Abe Tolak Proposal Perjanjian Perdamaian Rusia-Jepang
A
A
A
MOSKOW - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan Tokyo tidak dapat menandatangani perjanjian damai dengan Rusia tanpa prasyarat pada masalah teritorial. Hal itu dikatakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Perdana Menteri Abe mengatakan bahwa pendekatan ini tidak dapat diterima Jepang hari ini dan bahwa kita harus terlebih dahulu mencapai keputusan yang berprinsip pada isu-isu teritorial dan kemudian berbicara tentang perjanjian damai," katanya selama sesi tanya jawab pada pertemuan Klub Diskusi Valdai Internasional.
Bulan lalu, Putin mengusulkan Abe menandatangani perjanjian itu dan menyelesaikan peliputan teritorial setelahnya.
"Ini tidak berarti bahwa kami akan berhenti menyelesaikannya atau kami akan melemparkannya ke dalam tumpukan sejarah seolah-olah tidak ada yang terjadi," ujar Putin seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (19/10/2018).
Rusia dan Jepang belum menandatangani perjanjian perdamaian pasca Perang Dunia II karena klaim keduanya atas empat pulau di Pasifik, yang disebut Kuril Selatan di Rusia dan Wilayah Utara di Jepang.
Putin mengatakan bahwa Rusia berusaha menciptakan kondisi untuk membangun kepercayaan dalam hubungannya dengan Jepang guna menandatangani perjanjian damai.
"Kami siap untuk melanjutkan kegiatan ekonomi bersama di pulau-pulau ini. Ini sedang dilaksanakan agak sederhana. Itulah masalahnya. Tapi kami siap untuk bekerja lebih jauh," tukasnya.
Pada bulan September 2017, Putin dan Abe setuju untuk melakukan kegiatan ekonomi bersama di pulau-pulau yang kontroversial dan memprioritaskan proyek-proyek dalam budidaya air, listrik, fasilitas rumah kaca, pembuangan sampah dan pariwisata.
"Perdana Menteri Abe mengatakan bahwa pendekatan ini tidak dapat diterima Jepang hari ini dan bahwa kita harus terlebih dahulu mencapai keputusan yang berprinsip pada isu-isu teritorial dan kemudian berbicara tentang perjanjian damai," katanya selama sesi tanya jawab pada pertemuan Klub Diskusi Valdai Internasional.
Bulan lalu, Putin mengusulkan Abe menandatangani perjanjian itu dan menyelesaikan peliputan teritorial setelahnya.
"Ini tidak berarti bahwa kami akan berhenti menyelesaikannya atau kami akan melemparkannya ke dalam tumpukan sejarah seolah-olah tidak ada yang terjadi," ujar Putin seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (19/10/2018).
Rusia dan Jepang belum menandatangani perjanjian perdamaian pasca Perang Dunia II karena klaim keduanya atas empat pulau di Pasifik, yang disebut Kuril Selatan di Rusia dan Wilayah Utara di Jepang.
Putin mengatakan bahwa Rusia berusaha menciptakan kondisi untuk membangun kepercayaan dalam hubungannya dengan Jepang guna menandatangani perjanjian damai.
"Kami siap untuk melanjutkan kegiatan ekonomi bersama di pulau-pulau ini. Ini sedang dilaksanakan agak sederhana. Itulah masalahnya. Tapi kami siap untuk bekerja lebih jauh," tukasnya.
Pada bulan September 2017, Putin dan Abe setuju untuk melakukan kegiatan ekonomi bersama di pulau-pulau yang kontroversial dan memprioritaskan proyek-proyek dalam budidaya air, listrik, fasilitas rumah kaca, pembuangan sampah dan pariwisata.
(ian)