Amerika Serikat dan China Dominasi Orang Kaya Dunia
A
A
A
ZURICH - Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan jumlah jutawan terbanyak di dunia.
Berdasarkan laporan Credit Suisse Research (CSR) berjudul Kekayaan Global 2018, total jutawan di AS mencapai 17.350 orang atau bertambah 878 orang dari setahun sebelumnya. Setelah AS, dominasi orang kaya dunia dimiliki China dengan jumlah 3.480 orang.
Di Indonesia, sebanyak 85% orang dewasa memiliki kekayaan di bawah USD10.000. Secara keseluruhan, orang-orang kaya di Indonesia juga lebih sedikit bila dibandingkan dengan negara lain. Hanya sekitar 0,9% orang dewasa Indonesia yang memiliki kekayaan di atas USD100.000.
Sementara rata-rata di dunia mencapai 9,4%. CSR menyatakan jumlah jutawan di sebuah negara sering dilihat sebagai patokan kesehatan ekonomi dan barometer kesehatan bisnis. Pada tahun ini jumlah miliarder di seluruh dunia mencapai 42,2 juta orang.
Jumlah ini mengalami penambahan sekitar 2,3 juta orang pada bulan terakhir. AS menjadi penambah terbanyak, yakni sebesar 40%. “Jumlah miliarder baru di AS lebih besar daripada jumlah miliarder baru di Prancis, Jerman, Inggris, dan Italia yang masing-masing mencapai lebih dari 200.000 orang,” ungkap CSR dalam laporan mereka yang dirilis tiga hari lalu.
Di China, jumlah miliarder baru juga bertambah, yakni sebanyak 186.000 orang. Peningkatan jumlah jutawan didorong pertumbuhan kekayaan riil, bukan akibat pergerakan nilai tukar mata uang.
Meski begitu tidak semua negara mengalami peningkatan jumlah jutawan. Brasil misalnya menderita penurunan jutawan sebanyak 36.000 orang. Demikian pula Australia sebanyak 32.000 orang, Swedia 20.000 orang, dan Turki 16.000 orang.
AS dan China menjadi pusat jutawan dunia meskipun jutawan Jerman, Prancis, dan Inggris mengalami penambahan kekayaan hampir USD1 triliun. Jumlah jutawan di Jerman, Prancis, dan Inggris masingmasing sebanyak 2.183, 2.147, dan 2.433 orang.
Adapun jutawan di Italia dan Jepang sekitar 1.362 dan 2.809 orang. Secara umum, kekayaan masyarakat global naik dari USD14 triliun menjadi USD317 triliun, USD6 triliun di antaranya berasal dari masyarakat AS.
China dan Eropa juga memberikan kontribusi signifikan. Masyarakat dunia terus menjadi lebih sejahtera daripada setahun sebelumnya, terutama di negaranegara maju. Seperti diprediksi para ahli, dengan pertumbuhan bisnis yang pesat, China telah menjadi negara kedua paling sejahtera di dunia setelah AS.
Masyarakat Negeri Tirai Bambu itu bahkan mengalahkan Jepang. Tapi kekayaan rata-rata bangsa China, yakni USD47.000 per orang dewasa, masih berada di bawah masyarakat Jepang yang sebesar USD227.000.
Hal yang paling mengesankan pada tahun ini ialah tak pernah berhentinya peningkatan kekayaan masyarakat AS. Jumlah kekayaan dan kekayaan per orang dewasa di AS terus tumbuh setiap tahun sejak 2008.
Sekalipun total kekayaan global berkurang pada 2014 dan 2015. AS menjadi negara yang paling stabil. CSR mewanti-wanti kebijakan dagang Presiden AS Donald Trump kemungkinan besar akan mengganggu peningkatan kekayaan di AS.
Saat ini angka kesenjangan kekayaan mengalami penurunan drastis. AS, juga seluruh negara di dunia, berhasil bangkit dari keterpurukan sejak didera krisis finansial pada 2007-2008.
Aset nonfinansial juga tumbuh lebih cepat pada tahun ini dan menyumbangkan lebih dari 75% kekayaan masyarakat China dan Eropa. Namun angka utang masyarakat juga melonjak sekitar 7,1%. Menurut CSR, peningkatan utang terjadi di seluruh kawasan kecuali Afrika dan dua kali lipat lebih tinggi di China.
Indonesia Tergolong Rendah
Sekalipun tidak mengalami pertumbuhan pesat, Indonesia disebut pernah berhasil pulih dari krisis moneter yang melanda Asia pada 1997-1998. Kekayaan per orang dewasa di Tanah Air meningkat hampir empat kali lipat sejak tahun 2000.
Namun pertumbuhan itu sempat terganggu pada krisis keuangan 2008. Memasuki tahun 2009, kekayaan masyarakat Indonesia kembali melonjak tinggi sebelum akhirnya jatuh lagi dan stagnan.
