Qatar Berharap Krisis Teluk Segera Berakhir
A
A
A
DOHA - Pemimpin Qatar, Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, berharap perselisihan antara negaranya dan Arab Saudi serta aliansi Arab akan berakhir.
Menurut Tamim, konflik itu merusak keamanan regional dengan melemahkan blok Arab Teluk. Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir memutus hubungan transportasi dan perdagangan dengan Qatar sejak Juni 2017. Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme dan Iran.
Doha menyangkal tuduhan itu dan menyatakan boikot itu bertujuan merusak kedaulatannya. ”Sejarah mengajari kita bahwa krisis berlalu, tapi jika mereka menanganinya dengan buruk maka ini meninggalkan jejak yang tertinggal untuk waktu yang lama,” papar Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani saat pidato di Dewan Syura Qatar, dikutip kantor berita Reuters.
Dia menambahkan, ”Sangat disesalkan bahwa berlanjutnya krisis Teluk menunjukkan kegagalan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang melemahkan kemampuannya menghadapi berbagai tantangan dan ancaman serta meminggirkan perannya di kawasan”.
Emir mendorong blok itu mengadopsi mekanisme resolusi konflik. Amerika Serikat (AS) sebagai aliansi enam negara anggota GCC itu melihat konflik tersebut menjadi ancaman menghadapi Iran. AS juga mendorong persatuan negara-negara Teluk. Arab Saudi dan UEA berulang kali menyatakan konflik itu bukan prioritas utama dan menjamin AS bahwa masalah itu tidak akan memengaruhi kerja sama pertahanan.
Riyadh baru-baru ini tampak melunakkan sikap pada Qatar saat Saudi menghadapi krisis politik terburuk dalam puluhan tahun terkait pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Pembunuhan Khashog gi itu memperburuk hubungan Saudi dengan Barat.
Emir Sheikh Tamim menjelaskan, ekonomi Qatar bangk it menjadi lebih kuat akibat isolasi oleh aliansi Saudi. Qatar juga terus mendukung berbagai proyek penting, termasuk persiapan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan mengembangkan industri gas dan minyak untuk mempertahankan posisinya sebagai pengekspor gas alam cair terbesar di dunia.
Doha juga berupaya menarik para investor dan mitra dagang baru saat membangun ekonomi yang tak lagi bergantung pada negara-negara tetangganya. Qatar melonggarkan berbagai batasan kepemilikan asing untuk saham dan properti. Qatar telah mengalami pertumbuhan ekspor 18% tahun lalu dan memangkas belanja hingga 20% dengan kebijakan fiskal konservatif.
Selain menjaga nilai mata uang, Qatar memproyeksikan surplus anggaran akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Sheikh Tamim menjelaskan pada Dewan Syura bahwa Doha akan terus maju dengan rencana diversifikasi ekonomi untuk menjamin keamanan pangan dan air serta terus membangun sektor energi yang sudah kuat.
Menurut Tamim, konflik itu merusak keamanan regional dengan melemahkan blok Arab Teluk. Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir memutus hubungan transportasi dan perdagangan dengan Qatar sejak Juni 2017. Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme dan Iran.
Doha menyangkal tuduhan itu dan menyatakan boikot itu bertujuan merusak kedaulatannya. ”Sejarah mengajari kita bahwa krisis berlalu, tapi jika mereka menanganinya dengan buruk maka ini meninggalkan jejak yang tertinggal untuk waktu yang lama,” papar Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani saat pidato di Dewan Syura Qatar, dikutip kantor berita Reuters.
Dia menambahkan, ”Sangat disesalkan bahwa berlanjutnya krisis Teluk menunjukkan kegagalan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang melemahkan kemampuannya menghadapi berbagai tantangan dan ancaman serta meminggirkan perannya di kawasan”.
Emir mendorong blok itu mengadopsi mekanisme resolusi konflik. Amerika Serikat (AS) sebagai aliansi enam negara anggota GCC itu melihat konflik tersebut menjadi ancaman menghadapi Iran. AS juga mendorong persatuan negara-negara Teluk. Arab Saudi dan UEA berulang kali menyatakan konflik itu bukan prioritas utama dan menjamin AS bahwa masalah itu tidak akan memengaruhi kerja sama pertahanan.
Riyadh baru-baru ini tampak melunakkan sikap pada Qatar saat Saudi menghadapi krisis politik terburuk dalam puluhan tahun terkait pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Pembunuhan Khashog gi itu memperburuk hubungan Saudi dengan Barat.
Emir Sheikh Tamim menjelaskan, ekonomi Qatar bangk it menjadi lebih kuat akibat isolasi oleh aliansi Saudi. Qatar juga terus mendukung berbagai proyek penting, termasuk persiapan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan mengembangkan industri gas dan minyak untuk mempertahankan posisinya sebagai pengekspor gas alam cair terbesar di dunia.
Doha juga berupaya menarik para investor dan mitra dagang baru saat membangun ekonomi yang tak lagi bergantung pada negara-negara tetangganya. Qatar melonggarkan berbagai batasan kepemilikan asing untuk saham dan properti. Qatar telah mengalami pertumbuhan ekspor 18% tahun lalu dan memangkas belanja hingga 20% dengan kebijakan fiskal konservatif.
Selain menjaga nilai mata uang, Qatar memproyeksikan surplus anggaran akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Sheikh Tamim menjelaskan pada Dewan Syura bahwa Doha akan terus maju dengan rencana diversifikasi ekonomi untuk menjamin keamanan pangan dan air serta terus membangun sektor energi yang sudah kuat.
(don)