Menteri Agama Lepas Kloter Terakhir Jamaah Haji
A
A
A
MADINAH - Kelompok terbang (Kloter) terakhir jamaah haji Indonesia dipulangkan dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Arab Saudi, Selasa (25/9).
Pemulangan 387 jamaah gabungan dari Provinsi DKI Jakarta dan Banten ini sekaligus menandai berakhirnya operasional haji 2018. ”Kita bersyukur telah dipilih sebagai tamu Allah. Haji yang kita laksanakan semoga mabrur,” kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin saat melepas kloter terakhir.
Menag melepas jamaah didampingi Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Arsyad Hidayat, Sesditjen Penyeleng garaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, Direktur Bina Haji Khoirizi, Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyathi Basori, dan Karo Perencanaan Ali Rohmad. Menurut Menag, salah satu bentuk syukur telah berhaji adalah berupaya maksimal menunjukkan tandatanda kemabruran, yaitu meningkatnya amaliah ubudiah.
Ciri-ciri kemabruran menurut Nabi adalah memberi makan kepada sesama (peduli sosial) dan menebarkan salam (mewujudkan kedamaian). ”Semoga setibanya di Tanah Air, bergabung dengan masyarakat, jamaah tergolong menjadi orang-orang yang makin peduli sosial dan menebarkan kedamaian,” sebutnya.
Salah satu jamaah Kloter JKG 63, Edi Wahana, dari DKI Jakarta menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan petugas selama berhaji, baik di Mekkah maupun Madinah. Sebagai masukan, Edi berharap ke depan layanan katering lebih bervariasi.
Atas masukan ini, Menag mengatakan bahwa catatan dari jamaah menjadi bahan penting dalam evaluasi untuk perbaikan layanan pada operasional haji di masa mendatang. Berdasarkan data terakhir, masih terdapat 50 orang jamaah haji yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi di Makkah maupun Madinah.
Adapun berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang diterima Media Center Haji (MCH), Rabu (25/9) pukul 10.50 waktu setempat, jumlah jemaah wafat mencapai 385 orang. Perincian nya adalah 258 jamaah wafat di Mekkah, 73 jamaah di Madinah, 8 jamaah di Arafah, 8 jamaah di Jeddah, 6 jamaah di Muzdalifah, 25 jamaah di Mina dan sisanya atau 7 jamaah wafat di Daker Bandara.
Sementara itu Kementerian Agama akan menyelenggarakan Evaluasi Nasional Penyelenggaraan Ibadah Haji pada 2-4 Oktober mendatang. Muhajirin Yanis menjelaskan bahwa evaluasi akan dihadiri seluruh jajaran Ditjen PHU, kepala kanwil Kemenag se-Indonesia, kepala UPT Asrama Haji Embarkasi se-Indonesia, serta seluruh kepala bidang PHU pada kanwil se-Indonesia. Menurut Muhajirin, persiapan evaluasi nasional penyelenggaraan haji telah dilakukan sejak pelaksanaan operasional haji dimulai.
“Jadi meskipun operasional penyelenggaraan ibadah baru akan ditutup pada 28 September mendatang, kita langsung bisa melakukan evaluasi secepatnya. Ini memungkinkan kita untuk menyiapkan penyelenggaraan ibadah haji tahun berikutnya lebih cepat lagi,” tuturnya.
Pemulangan 387 jamaah gabungan dari Provinsi DKI Jakarta dan Banten ini sekaligus menandai berakhirnya operasional haji 2018. ”Kita bersyukur telah dipilih sebagai tamu Allah. Haji yang kita laksanakan semoga mabrur,” kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin saat melepas kloter terakhir.
Menag melepas jamaah didampingi Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Arsyad Hidayat, Sesditjen Penyeleng garaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, Direktur Bina Haji Khoirizi, Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyathi Basori, dan Karo Perencanaan Ali Rohmad. Menurut Menag, salah satu bentuk syukur telah berhaji adalah berupaya maksimal menunjukkan tandatanda kemabruran, yaitu meningkatnya amaliah ubudiah.
Ciri-ciri kemabruran menurut Nabi adalah memberi makan kepada sesama (peduli sosial) dan menebarkan salam (mewujudkan kedamaian). ”Semoga setibanya di Tanah Air, bergabung dengan masyarakat, jamaah tergolong menjadi orang-orang yang makin peduli sosial dan menebarkan kedamaian,” sebutnya.
Salah satu jamaah Kloter JKG 63, Edi Wahana, dari DKI Jakarta menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan petugas selama berhaji, baik di Mekkah maupun Madinah. Sebagai masukan, Edi berharap ke depan layanan katering lebih bervariasi.
Atas masukan ini, Menag mengatakan bahwa catatan dari jamaah menjadi bahan penting dalam evaluasi untuk perbaikan layanan pada operasional haji di masa mendatang. Berdasarkan data terakhir, masih terdapat 50 orang jamaah haji yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi di Makkah maupun Madinah.
Adapun berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang diterima Media Center Haji (MCH), Rabu (25/9) pukul 10.50 waktu setempat, jumlah jemaah wafat mencapai 385 orang. Perincian nya adalah 258 jamaah wafat di Mekkah, 73 jamaah di Madinah, 8 jamaah di Arafah, 8 jamaah di Jeddah, 6 jamaah di Muzdalifah, 25 jamaah di Mina dan sisanya atau 7 jamaah wafat di Daker Bandara.
Sementara itu Kementerian Agama akan menyelenggarakan Evaluasi Nasional Penyelenggaraan Ibadah Haji pada 2-4 Oktober mendatang. Muhajirin Yanis menjelaskan bahwa evaluasi akan dihadiri seluruh jajaran Ditjen PHU, kepala kanwil Kemenag se-Indonesia, kepala UPT Asrama Haji Embarkasi se-Indonesia, serta seluruh kepala bidang PHU pada kanwil se-Indonesia. Menurut Muhajirin, persiapan evaluasi nasional penyelenggaraan haji telah dilakukan sejak pelaksanaan operasional haji dimulai.
“Jadi meskipun operasional penyelenggaraan ibadah baru akan ditutup pada 28 September mendatang, kita langsung bisa melakukan evaluasi secepatnya. Ini memungkinkan kita untuk menyiapkan penyelenggaraan ibadah haji tahun berikutnya lebih cepat lagi,” tuturnya.
(don)