Istri Najib Razak Akhirnya Ditahan
A
A
A
Aparat hukum Malaysia serius mengusut tuntas kasus dugaan skandal korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang telah menyeret mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak.
Kemarin, Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) menahan Istri Najib Razak, Rosmah Mansor. Rosmah yang dibawa ke ruang tahanan dari kantor pusat MACC akan menghadapi sejumlah dakwaan terkait pencucian uang dan tindakan perlawanan hukum lainnya.
Seorang sumber dari MACC membenarkan berita tersebut. Rosmah tiba di kantor pusat MACC sekitar pukul 10.45 waktu lokal untuk dimintai keterangan dalam penyelidikan skandal korupsi 1MDB. Itu merupakan ketiga kalinya Rosmah dipanggil MACC.
Dia lalu ditahan pukul 15.20 waktu setempat. Pada Rabu (26/9) pekan lalu, penyelidik dari MACC mewawancarai Rosmah selama hampir 13 jam. Suami Rosmah, Najib yang kalah dalam pemilihan umum (pemilu), juga menghadapi 32 dakwaan mulai dari pencucian uang hingga penyelewengan kekuasaan.
Najib terancam lebih dari 35 tahun penjara. Dalam panggilan sebelumnya, Rosmah kelelahan setelah diinterogasi MACC dari pukul 09.50-22.50 waktu setempat. MACC memberikan pilihan untuk menghentikan interogasi pukul 06.30 dan melanjutkannya pada keesokan harinya, tapi Rosmah memilih lanjut.
“Saya baik-baik saja. Alhamdulillah,” ujar Rosmah dikutip CNA. Panggilan pertama Rosmah oleh MACC berlangsung selama tiga jam pada Juni lalu. Penyelidikan kasus korupsi 1MDB merembet hingga Rosmah setelah Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) menyita lebih dari 400 tas dan jam mewah.
Dia dituduh menggunakan uang haram sebesar USD30 juta untuk membeli barang mewah tersebut. Najib baru-baru ini juga baru kembali ditangkap dan didakwa Pasal 23 (1) Undang-Undang MAAC 2009 atas tuduhan penyelewengan kekuasaan.
MACC bekerja sama dengan Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) dalam penanganan kasus ini. “Hal ini sekaligus membantu penyelidikan yang dilakukan polisi,” ungkap MACC. Sebelumnya Najib pernah ditangkap atas tiga tuduhan, termasuk tuduhan korupsi senilai RM42 juta dari SRC International, unit bisnis 1MDB, pada awal Juli lalu.
Namun, dia berulang kali menepis tuduhan itu dan mengatakan transfer menuju rekeningnya merupakan donasi dari Arab Saudi. Dihadapkan awak media, Najib berharap sidang akan berjalan seadil-adilnya.
“Jika ini merupakan harga yang harus saya bayar untuk mengabdi kepada Malaysia selama 42 tahun, saya akan menjalaninya. Saya yakin, saya tidak bersalah. Ini juga merupakan kesempatan terbaik untuk memperbaiki nama baik saya,” kata Najib.
Sidang tersebut akan dilanjutkan pada 18 Februari 2019. Najib yang kini berusia 64 tahun terancam dijatuhi hukuman penjara selama 35 tahun. Perinciannya, dia terancam 15 tahun penjara dan denda sekurang-kurangnya lima kali lipat dari nilai transfer untuk tuduhan korupsi dan 20 tahun penjara untuk tuduhan penyelewengan kekuasaan.
Namun, pihak Najib terus membela diri. “SRC bukan lagi bagian 1MDB. Jadi tidak ada hubungannya,” kata pengacara Najib, Muhammad Shafee Abdullah. SRC dibentuk pemerintahan Najib pada 2011 di bawah 1MDB untuk mengejar investasi asing di sektor sumber daya energi.
Namun, setahun kemudian, perusahaan itu dipindahkan ke Kementerian Keuangan. Skandal 1MDB meletus pada 2015. Saat itu, uang ratusan juta dolar diduga mengalir deras ke rekening Najib. Sejak isu itu mencuat, Najib terus menepis telah melakukan korupsi.
