Korut Peringati Tujuh Tahun Meninggalnya Kim Jong-il
A
A
A
SEOUL - Rakya Korea Utara (Korut) memperingati meninggalnya eks pemimpin negara itu, Kim Jong-il, tujuh tahun lalu dengan mengunjungi patus dan mengucapkan sumpah setia kepada putranya, Kim Jong-un.
Seiring salju yang turun pada Minggu (16/12/2018), arus warga Korut yang meletakkan karangan bunga dan memberi penghormatan dapat dilihat di Masu Hill di pusat kota Pyongyang, lokasi patung perunggu besar dari "Pemimpin Yang Terhormat" dan pendiri Korut Kim Il Sung.
Dikutip dari ABC News, pemandangan peringatan ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga Senin di selueuh negeri.
Meskipun berfokus pada ingatan ayahnya, ulang tahun itu juga menandai kebangkitan Kim Jong-un ke tampuk kekuasaan.
Meninggalnya Kim Jong-il pada 17 Desember 2011, mendorong Kim Jong-un menjadi berkuasa ketika dia masih berusia akhir 20-an dan sosok yang tidak diketahui di luar Korut.
Meskipun diprediksi dia akan gagal melaksanakan tugasnya, Jong-un berhasil mementahkan prediksi itu. Ia sukses mengkonsolidasikan kekuatan, meningkatkan ekonomi negara itu dalam menghadapi sanksi internasional yang intens dan mencapai tujuan yang hanya bisa diimpikan oleh ayah dan kakeknya. Dia adalah pemimpin Korut pertama yang memiliki gudang senjata nuklir dan rudal jarak jauh yang mampu mencapai Amerika Serikat.
Ketika Korut memperingati kematian Kim Jong-il, media negara itu tidak membahas tentang isu-isu yang menyita perhatian di dunia luar, termasuk soal spekulasi di Korea Selatan (Korsel) bahwa Kim Jong-un akan mengunjungi Seoul pada akhir tahun, atau bagaimana Jong-un menghadapi rasa frustasi Washington yang semakin meningkat atas lambatnya perundingan denuklirisasi antara kedua negara.
Kantor berita nasional Korut, KCNA, malah memberitakan tentang peringatan meninggalnya Kim Jong-il di Libya, Rusia, dan Serbia.
Meski begitu, peringatan itu diawasi dengan ketat untuk setiap perubahan atau petunjuk tentang apa yang mungkin direncanakan oleh pimpinan negara tertutup itu dalam beberapa bulan ke depan.
Dengan basis kekuatan yang tampaknya lebih solid dari sebelumnya dan usaha terakhirnya untuk membangun dirinya di panggung dunia melalui pertemuan puncak dengan Presiden Donald Trump dan yang lainnya, para pengamat Korut telah melihat tanda-tanda pengkultusan terhadap Jong-un sedang didengungkan.
Hampir semua rumah dan kantor publik di Korut menampilkan potret Jong-un, yang juga diabadikan dalam patung-patung, mosaik, dan tugu peringatan yang tak terhitung jumlahnya di seluruh negeri. Orang dewasa Korut memakai pin di atas hati mereka dengan potret Kim Il-sung atau Kim Jong-il, atau keduanya.
Peringatan tahun ini sejauh ini tidak menawarkan perbedaan yang besar dari preseden masa lalu.
Korut belum bisa keluar dari pin Kim Jong-un atau untuk memerintahkan fotonya bergabung dengan mantan pemimpin lainnya di setiap dinding, meskipun Jong-un dan istrinya, Ri Sol-ju, telah mendapatkan gelar Ketua dan Ibu Negara yang dihormati.
Sebuah potret khusus dari diktator muda itu baru-baru ini diresmikan pada sebuah upacara untuk menyambut kunjungan presiden Kuba, tetapi tidak ada yang muncul di depan umum sejak itu. Dan tidak seperti ayah dan kakeknya, ulang tahun Jong-un yang jatuh pada 8 Januari belum dinyatakan sebagai hari libur nasional atau bahkan ditandai di sebagian besar kalender.
Namun, tidak ada yang harus dianggap sebagai tanda kelemahan. Itu sebenarnya bisa menunjukkan kekuatan.
