Putra Sulung Khashoggi Akhirnya Bisa ke Amerika Serikat
A
A
A
NEW YORK - Anak sulung Jamal Khashoggi, Salah Khashoggi, telah meninggalkan Arab Saudi menuju Amerika Serikat (AS) beserta keluarganya.
Salah bisa keluar dari Saudi setelah Riyadh mencabut larangan bepergian terhadap dirinya. Sebelumnya, Salah dicekal dan dilarang keluar negeri. Salah memiliki kewarganegaraan ganda, AS-Arab Saudi.
“Salah dan keluarganya telah meninggalkan Riyadh untuk menuju AS,” kata Direktur Timur Tengah dan Afrika HRW, Sarah Leah Whitson melalui akun Twitter-nya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (26/10). Sebelumnya, Salah dan saudaranya, Sahel, diundang ke Istana Yamama di Riyadh.
Bahkan, mereka sempat berjabat tangan dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Saat itu Raja Salman dan MBS menyampaikan belasungkawa atas kematian ayah mereka, Jamal Khashoggi. Dalam foto dan video yang dirilis kantor berita negara Saudi, SPA , Salah menunjukkan ekspresi sedih saat bersalaman dengan Raja Salman dan MBS.
Seorang teman dari keluarga Khashoggi mengatakan kepada The Associated Press bahwa Salah telah dilarang bepergian dari Saudi sejak ayahnya mulai menulis secara kritis tentang Pangeran MBS di kolom untuk The Washington Post .
Sumber itu berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan. Putra Mahkota MBS telah berada di bawah tekanan internasional karena dicurigai telah memerintahkan pembunuhan atau paling tidak mengetahui operasi penghilangan Khashoggi.
Namun, pihak Kerajaan membantah keterlibatan Pangeran MBS. Karen Attiah, editor opini global di The Washington Post, telah sangat vokal tentang situasi yang dihadapi oleh anak-anak Khashoggi. Khashoggi memiliki empat anak, tiga di antaranya dilaporkan memiliki kewarganegaraan ganda AS.
“Khashoggi memberi tahu saya ketika kami pertama kali bertemu bahwa mantan istrinya ditekan untuk akhirnya menceraikannya karena tulisan-tulisan kritisnya,” tweet Attiah pada 22 Oktober.
Attiah mengaku Khashoggi pernah bercerita kepadanya, yang paling membuatnya sedih adalah fakta bahwa Saudi memberlakukan larangan perjalanan pada anak-anaknya setelah dia mulai menulis untuk The Washington Post. Jamal Khashoggi tewas dibunuh di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, sekitar tiga pekan yang lalu.
Sebelumnya, Direktur CIA Gina Haspel diberikan izin otoritas terkait Turki untuk mendengarkan rekaman audio pembunuhan Khashoggi saat mengunjungi Istanbul pekan ini. Namun, CIA menolak membeberkan isi rekaman itu.
Maklum, pemerintah Turki berharap CIA tidak membagikannya kepada masyarakat secara luas. “Kami hanya membagikan rekaman audio ini kepada mereka yang terlibat penyelidikan dan memerlukan informasi tambahan,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu.
Pemerintah Turki akan membagikan rekaman ini jika kasusnya berada di bawah penyelidikan dan akan disidang di pengadilan internasional. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pembunuhan Khashoggi sebagai tindakan biadab.
Dia mendesak pemerintah Arab Saudi untuk menghukum dalang dan pelaku di balik pembunuhan tersebut. Kasus ini telah memicu kecaman dunia karena dianggap sebagai bentuk pencekalan terhadap kebebasan berpikir.
Sesuai hasil penyelidikan, Kejaksaan Publik Arab Saudi dan Turki menyatakan pembunuhan Khashoggi direncanakan. Khashoggi tewas dibunuh 15 orang dengan berbagai keahlian khusus, mulai assassins hingga forensik. Pangeran MBS berjanji akan mengadili para pelaku seadil-adilnya.
“Kami akan membuktikan kepada dunia Arab Saudi dan Turki akan bekerja sama untuk menghukum semua pelaku kriminal dan pada akhirnya keadilan akan ditegakkan,” ujar MBS. Pada awal pekan ini, Erdogan mengatakan bahwa pelaku memasuki Istanbul melalui jalur udara beberapa hari sebelum Khashoggi di eksekusi.
Ke-15 pelaku itu dibagi dalam tiga kelompok dengan tugas yang berbeda. Sejumlah pelaku sempat ke hutan Belgrad dekat Konsulat Jenderal Arab Saudi untuk melakukan pemetaan.
