Paul Gardner Allen Meninggalkan Legasi Inspiratif

Rabu, 17 Oktober 2018 - 13:15 WIB
Paul Gardner Allen Meninggalkan Legasi Inspiratif
Paul Gardner Allen Meninggalkan Legasi Inspiratif
A A A
SEATTLE - Awan mendung menggelayut di langit Seattle, Amerika Serikat (AS), kemarin. Salah satu pendiri Microsoft Paul Gardner Allen yang membantu mentransformasi Seattle menjadi destinasi budaya meninggal dunia dalam usia 65 tahun.

Komplikasi kanker limfoma non-Hodgkin memang merenggut nyawanya, tapi legasi Idea Man-sebutan Allen, akan tetap abadi. Kanker limfoma non-Hodgkin membuat laju Allen terhambat. Dia mundur dari Microsoft pada 1982. Dia dengan gigih memerangi penyakitnya, namun beberapa kali pula kanker non-Hodgkin kembali hingga menimbulkan komplikasi.

Di tengah gerogotan kanker, salah satu fokus Allen adalah turut mengembangkan Seattle lewat beragam aksi filantropi. Allen merupakan salah satu otak di balik kesuksesan Microsoft. Dia merupakan rekan Bill Gates dalam pengembangan teknologi komputer terbaru yang kini banyak digunakan para pebisnis dan konsumen.

Awalnya atau pada 1975, mesin itu dikenal dengan mikrokomputer untuk membedakannya dengan desktop komputer. Allen lalu mengusulkan nama Microsoft. Produk pertama Microsoft ialah bahasa program sederhana yang terkompresi. Allen dkk mulai melakukan inovasi besar setelah menekan kesepakatan dengan perusahaan komputer IBM untuk merancang operating system (OS) dalam bisnis personal computer (PC) milik IBM.

Saat janji diucapkan, Allen dan Gates sebenarnya tidak memiliki produk OS. Allen membelinya dari seorang programmer di Seattle sebelum mengembangkan kodenya lebih jauh dan memasangnya di produk komputer IBM pada 1981.

Allen dan Gates menamainya Microsoft Disk Operating System atau dikenal MS-DOS. Sejak saat itu, Allen dan Gates mulai merancang perangkat lunak OS yang lebih baru dan maju bernama Windows. Berbeda dari sistem pendahulunya, Windows sudah memperkenalkan icon on-screen dan point-andclick, bukan lagi command.

Microsoft juga merilis produk lain seperti program produktivitas Microsoft Office. “Dengan ketenangan dan kegigihannya, Allen berhasil menciptakan produk, pengalaman, dan institusi hebat. Dia mengubah dunia,” ujar Chief Executive Microsoft Corporation Satya Nadella dalam siaran pers, dikutip nytimes.com.

Saat ini, berdasarkan revenue, Microsoft menjadi pabrik perangkat lunak terbesar di dunia. Persahabatan antara Allen dan Gates dimulai ketika mereka masih duduk di bangku sekolah swasta di Lakeside School. Keduanya menyukai komputer yang saat itu berupa terminal Teletype yang terhubung dengan sistem komputer time sharing.

Dana untuk menyewa penggunaan komputer dibayar dari hasil penjualan kue. Allen terkenal sebagai siswa yang cerdas. Dia mendapatkan nilai tertinggi 1.600 dalam ujian SAT, dan lolos masuk Univer sitas Washington State.

Namun, sama seperti CEO Facebook Mark Zuckerberg, dia dropped out (DO) setelah kuliah dua tahun dan bekerja sebagai programmer di Honeywell. Ketika mikrokomputer diperkenalkan dan muncul di majalah Popular Electronics, Allen mengajak Gates ke Albuquerque, lokasi kantor pusat perusahaan pembuat mikrokomputer MITS.

Saat itu Gates yang masih kuliah di Harvard dengan nilai ujian SAT 1.590, juga memilih DO dan bergabung bersama Allen. Mesin yang diproduksi MITS masih sederhana, terutama perangkat lunaknya. Allen dan Gates yang datang ke kantor MITS begitu percaya diri memasarkan kemampuannya dan berjanji dapat memasok perangkat lunak yang lebih baik.

Mereka menawarkan fitur-fitur baru dan unik dalam perangkat lunak temuan mereka. Kedua lelaki itu merupakan ahli perancang coding. Namun, Allen cenderung tenang dan pandai bernegosiasi, sedangkan Gates agresif dan keras. Seiring dengan waktu, hubungan antara Allen dan Gates pun diuji dengan berbagaimasalah.

Allenakhirnya mangkir dari Microsoft sejak awal 1980-an dan keluar pada 2000. Ketegangan juga terjadi antara Gates dan sahabatnya, Steven A Ballmer yang akhirnya berhasil merebut posisi chief executive dari Gates. Dia pun keluar dari Microsoft pada 2014. Dalam memoar berjudul “Idea Man” yang ditulis pada 2011, Allen mengaku tidak sengaja mendengar keduanya ingin mengurangi kepemilikan sahamnya.

Gates yang kini berusia 62 tahun juga merasa kehilangan atas kematian Allen. Dia tak menampik Allen merupakan orang yang hebat dan membantu memajukan industri komputer. “Sejak dari bangku sekolah hingga masa tua, Allen merupakan sahabat yang dapat diandalkan. Tanpa dia, PC tidak akan mungkin ada,” katanya.

Allen dan Gates meraup keuntungan besar dari kesuksesan Microsoft. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, Gates memiliki kekayaan USD95,2 miliar, terkaya kedua di dunia. Adapun Allen USD26,1 miliar, terkaya ke-27 di dunia. Allen juga dikenal sebagai investor dan filantropi yang sangat dermawan di AS. Allen dilaporkan meninggalkan warisan senilai USD20,3 miliar sesaat setelah meninggal dunia.

Di sepanjang hidupnya, dia sedikitnya memberikan sumbangan lebih dari USD2 miliar kepada organisasi nirlaba yang bergerak aktif memajukan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, pendidikan, lingkungan, dan kesenian. Sebagian program filantropi Allen bersifat global, termasuk program pencegahan dan penghentian pengambilan gading gajah.

Dia juga memiliki dedikasi kuat untuk mentrans formasi Seattle menjadi pusat budaya. Dia memulihkan bioskop Cinerama dan membayar Frank Gehry untuk merancang Museum Budaya Pop.

“Dia merupakan sosok inspiratif yang mengubah Seattle hingga menjadi seperti sekarang, terutama di bidang teknologi, real estate, dan budaya,” kata Profesor Sejarah dari Univer sitas Washington, Margaret O’Mara.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6876 seconds (0.1#10.140)