Jong-un pada umumnya diberikan perlakuan hormat yang sama oleh media pemerintah dan untuk mempertahankan langkah penuh hormat di belakang para pendahulunya, ia dikreditkan dengan menunjukkan kerendahan hati dan keyakinan.
Seiring salju yang turun pada Minggu (16/12/2018), arus warga Korut yang meletakkan karangan bunga dan memberi penghormatan dapat dilihat di Masu Hill di pusat kota Pyongyang, lokasi patung perunggu besar dari "Pemimpin Yang Terhormat" dan pendiri Korut Kim Il Sung.
Dikutip dari ABC News, pemandangan peringatan ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga Senin di selueuh negeri.
Meskipun berfokus pada ingatan ayahnya, ulang tahun itu juga menandai kebangkitan Kim Jong-un ke tampuk kekuasaan.
Meninggalnya Kim Jong-il pada 17 Desember 2011, mendorong Kim Jong-un menjadi berkuasa ketika dia masih berusia akhir 20-an dan sosok yang tidak diketahui di luar Korut.
Meskipun diprediksi dia akan gagal melaksanakan tugasnya, Jong-un berhasil mementahkan prediksi itu. Ia sukses mengkonsolidasikan kekuatan, meningkatkan ekonomi negara itu dalam menghadapi sanksi internasional yang intens dan mencapai tujuan yang hanya bisa diimpikan oleh ayah dan kakeknya. Dia adalah pemimpin Korut pertama yang memiliki gudang senjata nuklir dan rudal jarak jauh yang mampu mencapai Amerika Serikat.
Ketika Korut memperingati kematian Kim Jong-il, media negara itu tidak membahas tentang isu-isu yang menyita perhatian di dunia luar, termasuk soal spekulasi di Korea Selatan (Korsel) bahwa Kim Jong-un akan mengunjungi Seoul pada akhir tahun, atau bagaimana Jong-un menghadapi rasa frustasi Washington yang semakin meningkat atas lambatnya perundingan denuklirisasi antara kedua negara.
Kantor berita nasional Korut, KCNA, malah memberitakan tentang peringatan meninggalnya Kim Jong-il di Libya, Rusia, dan Serbia.
Meski begitu, peringatan itu diawasi dengan ketat untuk setiap perubahan atau petunjuk tentang apa yang mungkin direncanakan oleh pimpinan negara tertutup itu dalam beberapa bulan ke depan.
Dengan basis kekuatan yang tampaknya lebih solid dari sebelumnya dan usaha terakhirnya untuk membangun dirinya di panggung dunia melalui pertemuan puncak dengan Presiden Donald Trump dan yang lainnya, para pengamat Korut telah melihat tanda-tanda pengkultusan terhadap Jong-un sedang didengungkan.
Hampir semua rumah dan kantor publik di Korut menampilkan potret Jong-un, yang juga diabadikan dalam patung-patung, mosaik, dan tugu peringatan yang tak terhitung jumlahnya di seluruh negeri. Orang dewasa Korut memakai pin di atas hati mereka dengan potret Kim Il-sung atau Kim Jong-il, atau keduanya.
Peringatan tahun ini sejauh ini tidak menawarkan perbedaan yang besar dari preseden masa lalu.
Korut belum bisa keluar dari pin Kim Jong-un atau untuk memerintahkan fotonya bergabung dengan mantan pemimpin lainnya di setiap dinding, meskipun Jong-un dan istrinya, Ri Sol-ju, telah mendapatkan gelar Ketua dan Ibu Negara yang dihormati.
Sebuah potret khusus dari diktator muda itu baru-baru ini diresmikan pada sebuah upacara untuk menyambut kunjungan presiden Kuba, tetapi tidak ada yang muncul di depan umum sejak itu. Dan tidak seperti ayah dan kakeknya, ulang tahun Jong-un yang jatuh pada 8 Januari belum dinyatakan sebagai hari libur nasional atau bahkan ditandai di sebagian besar kalender.
Namun, tidak ada yang harus dianggap sebagai tanda kelemahan. Itu sebenarnya bisa menunjukkan kekuatan.
Jong-un pada umumnya diberikan perlakuan hormat yang sama oleh media pemerintah dan untuk mempertahankan langkah penuh hormat di belakang para pendahulunya, ia dikreditkan dengan menunjukkan kerendahan hati dan keyakinan.
(ian)