Dia mengatakan uang tersebut merupakan donasi dari Kerajaan Arab Saudi. Sebagian besar uang itu juga disebutkan sudah dikembalikan. Penyelidikan terkait kasus itu padam selama Najib masih berkuasa.
Namun, setelah Najib lengser dari jabatannya akibat kalah dalam pemilihan umum (pemilu) 2018, penyelidikan kembali dilanjutkan suksesornya, Mahathir Mohammad. Najib dan istrinya Rosmah Mansor, bahkan dicekal meninggalkan Malaysia.
SRC menjadi awal fokus penyelidikan pemerintah baru Malaysia mengingat pelacakannya lebih mudah dibanding 1MDB. Maklum, semua transaksi SRC terjadi di Malaysia, sedangkan 1MDB via bank asing. Departemen Keadilan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan SRC hanya bagian kecil dari aksi korupsi 1MDB.
PDRM juga menggeledah tiga apartemen di kondominium milik Najib di Kuala Lumpur pada 17 Mei lalu. Sebanyak 284 kotak berisi tas mewah, 72 tas bertabur berlian, jam tangan, uang tunai, dan barang berharga lainnya telah disita. Polisi menggeledah enam bangunan, termasuk kantor dinas dan rumah Najib.
Rosmah dikenal sebagai penggemar tas Birkin. Satu tas Birkin dibanderol senilai USD12-300 ribu (Rp169 juta-4,2 miliar). Malaysia pernah geger setelah Rosmah membeli tas Birkin crocodile seharga Rp2,8 miliar pada 2015.
Anggota Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) juga mengirimkan bukti penting kepada polisi. Mereka mengaku memiliki video penyembunyian 50 tas Birkin milik Rosmah. Dalam video itu ditampilkan upaya pengangkutan barang-barang mewah menuju Pavilion Residence dengan menggunakan mobil van milik PM.
Tim penyelidikan juga menyita tas jinjing bermerek internasional, seperti Chanel, Gucci, dan Prada. Lalu 10 jam tangan mewah Rolex dan Patek Philippe dan uang tunai senilai RM537 ribu (Rp1,9 miliar) dan 2,87 juta rupee Sri Lanka (Rp257 juta). Barang-barang itu disita karena polisi memiliki alasan kuat untuk mencurigainya.
Kemarin, Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) menahan Istri Najib Razak, Rosmah Mansor. Rosmah yang dibawa ke ruang tahanan dari kantor pusat MACC akan menghadapi sejumlah dakwaan terkait pencucian uang dan tindakan perlawanan hukum lainnya.
Seorang sumber dari MACC membenarkan berita tersebut. Rosmah tiba di kantor pusat MACC sekitar pukul 10.45 waktu lokal untuk dimintai keterangan dalam penyelidikan skandal korupsi 1MDB. Itu merupakan ketiga kalinya Rosmah dipanggil MACC.
Dia lalu ditahan pukul 15.20 waktu setempat. Pada Rabu (26/9) pekan lalu, penyelidik dari MACC mewawancarai Rosmah selama hampir 13 jam. Suami Rosmah, Najib yang kalah dalam pemilihan umum (pemilu), juga menghadapi 32 dakwaan mulai dari pencucian uang hingga penyelewengan kekuasaan.
Najib terancam lebih dari 35 tahun penjara. Dalam panggilan sebelumnya, Rosmah kelelahan setelah diinterogasi MACC dari pukul 09.50-22.50 waktu setempat. MACC memberikan pilihan untuk menghentikan interogasi pukul 06.30 dan melanjutkannya pada keesokan harinya, tapi Rosmah memilih lanjut.
“Saya baik-baik saja. Alhamdulillah,” ujar Rosmah dikutip CNA. Panggilan pertama Rosmah oleh MACC berlangsung selama tiga jam pada Juni lalu. Penyelidikan kasus korupsi 1MDB merembet hingga Rosmah setelah Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) menyita lebih dari 400 tas dan jam mewah.
Dia dituduh menggunakan uang haram sebesar USD30 juta untuk membeli barang mewah tersebut. Najib baru-baru ini juga baru kembali ditangkap dan didakwa Pasal 23 (1) Undang-Undang MAAC 2009 atas tuduhan penyelewengan kekuasaan.