Namun, pasca pembunuhan, polisi Turki tidak menemukan apa pun yang berkaitan dengan kasus ini di wilayah tersebut. Beberapa dari mereka juga ada yang bertugas menghilangkan jejak, mulai pelumpuhan CCTV dengan melepaskan hard drive hingga menyamar menjadi korban pasca-pembunuhan untuk mengelabui polisi saat melakukan penyelidikan.
Namun, upaya untuk mengaburkan bukti tersebut tidak berjalan sempurna. Seorang lelaki mirip Khashoggi yang meninggalkan Konsulat Jenderal Arab Saudi di dalam rekaman CCTV berhasil diidentifikasi sebagai anggota dari tim pelaku.
Dia menggunakan pakaian dan kacamata korban, ditambah janggut palsu. Ke-15 orang itu sudah ditahan di Arab Saudi, ditambah tiga orang dari Konjen Arab Saudi. Seorang pejabat Arab Saudi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa Khashoggi tewas dibunuh setelah menolak pulang ke Arab Saudi.
Jasadnya dimutilasi ahli forensik sambil mendengarkan musik, lalu dibungkus dan diberikan kepada “mitra” lokal untuk dibuang. Namun, informasi itu tidak dapat diverifikasi. Raja Salman mengeluarkan instruksi untuk melakukan evaluasi, restrukturisasi, dan reformasi Badan Intelijen.
Sejak kasus ini mencuat, pemerintah Arab Saudi memecat pejabat tinggi Badan Intelijen, sekalipun merupakan orang kepercayaan Kerajaan. Salah satunya Wakil Kepala Mayor Jenderal Ahmed Al-Siri.
Kasus pembunuhan Khashoggi juga membayangi seminar Inisiatif Investasi Masa Depan yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, pekan ini. Sedikitnya 40 orang membatalkan penerbangan ke Arab Saudi, mayoritas dari negara Barat. Kendati begitu, seminar tersebut berlangsung mulus dengan berbagai macam kesepakatan.
Seperti dilansir arabnews.com, pada hari pertama saja telah tercipta kontrak senilai USD50 miliar dengan 25 kesepakatan, 12 di antaranya merupakan megaproyek di bidang infrastruktur. Beberapa proyek yang disepakati ialah fase kedua kereta cepat Haramain dan pembangunan Saudi Land Bridge di Laut Merah.
Proyek infrastruktur dalam skala besar itu merupakan bagian kunci dari Visi 2030 Arab Saudi yang ingin melepaskan diri dari kebergantungan minyak dan gas sebagai sumber utama pendapatan. Diversifikasi sosial dan ekonomi ini diharapkan Saudi dapat meningkatkan lapangan pekerjaan bagi generasi muda lokal.
Salah bisa keluar dari Saudi setelah Riyadh mencabut larangan bepergian terhadap dirinya. Sebelumnya, Salah dicekal dan dilarang keluar negeri. Salah memiliki kewarganegaraan ganda, AS-Arab Saudi.
“Salah dan keluarganya telah meninggalkan Riyadh untuk menuju AS,” kata Direktur Timur Tengah dan Afrika HRW, Sarah Leah Whitson melalui akun Twitter-nya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (26/10). Sebelumnya, Salah dan saudaranya, Sahel, diundang ke Istana Yamama di Riyadh.
Bahkan, mereka sempat berjabat tangan dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Saat itu Raja Salman dan MBS menyampaikan belasungkawa atas kematian ayah mereka, Jamal Khashoggi. Dalam foto dan video yang dirilis kantor berita negara Saudi, SPA , Salah menunjukkan ekspresi sedih saat bersalaman dengan Raja Salman dan MBS.
Seorang teman dari keluarga Khashoggi mengatakan kepada The Associated Press bahwa Salah telah dilarang bepergian dari Saudi sejak ayahnya mulai menulis secara kritis tentang Pangeran MBS di kolom untuk The Washington Post .
Sumber itu berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan. Putra Mahkota MBS telah berada di bawah tekanan internasional karena dicurigai telah memerintahkan pembunuhan atau paling tidak mengetahui operasi penghilangan Khashoggi.
Namun, pihak Kerajaan membantah keterlibatan Pangeran MBS. Karen Attiah, editor opini global di The Washington Post, telah sangat vokal tentang situasi yang dihadapi oleh anak-anak Khashoggi. Khashoggi memiliki empat anak, tiga di antaranya dilaporkan memiliki kewarganegaraan ganda AS.
“Khashoggi memberi tahu saya ketika kami pertama kali bertemu bahwa mantan istrinya ditekan untuk akhirnya menceraikannya karena tulisan-tulisan kritisnya,” tweet Attiah pada 22 Oktober.
Attiah mengaku Khashoggi pernah bercerita kepadanya, yang paling membuatnya sedih adalah fakta bahwa Saudi memberlakukan larangan perjalanan pada anak-anaknya setelah dia mulai menulis untuk The Washington Post. Jamal Khashoggi tewas dibunuh di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, sekitar tiga pekan yang lalu.
