Pemerintah Australia Perkuat Pengaruh di Kawasan Pasifik
A
A
A
SYDNEY - Australia mengucurkan dana miliaran dolar untuk melawan peningkatan pengaruh China di kawasan Pasifik. Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison menyatakan Pasifik sebagai wilayahnya dan menawarkan dana hingga USD2,18 miliar dalam bentuk hibah dan pinjaman murah untuk infrastruktur.
“Ini wilayah kami, ini bagian kami di dunia,” papar Morrison, dikutip kantor berita Reuters. Saat berbicara di Queensland, Morrison menyatakan Australia akan berinvestasi dalam proyek telekomunikasi, energi, transportasi, dan air di kawasan.
Dia juga menegaskan, Australia akan memperluas kehadiran diplomatik di Pasifik, menempatkan staf di Palau, Kepulauan Marshall, French Polynesia, Niue, dan Kepulauan Cook.
Australia juga berencana memperkuat hubungan pertahanan dan keamanan dengan kepulauan Pasifik melalui sejumlah latihan gabungan. Morrison tidak menyebut China dalam pidatonya, tapi para pengamat menyatakan jelas pernyataan itu diarahkan pada meluasnya pengaruh Beijing.
“Australia bereaksi pada apa yang sedang dilakukan China. Australia memerlukan lebih banyak alat untuk terhubung dengan Pasifik,” kata Jonathan Pry ke, pakar kebijakan luar negeri kepulauan Pasifik dari Lowy Institute yang merupakan lembaga analis Australia. China telah mengucurkan hibah dan utang senilai USD1,3 miliar sejak 2011 untuk menjadi donor terbesar kedua di Pasifik setelah Australia.
Langkah Beijing ini membuat khawatir Barat karena negara-negara kecil itu dapat terlilit utang pada China. Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg menyatakan, pihaknya akan menentang pembelian APA Group senilai 13 miliar dolar Australia oleh CK Group asal Hong Kong.
APA Group merupakan perusahaan jaringan pipa gas terbesar Australia. Menurut Frydenberg, pembelian APA Group itu bertentangan dengan kepentingan nasional Australia. Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) sekaligus Penasihat Negara China Wang Yi menyatakan, Beijing dan Canberra harus bekerja sama di Pasifik Selatan dan tidak bersikap seperti pesaing strategis.
Pernyataan Wang itu diungkapkan saat konferensi pers bersama Menlu Australia Marise Payne di Beijing kemarin. Pertemuan Wang dan Payne itu dilakukan sebagai langkah menyusun kembali hubungan bilateral kedua negara setelah mengalami sejumlah ketegangan.
Wang menjelaskan, dia sepakat dengan Payne bahwa dua negara dapat menggabungkan kekuatannya dan melakukan kerja sama tiga pihak dengan negara-negara pulau Pasifik.
“Kita bukan pesaing dan kita mutlak dapat menjadi mitra kerja sama,” ujar Wang yang menyebut pertemuannya dengan Payne sangat penting setelah hubungan yang penuh konflik. Payne menyatakan diskusinya dengan Wang sangat bernilai dan terbuka.
“Kami secara realistis mengakui hari ini bahwa dalam hubungan sedinamik kami, akan ada dari waktu ke waktu perbedaan,” papar Payne. “Namun yang penting tentang itu ialah bagaimana kita mengelolanya dan kita fokus mengelola itu dengan saling menghormati, melihat berbagai peluang kerja sama di kedua negara kita,” ujar dia.
Hubungan dua negara memanas tahun lalu saat PM Australia sebelumnya, Malcolm Turnbull, menuduh China ikut campur dalam urusan domestik Australia. Dua negara juga berebut pengaruh di negara-negara pulau Pasifik yang memiliki sumber daya alam melimpah.
Awal bulan ini, PM Australia Scott Morrison menjelaskan negaranya akan membantu Papua Nugini membangun satu pangkalan Angkatan Laut (AL) dan pelatihan kepolisian.
Langkah terbaru Australia ini untuk melindungi kepentingannya di Pasifik menghadapi China yang semakin agresif. Australia selama beberapa dekade menikmati pengaruh tanpa pesaing di Pasifik, tapi China dalam beberapa tahun terakhir mengubah perhatiannya ke kawasan yang memiliki banyak sumber daya alam tersebut.
Papua Nugini menyatakan, tahun ini China tertarik mendanai pembangunan kembali pangkalan AL di Pulau Manus. Tawaran itu menurut sumber diplomatik membuat khawatir Australia dan aliansi Barat.
Morrison menyatakan saat pidato di Sydney bahwa Australia akan mendanai proyek tersebut. “Saya akan secara resmi bergabung inisiatif mengembangkan pangkalan di Pulau Manus,” kata Morrison.
AL Papua Nugini sebagian besar terdiri atas kapal patroli yang kebanyakan berasal dari sumbangan Australia. Selain kapal patroli, Papua Nugini juga memiliki kapal pendaratan.