MACC bekerja sama dengan Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) dalam penanganan kasus ini. “Hal ini sekaligus membantu penyelidikan yang dilakukan polisi,” ungkap MACC. Sebelumnya Najib pernah ditangkap atas tiga tuduhan, termasuk tuduhan korupsi senilai RM42 juta dari SRC International, unit bisnis 1MDB, pada awal Juli lalu.
Namun, dia berulang kali menepis tuduhan itu dan mengatakan transfer menuju rekeningnya merupakan donasi dari Arab Saudi. Dihadapkan awak media, Najib berharap sidang akan berjalan seadil-adilnya.
“Jika ini merupakan harga yang harus saya bayar untuk mengabdi kepada Malaysia selama 42 tahun, saya akan menjalaninya. Saya yakin, saya tidak bersalah. Ini juga merupakan kesempatan terbaik untuk memperbaiki nama baik saya,” kata Najib.
Sidang tersebut akan dilanjutkan pada 18 Februari 2019. Najib yang kini berusia 64 tahun terancam dijatuhi hukuman penjara selama 35 tahun. Perinciannya, dia terancam 15 tahun penjara dan denda sekurang-kurangnya lima kali lipat dari nilai transfer untuk tuduhan korupsi dan 20 tahun penjara untuk tuduhan penyelewengan kekuasaan.
Namun, pihak Najib terus membela diri. “SRC bukan lagi bagian 1MDB. Jadi tidak ada hubungannya,” kata pengacara Najib, Muhammad Shafee Abdullah. SRC dibentuk pemerintahan Najib pada 2011 di bawah 1MDB untuk mengejar investasi asing di sektor sumber daya energi.
Namun, setahun kemudian, perusahaan itu dipindahkan ke Kementerian Keuangan. Skandal 1MDB meletus pada 2015. Saat itu, uang ratusan juta dolar diduga mengalir deras ke rekening Najib. Sejak isu itu mencuat, Najib terus menepis telah melakukan korupsi.
Dia mengatakan uang tersebut merupakan donasi dari Kerajaan Arab Saudi. Sebagian besar uang itu juga disebutkan sudah dikembalikan. Penyelidikan terkait kasus itu padam selama Najib masih berkuasa.
Namun, setelah Najib lengser dari jabatannya akibat kalah dalam pemilihan umum (pemilu) 2018, penyelidikan kembali dilanjutkan suksesornya, Mahathir Mohammad. Najib dan istrinya Rosmah Mansor, bahkan dicekal meninggalkan Malaysia.
SRC menjadi awal fokus penyelidikan pemerintah baru Malaysia mengingat pelacakannya lebih mudah dibanding 1MDB. Maklum, semua transaksi SRC terjadi di Malaysia, sedangkan 1MDB via bank asing. Departemen Keadilan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan SRC hanya bagian kecil dari aksi korupsi 1MDB.
PDRM juga menggeledah tiga apartemen di kondominium milik Najib di Kuala Lumpur pada 17 Mei lalu. Sebanyak 284 kotak berisi tas mewah, 72 tas bertabur berlian, jam tangan, uang tunai, dan barang berharga lainnya telah disita. Polisi menggeledah enam bangunan, termasuk kantor dinas dan rumah Najib.
Rosmah dikenal sebagai penggemar tas Birkin. Satu tas Birkin dibanderol senilai USD12-300 ribu (Rp169 juta-4,2 miliar). Malaysia pernah geger setelah Rosmah membeli tas Birkin crocodile seharga Rp2,8 miliar pada 2015.
Anggota Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) juga mengirimkan bukti penting kepada polisi. Mereka mengaku memiliki video penyembunyian 50 tas Birkin milik Rosmah. Dalam video itu ditampilkan upaya pengangkutan barang-barang mewah menuju Pavilion Residence dengan menggunakan mobil van milik PM.
Tim penyelidikan juga menyita tas jinjing bermerek internasional, seperti Chanel, Gucci, dan Prada. Lalu 10 jam tangan mewah Rolex dan Patek Philippe dan uang tunai senilai RM537 ribu (Rp1,9 miliar) dan 2,87 juta rupee Sri Lanka (Rp257 juta). Barang-barang itu disita karena polisi memiliki alasan kuat untuk mencurigainya.
(don)