Sebelumnya, Direktur CIA Gina Haspel diberikan izin otoritas terkait Turki untuk mendengarkan rekaman audio pembunuhan Khashoggi saat mengunjungi Istanbul pekan ini. Namun, CIA menolak membeberkan isi rekaman itu.
Maklum, pemerintah Turki berharap CIA tidak membagikannya kepada masyarakat secara luas. “Kami hanya membagikan rekaman audio ini kepada mereka yang terlibat penyelidikan dan memerlukan informasi tambahan,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu.
Pemerintah Turki akan membagikan rekaman ini jika kasusnya berada di bawah penyelidikan dan akan disidang di pengadilan internasional. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pembunuhan Khashoggi sebagai tindakan biadab.
Dia mendesak pemerintah Arab Saudi untuk menghukum dalang dan pelaku di balik pembunuhan tersebut. Kasus ini telah memicu kecaman dunia karena dianggap sebagai bentuk pencekalan terhadap kebebasan berpikir.
Sesuai hasil penyelidikan, Kejaksaan Publik Arab Saudi dan Turki menyatakan pembunuhan Khashoggi direncanakan. Khashoggi tewas dibunuh 15 orang dengan berbagai keahlian khusus, mulai assassins hingga forensik. Pangeran MBS berjanji akan mengadili para pelaku seadil-adilnya.
“Kami akan membuktikan kepada dunia Arab Saudi dan Turki akan bekerja sama untuk menghukum semua pelaku kriminal dan pada akhirnya keadilan akan ditegakkan,” ujar MBS. Pada awal pekan ini, Erdogan mengatakan bahwa pelaku memasuki Istanbul melalui jalur udara beberapa hari sebelum Khashoggi di eksekusi.
Ke-15 pelaku itu dibagi dalam tiga kelompok dengan tugas yang berbeda. Sejumlah pelaku sempat ke hutan Belgrad dekat Konsulat Jenderal Arab Saudi untuk melakukan pemetaan.
Namun, pasca pembunuhan, polisi Turki tidak menemukan apa pun yang berkaitan dengan kasus ini di wilayah tersebut. Beberapa dari mereka juga ada yang bertugas menghilangkan jejak, mulai pelumpuhan CCTV dengan melepaskan hard drive hingga menyamar menjadi korban pasca-pembunuhan untuk mengelabui polisi saat melakukan penyelidikan.
Namun, upaya untuk mengaburkan bukti tersebut tidak berjalan sempurna. Seorang lelaki mirip Khashoggi yang meninggalkan Konsulat Jenderal Arab Saudi di dalam rekaman CCTV berhasil diidentifikasi sebagai anggota dari tim pelaku.
Dia menggunakan pakaian dan kacamata korban, ditambah janggut palsu. Ke-15 orang itu sudah ditahan di Arab Saudi, ditambah tiga orang dari Konjen Arab Saudi. Seorang pejabat Arab Saudi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa Khashoggi tewas dibunuh setelah menolak pulang ke Arab Saudi.
Jasadnya dimutilasi ahli forensik sambil mendengarkan musik, lalu dibungkus dan diberikan kepada “mitra” lokal untuk dibuang. Namun, informasi itu tidak dapat diverifikasi. Raja Salman mengeluarkan instruksi untuk melakukan evaluasi, restrukturisasi, dan reformasi Badan Intelijen.
Sejak kasus ini mencuat, pemerintah Arab Saudi memecat pejabat tinggi Badan Intelijen, sekalipun merupakan orang kepercayaan Kerajaan. Salah satunya Wakil Kepala Mayor Jenderal Ahmed Al-Siri.
Kasus pembunuhan Khashoggi juga membayangi seminar Inisiatif Investasi Masa Depan yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, pekan ini. Sedikitnya 40 orang membatalkan penerbangan ke Arab Saudi, mayoritas dari negara Barat. Kendati begitu, seminar tersebut berlangsung mulus dengan berbagai macam kesepakatan.
Seperti dilansir arabnews.com, pada hari pertama saja telah tercipta kontrak senilai USD50 miliar dengan 25 kesepakatan, 12 di antaranya merupakan megaproyek di bidang infrastruktur. Beberapa proyek yang disepakati ialah fase kedua kereta cepat Haramain dan pembangunan Saudi Land Bridge di Laut Merah.
Proyek infrastruktur dalam skala besar itu merupakan bagian kunci dari Visi 2030 Arab Saudi yang ingin melepaskan diri dari kebergantungan minyak dan gas sebagai sumber utama pendapatan. Diversifikasi sosial dan ekonomi ini diharapkan Saudi dapat meningkatkan lapangan pekerjaan bagi generasi muda lokal.
(don)