Rata-rata pertumbuhan nilai tukar mata uang rupiah juga hanya sekitar 6%. Kekayaan per orang dewasa Indonesia diestimasi sebesar USD8.920 pada pertengahan 2018 atau 27% berada di atas India.
“Kekayaan pribadi di Indonesia didominasi aset finansial yang naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Aset nonfinansialnya hanya mencapai sekitar 16%. Adapun utangnya diestimasi mencapai USD736 per orang dewasa atau 8% dari total aset. Dari kacamata internasional, angka itu terbilang rendah,” ungkap CSR.
Perempuan
Perjuangan perempuan untuk mendapatkan kesetaraan hak juga membuahkan hasil. Perempuan kini memegang sekitar 40% dari kekayaan global. Estimasi ini lebih tinggi daripada studi sebelumnya.
Hal ini didorong perubahan sistem kemasyarakatan yang memberikan perempuan kesempatan bersekolah dan bekerja. Pembagian kekayaan antara perempuan dan laki-laki di Eropa dan Amerika Utara ialah 40:60% dan 45:55%. Jumlah perempuan dewasa di kedua negara itu hanya 17%, tetapi mewakili 61% dari total kekayaan global perempuan.
Sementara itu di India dan Afrika, pembagian kekayaan perempuan hanya sebesar 20-30%. Dengan demikian jumlah jutawan perempuan juga banyak berada di Eropa dan Amerika Utara. Jerman merupakan negara dengan jumlah jutawan perempuan terbanyak (26%).
Diikuti Swedia (25%), Swiss (23%), Australia, dan India (18,6%). Indonesia, Singapura, dan Taiwan tidak memiliki jutawan perempuan. CSR menyatakan, perempuan lebih banyak menghindari risiko, kurang gigih mencari info, dan tidak percaya diri saat akan melakukan investasi.
Data dari Eropa dan AS menunjukkan perempuan lebih banyak bermain aset nonfinansial daripada finansial. Perempuan juga lebih boros daripada laki-laki. Sementara itu Juli lalu, perusahaan riset Capgemini melaporkan bahwa AS juga memiliki orang terkaya terbanyak di dunia dengan 5.285 individu yang disebut sebagai individu bernilai tinggi.
Jepang dan Jerman di peringkat kedua dan ketiga dengan 3.162 orang dan 1.365 orang kaya, Definisi orang kaya atau individu bernilai tinggi adalah mereka yang memiliki aset USD1 juta atau lebih.
Nilai kekayaan itu merupakan dana yang dapat digunakan untuk investasi dan tidak termasuk tempat tinggal utama dan benda koleksi.
Berdasarkan laporan Credit Suisse Research (CSR) berjudul Kekayaan Global 2018, total jutawan di AS mencapai 17.350 orang atau bertambah 878 orang dari setahun sebelumnya. Setelah AS, dominasi orang kaya dunia dimiliki China dengan jumlah 3.480 orang.
Di Indonesia, sebanyak 85% orang dewasa memiliki kekayaan di bawah USD10.000. Secara keseluruhan, orang-orang kaya di Indonesia juga lebih sedikit bila dibandingkan dengan negara lain. Hanya sekitar 0,9% orang dewasa Indonesia yang memiliki kekayaan di atas USD100.000.
Sementara rata-rata di dunia mencapai 9,4%. CSR menyatakan jumlah jutawan di sebuah negara sering dilihat sebagai patokan kesehatan ekonomi dan barometer kesehatan bisnis. Pada tahun ini jumlah miliarder di seluruh dunia mencapai 42,2 juta orang.
Jumlah ini mengalami penambahan sekitar 2,3 juta orang pada bulan terakhir. AS menjadi penambah terbanyak, yakni sebesar 40%. “Jumlah miliarder baru di AS lebih besar daripada jumlah miliarder baru di Prancis, Jerman, Inggris, dan Italia yang masing-masing mencapai lebih dari 200.000 orang,” ungkap CSR dalam laporan mereka yang dirilis tiga hari lalu.
Di China, jumlah miliarder baru juga bertambah, yakni sebanyak 186.000 orang. Peningkatan jumlah jutawan didorong pertumbuhan kekayaan riil, bukan akibat pergerakan nilai tukar mata uang.
Meski begitu tidak semua negara mengalami peningkatan jumlah jutawan. Brasil misalnya menderita penurunan jutawan sebanyak 36.000 orang. Demikian pula Australia sebanyak 32.000 orang, Swedia 20.000 orang, dan Turki 16.000 orang.
AS dan China menjadi pusat jutawan dunia meskipun jutawan Jerman, Prancis, dan Inggris mengalami penambahan kekayaan hampir USD1 triliun. Jumlah jutawan di Jerman, Prancis, dan Inggris masingmasing sebanyak 2.183, 2.147, dan 2.433 orang.
Adapun jutawan di Italia dan Jepang sekitar 1.362 dan 2.809 orang. Secara umum, kekayaan masyarakat global naik dari USD14 triliun menjadi USD317 triliun, USD6 triliun di antaranya berasal dari masyarakat AS.
