Tembakan Gas Air Mata AS Usir Rombongan Migran di Perbatasan Meksiko

Senin, 26 November 2018 - 08:59 WIB
Tembakan Gas Air Mata...
Tembakan Gas Air Mata AS Usir Rombongan Migran di Perbatasan Meksiko
A A A
WASHINGTON - Pasukan Patroli Perbatasan Amerika Serikat (AS) menembakkan gas air mata terhadap rombongan migran yang mencoba masuk ke negara itu melalui perbatasan Meksiko pada hari Minggu waktu setempat. Langkah itu sebagai upaya untuk mengusir kelompok pendatang dari Amerika Latin.

Otoritas Amerika Serikat sebelumnya menangguhkan semua lalu lintas di pelabuhan San Ysidro di AS yang terhubung dengan Meksiko.

Tembakan gas air mata diletuskan ketika sekelompok besar migran yang berkumpul untuk protes mulai memanjat pagar dan memecahkan lubang di dinding perbatasan untuk mencapai tanah AS.

Setelah satu kelompok migran berusaha masuk melalui celah di pagar perbatasan, pasukan Patroli Perbatasan mendorong mereka kembali ke wilayah Meksiko. Tembakan gas air mata itu membuat kelompok pencari suaka itu batuk-batuk dan menjauh dari perbatasan. Mereka menanggapi dengan melempar batu dan senjata lainnya.

"Kami bukan kriminal! Kami adalah pekerja keras," teriak para migran yang memprotes tindakan pasukan perbatasan Amerika Serikat.

Otoritas Meksiko mengklaim sudah berusahan menghentikan kelompok pendatang yang sebagian besar membawa bendera Honduras itu mendekati perbatasan AS dan memberi tahu mereka untuk menunggu izin. Namun, mereka frustrasi setelah izin tak kunjung diberikan.

Otoritas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengonfirmasi insiden itu melalui Twitter.

"Agen Patroli Perbatasan mengerahkan gas air mata untuk mengusir kelompok itu karena berisiko terhadap keamanan agen," bunyi pernyataan otoritas tersebut, seperti dikutip Reuters, Senin (26/11/2018).

Seorang saksi mata mengatakan sebagian migran yang demo ditangkap pihak berwenang Meksiko dan AS. Seorang wanita muda jatuh ke tanah tanpa sadar, dan dua bayi menangis karena terkena gas air mata.

"Mereka ingin kami menunggu di Meksiko, tetapi saya merasa putus asa. Gadis kecil saya sakit dan saya bahkan tidak punya uang untuk membeli susu," kata Joseph Garcia, 32, dari Honduras. "Saya tidak tahan lagi."

Presiden Donald Trump telah mengerahkan pasukan militer ke perbatasan untuk mendukung pasukan Patroli Perbatasan dan mengancam akan menutup seluruh perbatasan selatan Amerika Serikat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5730 seconds (0.1#10.140)