya kan memerdekakan Palestina. Membantu mensejahterakan umat, memperkuat ukhuwah islamiah (persaudaraan Islam)," terang Desra, Bandung, Selasa (18/12).
"Tapi faktanya yang kita hadapi tantangannya adalah di anggota OKI sendiri tejadi pertentangan yang akibatnya misi OKI untuk membantu memerdekakan Palestina dan menyatukan umat menjadi terkesampingkan," sambungnya.
Seperti diketahui, dua pemain besar di kawasan Timur Tengah yang juga anggota OKI, yakni Iran dan Arab Saudi adalah musuh bebuyutan. Kedua saling melemparkan tudingan sebagai negara pendukung terorisme dan penyebab masalah dikawasan.
Bukan hanya itu, ketegangan antara Qatar dan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) juga semakin membuat situasi di kawasan tidak stabil dan membuat fokus mereka untuk menyelesaikan isu yang menjadi fokus OKI terpecah.
(ian)