Morrison dan PM Papua Nugini Peter OíNeill menyatakan, AL Australia akan mengunjungi pangkalan baru itu. Mereka tidak mengungkap biaya untuk proyek tersebut. Australia sebelumnya menggunakan anggaran bantuan untuk mendanai proyek-proyek keamanan serupa di kawasan.
“Ini wilayah kami, ini bagian kami di dunia,” papar Morrison, dikutip kantor berita Reuters. Saat berbicara di Queensland, Morrison menyatakan Australia akan berinvestasi dalam proyek telekomunikasi, energi, transportasi, dan air di kawasan.
Dia juga menegaskan, Australia akan memperluas kehadiran diplomatik di Pasifik, menempatkan staf di Palau, Kepulauan Marshall, French Polynesia, Niue, dan Kepulauan Cook.
Australia juga berencana memperkuat hubungan pertahanan dan keamanan dengan kepulauan Pasifik melalui sejumlah latihan gabungan. Morrison tidak menyebut China dalam pidatonya, tapi para pengamat menyatakan jelas pernyataan itu diarahkan pada meluasnya pengaruh Beijing.
“Australia bereaksi pada apa yang sedang dilakukan China. Australia memerlukan lebih banyak alat untuk terhubung dengan Pasifik,” kata Jonathan Pry ke, pakar kebijakan luar negeri kepulauan Pasifik dari Lowy Institute yang merupakan lembaga analis Australia. China telah mengucurkan hibah dan utang senilai USD1,3 miliar sejak 2011 untuk menjadi donor terbesar kedua di Pasifik setelah Australia.
Langkah Beijing ini membuat khawatir Barat karena negara-negara kecil itu dapat terlilit utang pada China. Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg menyatakan, pihaknya akan menentang pembelian APA Group senilai 13 miliar dolar Australia oleh CK Group asal Hong Kong.
APA Group merupakan perusahaan jaringan pipa gas terbesar Australia. Menurut Frydenberg, pembelian APA Group itu bertentangan dengan kepentingan nasional Australia. Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) sekaligus Penasihat Negara China Wang Yi menyatakan, Beijing dan Canberra harus bekerja sama di Pasifik Selatan dan tidak bersikap seperti pesaing strategis.
Pernyataan Wang itu diungkapkan saat konferensi pers bersama Menlu Australia Marise Payne di Beijing kemarin. Pertemuan Wang dan Payne itu dilakukan sebagai langkah menyusun kembali hubungan bilateral kedua negara setelah mengalami sejumlah ketegangan.
Wang menjelaskan, dia sepakat dengan Payne bahwa dua negara dapat menggabungkan kekuatannya dan melakukan kerja sama tiga pihak dengan negara-negara pulau Pasifik.
“Kita bukan pesaing dan kita mutlak dapat menjadi mitra kerja sama,” ujar Wang yang menyebut pertemuannya dengan Payne sangat penting setelah hubungan yang penuh konflik. Payne menyatakan diskusinya dengan Wang sangat bernilai dan terbuka.
“Kami secara realistis mengakui hari ini bahwa dalam hubungan sedinamik kami, akan ada dari waktu ke waktu perbedaan,” papar Payne. “Namun yang penting tentang itu ialah bagaimana kita mengelolanya dan kita fokus mengelola itu dengan saling menghormati, melihat berbagai peluang kerja sama di kedua negara kita,” ujar dia.
Hubungan dua negara memanas tahun lalu saat PM Australia sebelumnya, Malcolm Turnbull, menuduh China ikut campur dalam urusan domestik Australia. Dua negara juga berebut pengaruh di negara-negara pulau Pasifik yang memiliki sumber daya alam melimpah.
Awal bulan ini, PM Australia Scott Morrison menjelaskan negaranya akan membantu Papua Nugini membangun satu pangkalan Angkatan Laut (AL) dan pelatihan kepolisian.
Langkah terbaru Australia ini untuk melindungi kepentingannya di Pasifik menghadapi China yang semakin agresif. Australia selama beberapa dekade menikmati pengaruh tanpa pesaing di Pasifik, tapi China dalam beberapa tahun terakhir mengubah perhatiannya ke kawasan yang memiliki banyak sumber daya alam tersebut.
Papua Nugini menyatakan, tahun ini China tertarik mendanai pembangunan kembali pangkalan AL di Pulau Manus. Tawaran itu menurut sumber diplomatik membuat khawatir Australia dan aliansi Barat.
Morrison menyatakan saat pidato di Sydney bahwa Australia akan mendanai proyek tersebut. “Saya akan secara resmi bergabung inisiatif mengembangkan pangkalan di Pulau Manus,” kata Morrison.
AL Papua Nugini sebagian besar terdiri atas kapal patroli yang kebanyakan berasal dari sumbangan Australia. Selain kapal patroli, Papua Nugini juga memiliki kapal pendaratan.
Morrison dan PM Papua Nugini Peter OíNeill menyatakan, AL Australia akan mengunjungi pangkalan baru itu. Mereka tidak mengungkap biaya untuk proyek tersebut. Australia sebelumnya menggunakan anggaran bantuan untuk mendanai proyek-proyek keamanan serupa di kawasan.
(don)