Lima Marinir AS yang Hilang Akibat Tabrakan Pesawat Dinyatakan Tewas

Selasa, 11 Desember 2018 - 16:20 WIB
Lima Marinir AS yang...
Lima Marinir AS yang Hilang Akibat Tabrakan Pesawat Dinyatakan Tewas
A A A
WASHINGTON - Lima anggota Marinir Amerika Serikat (AS) yang hilang setelah tabrakan pesawat di udara di lepas pantai Jepang dinyatakan tewas. Militer AS menghentikan pencarian para korban pada Selasa (11/12/2018) menurut pernyataan Ekspedisi Angkatan Laut AS.

Baca: Dua Pesawat Militer AS Jatuh di Jepang, 6 Tentara Hilang

"Korps Marinir telah mengumumkan lima korban Marinir yang tersisa yang terlibat dalam kecelakaan penerbangan F/A-18 dan KC-130 tewas," kata Korps Marinir dalam sebuah pernyataan.

"Perubahan status datang pada akhir operasi pencarian dan penyelamatan," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari CNN.

Identitas anggota Marinir tersebut belum dirilis, tetapi Korps Marinir AS mengatakan keluarga terdekat mereka telah diberitahu.

"Setiap upaya yang mungkin dilakukan untuk menemukan kru kami, dan saya berharap keluarga Amerika yang peduli dengan orang lain akan menghibur mereka dalam upaya luar biasa yang dilakukan oleh pasukan AS, Jepang, dan Australia selama pencarian," kata komandan Pasukan Ekspedisi Laut III, Letjen Marinir Eric Smith, dalam pernyataannya.

Angkatan Bersenjata AS-Jepang dalam sebuah pernyataan mengatakan pasukan AS, Jepang, dan Australia melakukan operasi pencarian udara dan maritim lebih dari 800 jam, mencakup lebih dari 35.000 mil persegi lautan.

Kelima Marinir itu berada di antara tujuh awak di dua pesawat KC-130 dan F/A-18. Keduanya bertabrakan pada Kamis pekan lalu sekitar 320 kilometer di lepas pantai Jepang. Pesawat-pesawat itu diluncurkan dari Pangkalan Udara Korps Marinir Iwakuni, kata Korps Marinir dalam sebuah pernyataan.

"Jumlah korban tewas dari kecelakaan sekarang mencapai enam. Dua Marinir berhasil diselamatkan setelah kecelakaan itu. Salah satunya, Kapten Jahmar F. Resilard (28) yang kemudian meninggal," kata Korps Marinir AS.

Korps Marinir AS awalnya mengatakan kecelakaan itu terjadi selama pengisian bahan bakar udara yang merupakan bagian dari pelatihan rutin, tetapi pada hari Selasa mengatakan belum dapat dikonfirmasi bahwa pengisian bahan bakar sedang berlangsung ketika tabrakan terjadi. Misi utama KC-130 adalah pengisian bahan bakar di udara.

Hinga saat ini penyebab kecelakaan itu sedang diselidiki.

Kedua pesawat itu adalah milik Korps Marinir AS, yang ditugaskan ke 1st Marine Aircraft Wing, III Marine Expeditionary Force.

Sementara penyebab kecelakaan sedang diselidiki, insiden itu terjadi setahun setelah serentetan insiden - kebanyakan melibatkan kapal yang ditugaskan ke Armada ke-7 AS - yang termasuk kematian 17 pelaut.

Pada Agustus 2017, Wakil Laksamana Joseph Aucoin dicopot dari tugasnya sebagai komandan Armada ke-7 setelah tabrakan mematikan antara kapal perusak USS John S. McCain dan sebuah kapal dagang dari Singapura yang menewaskan 10 pelaut AS.

Pada bulan Juni tahun yang sama, kapal perusak bersenjata rudal USS Fitzgerald, juga dari Armada ke-7, bertabrakan dengan sebuah kapal kargo dari Jepang, menewaskan tujuh pelaut AS.

Dua tabrakan fatal itu sejatinya dapat dihindari dan banyak kegagalan terjadi pada bagian kepemimpinan, sebuah laporan Angkatan Laut berakhir November tahun lalu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0771 seconds (0.1#10.140)