Ukraina Jajal Rudal Jelajah Neptun dan Sistem Rudal S-125
A
A
A
KIEV - Produsen pertahanan Ukraina menguji coba rudal jelajah anti-kapal Neptun terbaru dan sistem rudal S-125 yang dimodernisasi. Senjata-senjata Kiev itu diuji coba di Odesa Oblast pada Rabu kemarin.
Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Olexandr Turchynov, mengklaim tes sistem pertahanan rudal serta rudal jelajah anti-kapal berlangsung sukses. Tes senjata ini berlangsung di saat ketegangan antara Ukraina dan Rusia sedang memanas usai bentrok kapal militer kedua negara di Selat Kerch pekan lalu.
"Tugas yang ditetapkan hari ini untuk rudal jelajah adalah untuk menunjukkan jangkauan efektif mereka dan kedekatan mereka dalam melibatkan target di atas air," katanya, saat briefing pers setelah uji coba.
Menurutnya, misil Neptun (atau Neptune) berhasil menghancurkan target pada jarak 280 kilometer.
Meskipun kualifikasinya sebagai sistem pertahanan udara, S-125 juga terlibat melawan target permukaan di Laut Hitam.
"S-125 yang dimodernisasi telah membuktikan keefektifannya," kata Turchynov, yang dikutip dari Kyiv Post, Kamis (6/12/2018).
"Ada 8 peluncuran, di mana 8 target di atas air dihantam. Ini adalah hasil yang sangat baik yang menunjukkan bahwa kompleks (senjata) modern ini mampu memastikan perlindungan yang kuat dari agresi baik dari udara dan laut, dan bahwa mereka akan sangat memperkuat pertahanan pesisir garis pantai (Laut) Hitam dan Azov," paparnya.
UkrOboronProm, produsen misil Neptun mengatakan senjata tersebut adalah rudal jelajah subsonik yang berbasis pada proyek Kh-35. Kh-35 adalah rudal anti-kapal yang dirancang Soviet yang belum selesai, yang kemudian digunakan di Rusia pada tahun 2003.
Neptun, dirancang oleh biro Luch dan diproduksi oleh Artem Plant di Kyiv, dilaporkan mampu menenggelamkan kapal perang dengan bobot hingga 5.000 ton, yang akan mencakup semua kapal permukaan Rusia dan fregat yang saat ini beroperasi.
Rudal itu melakukan penerbangan perdananya pada akhir Maret 2016, dan peluncuran uji coba lainnya yang sukses pada akhir Januari 2018.
Sedangkan Sistem S-125 buatan Soviet yang dioperasikan sejak awal 1960-an secara luas dikenal karena memastikan perlindungan yang sangat mobile terhadap target udara bergerak pada kecepatan hingga 1.500 kilometer per jam. Misil dari sistem pertahanan ini mampu menghantam target dalam jarak hingga 12 kilometer, dan pada ketinggian antara 100 hingga 5.000 meter.
Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Olexandr Turchynov, mengklaim tes sistem pertahanan rudal serta rudal jelajah anti-kapal berlangsung sukses. Tes senjata ini berlangsung di saat ketegangan antara Ukraina dan Rusia sedang memanas usai bentrok kapal militer kedua negara di Selat Kerch pekan lalu.
"Tugas yang ditetapkan hari ini untuk rudal jelajah adalah untuk menunjukkan jangkauan efektif mereka dan kedekatan mereka dalam melibatkan target di atas air," katanya, saat briefing pers setelah uji coba.
Menurutnya, misil Neptun (atau Neptune) berhasil menghancurkan target pada jarak 280 kilometer.
Meskipun kualifikasinya sebagai sistem pertahanan udara, S-125 juga terlibat melawan target permukaan di Laut Hitam.
"S-125 yang dimodernisasi telah membuktikan keefektifannya," kata Turchynov, yang dikutip dari Kyiv Post, Kamis (6/12/2018).
"Ada 8 peluncuran, di mana 8 target di atas air dihantam. Ini adalah hasil yang sangat baik yang menunjukkan bahwa kompleks (senjata) modern ini mampu memastikan perlindungan yang kuat dari agresi baik dari udara dan laut, dan bahwa mereka akan sangat memperkuat pertahanan pesisir garis pantai (Laut) Hitam dan Azov," paparnya.
UkrOboronProm, produsen misil Neptun mengatakan senjata tersebut adalah rudal jelajah subsonik yang berbasis pada proyek Kh-35. Kh-35 adalah rudal anti-kapal yang dirancang Soviet yang belum selesai, yang kemudian digunakan di Rusia pada tahun 2003.
Neptun, dirancang oleh biro Luch dan diproduksi oleh Artem Plant di Kyiv, dilaporkan mampu menenggelamkan kapal perang dengan bobot hingga 5.000 ton, yang akan mencakup semua kapal permukaan Rusia dan fregat yang saat ini beroperasi.
Rudal itu melakukan penerbangan perdananya pada akhir Maret 2016, dan peluncuran uji coba lainnya yang sukses pada akhir Januari 2018.
Sedangkan Sistem S-125 buatan Soviet yang dioperasikan sejak awal 1960-an secara luas dikenal karena memastikan perlindungan yang sangat mobile terhadap target udara bergerak pada kecepatan hingga 1.500 kilometer per jam. Misil dari sistem pertahanan ini mampu menghantam target dalam jarak hingga 12 kilometer, dan pada ketinggian antara 100 hingga 5.000 meter.
(mas)