China dan Eropa juga memberikan kontribusi signifikan. Masyarakat dunia terus menjadi lebih sejahtera daripada setahun sebelumnya, terutama di negaranegara maju. Seperti diprediksi para ahli, dengan pertumbuhan bisnis yang pesat, China telah menjadi negara kedua paling sejahtera di dunia setelah AS.
Masyarakat Negeri Tirai Bambu itu bahkan mengalahkan Jepang. Tapi kekayaan rata-rata bangsa China, yakni USD47.000 per orang dewasa, masih berada di bawah masyarakat Jepang yang sebesar USD227.000.
Hal yang paling mengesankan pada tahun ini ialah tak pernah berhentinya peningkatan kekayaan masyarakat AS. Jumlah kekayaan dan kekayaan per orang dewasa di AS terus tumbuh setiap tahun sejak 2008.
Sekalipun total kekayaan global berkurang pada 2014 dan 2015. AS menjadi negara yang paling stabil. CSR mewanti-wanti kebijakan dagang Presiden AS Donald Trump kemungkinan besar akan mengganggu peningkatan kekayaan di AS.
Saat ini angka kesenjangan kekayaan mengalami penurunan drastis. AS, juga seluruh negara di dunia, berhasil bangkit dari keterpurukan sejak didera krisis finansial pada 2007-2008.
Aset nonfinansial juga tumbuh lebih cepat pada tahun ini dan menyumbangkan lebih dari 75% kekayaan masyarakat China dan Eropa. Namun angka utang masyarakat juga melonjak sekitar 7,1%. Menurut CSR, peningkatan utang terjadi di seluruh kawasan kecuali Afrika dan dua kali lipat lebih tinggi di China.
Indonesia Tergolong Rendah
Sekalipun tidak mengalami pertumbuhan pesat, Indonesia disebut pernah berhasil pulih dari krisis moneter yang melanda Asia pada 1997-1998. Kekayaan per orang dewasa di Tanah Air meningkat hampir empat kali lipat sejak tahun 2000.
Namun pertumbuhan itu sempat terganggu pada krisis keuangan 2008. Memasuki tahun 2009, kekayaan masyarakat Indonesia kembali melonjak tinggi sebelum akhirnya jatuh lagi dan stagnan.
Rata-rata pertumbuhan nilai tukar mata uang rupiah juga hanya sekitar 6%. Kekayaan per orang dewasa Indonesia diestimasi sebesar USD8.920 pada pertengahan 2018 atau 27% berada di atas India.
“Kekayaan pribadi di Indonesia didominasi aset finansial yang naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Aset nonfinansialnya hanya mencapai sekitar 16%. Adapun utangnya diestimasi mencapai USD736 per orang dewasa atau 8% dari total aset. Dari kacamata internasional, angka itu terbilang rendah,” ungkap CSR.
Perempuan
Perjuangan perempuan untuk mendapatkan kesetaraan hak juga membuahkan hasil. Perempuan kini memegang sekitar 40% dari kekayaan global. Estimasi ini lebih tinggi daripada studi sebelumnya.
Hal ini didorong perubahan sistem kemasyarakatan yang memberikan perempuan kesempatan bersekolah dan bekerja. Pembagian kekayaan antara perempuan dan laki-laki di Eropa dan Amerika Utara ialah 40:60% dan 45:55%. Jumlah perempuan dewasa di kedua negara itu hanya 17%, tetapi mewakili 61% dari total kekayaan global perempuan.
Sementara itu di India dan Afrika, pembagian kekayaan perempuan hanya sebesar 20-30%. Dengan demikian jumlah jutawan perempuan juga banyak berada di Eropa dan Amerika Utara. Jerman merupakan negara dengan jumlah jutawan perempuan terbanyak (26%).
Diikuti Swedia (25%), Swiss (23%), Australia, dan India (18,6%). Indonesia, Singapura, dan Taiwan tidak memiliki jutawan perempuan. CSR menyatakan, perempuan lebih banyak menghindari risiko, kurang gigih mencari info, dan tidak percaya diri saat akan melakukan investasi.
Data dari Eropa dan AS menunjukkan perempuan lebih banyak bermain aset nonfinansial daripada finansial. Perempuan juga lebih boros daripada laki-laki. Sementara itu Juli lalu, perusahaan riset Capgemini melaporkan bahwa AS juga memiliki orang terkaya terbanyak di dunia dengan 5.285 individu yang disebut sebagai individu bernilai tinggi.
Jepang dan Jerman di peringkat kedua dan ketiga dengan 3.162 orang dan 1.365 orang kaya, Definisi orang kaya atau individu bernilai tinggi adalah mereka yang memiliki aset USD1 juta atau lebih.
Nilai kekayaan itu merupakan dana yang dapat digunakan untuk investasi dan tidak termasuk tempat tinggal utama dan benda koleksi.
(don)