Oposisi Inggris Dukung Referendum Kedua Brexit
A
A
A
LIVERPOOL - Oposisi Inggris, Partai Buruh, mendukung pemilu baru untuk referendum kedua terhadap Brexit. Dukungan ini menjadi tekanan bagi Perdana Menteri (PM) Theresa May yang mengalami kebuntuan terkait kesepakatan untuk Inggris keluar dari Uni Eropa (UE).
Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn belumnya menolak seruan mendukung “Voting Rakyat” atau referendum baru tentang keputusan Inggris keluar dari UE atau Brexit.
Namun, kondisi politik telah berubah sejak Mei terkait rencana Theresa May untuk Brexit. Brexit selama ini menjadi perubahan terbesar kebijakan Inggris untuk hampir setengah abad. Pembahasan tentang referendum kedua muncul setelah peluang Inggris keluar UE tanpa kesepakatan meningkat.
Partai Buruh pun mendapat tekanan untuk mulai menyusun agenda Brexit. Corbyn merupakan tokoh euroskeptis yang pada 1975 menyatakan “tidak” untuk keanggotaan Inggris di UE. Dia menyatakan siap mendengarkan tentang semua kemungkinan referendum kedua tentang keanggotaan Inggris di UE.
Dia juga lebih memilih pemilu baru jika May gagal membuat kesepakatan dengan UE. “Pilihan kami adalah untuk pemilu dan kita dapat bernegosiasi tentang hubungan masa depan kita dengan Eropa tapi mari lihat apa yang muncul dari konferensi,” kata Corbyn saat acara Andrew Marr Show BBC.
Corbyn menyatakan Partai Buruh siap menolak semua kesepakatan. “Kami siap menolak jika tidak memenuhi tes kami untuk mengirim pemerintahan, jika masih menjabat, kembali ke meja negosiasi, dan jika ada pemilu serta kami menjabat, kami akan langsung menuju meja negosiasi,” kata dia.
Inggris akan keluar dari UE pada Maret tahun depan. Setelah beberapa pekan kedua pihak memberi suara positif tentang prospek kesepakatan Brexit dan masa depan hubungan perdagangan, tapi saat ini situasi menjadi muram di Salzburg, Austria, pada Kamis (20/9), ketika para pemimpin UE satu per satu menentang rencana May.
Kesepakatan memberinya dukungan sebelum konferensi tahunan Partai Konservatif yang berkuasa bulan ini telah gagal oleh sejumlah langkah diplomatik Inggris yang salah. May menekan UE untuk memberi proposal alternatif dari rencana yang ditawarkannya.
Namun, buntunya kesepakatan dengan UE memicu beberapa pihak memprediksi pemilu dipercepat. Media lokal melaporkan tim May telah memulai rencana cadangan untuk pemilu dipercepat pada November demi menyelamatkan Brexit dan posisinya.
Menteri Brexit Dominic Raam menolak semua ide pemilu baru akhir tahun ini. Menurut dia, Inggris tidak akan terbang dari satu rencana ke rencana lain seperti diplomasi kupukupu. “Kami tegas tentang ini,” kata Raab.
Meski menyatakan tetap menjalankan rencananya, May mungkin memiliki sedikit peluang mengubah situasi setelah konferensi partai berkuasa menunjukkan perpecahan mendalam tentang Eropa.
Anggota parlemen pro-UE, Nicky Morgan menjelaskan, May akan memberi fondasi untuk perdagangan dan bea cukai demi mengatasi masalah terbesar dalam menyusun kesepakatan.
Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn belumnya menolak seruan mendukung “Voting Rakyat” atau referendum baru tentang keputusan Inggris keluar dari UE atau Brexit.
Namun, kondisi politik telah berubah sejak Mei terkait rencana Theresa May untuk Brexit. Brexit selama ini menjadi perubahan terbesar kebijakan Inggris untuk hampir setengah abad. Pembahasan tentang referendum kedua muncul setelah peluang Inggris keluar UE tanpa kesepakatan meningkat.
Partai Buruh pun mendapat tekanan untuk mulai menyusun agenda Brexit. Corbyn merupakan tokoh euroskeptis yang pada 1975 menyatakan “tidak” untuk keanggotaan Inggris di UE. Dia menyatakan siap mendengarkan tentang semua kemungkinan referendum kedua tentang keanggotaan Inggris di UE.
Dia juga lebih memilih pemilu baru jika May gagal membuat kesepakatan dengan UE. “Pilihan kami adalah untuk pemilu dan kita dapat bernegosiasi tentang hubungan masa depan kita dengan Eropa tapi mari lihat apa yang muncul dari konferensi,” kata Corbyn saat acara Andrew Marr Show BBC.
Corbyn menyatakan Partai Buruh siap menolak semua kesepakatan. “Kami siap menolak jika tidak memenuhi tes kami untuk mengirim pemerintahan, jika masih menjabat, kembali ke meja negosiasi, dan jika ada pemilu serta kami menjabat, kami akan langsung menuju meja negosiasi,” kata dia.
Inggris akan keluar dari UE pada Maret tahun depan. Setelah beberapa pekan kedua pihak memberi suara positif tentang prospek kesepakatan Brexit dan masa depan hubungan perdagangan, tapi saat ini situasi menjadi muram di Salzburg, Austria, pada Kamis (20/9), ketika para pemimpin UE satu per satu menentang rencana May.
Kesepakatan memberinya dukungan sebelum konferensi tahunan Partai Konservatif yang berkuasa bulan ini telah gagal oleh sejumlah langkah diplomatik Inggris yang salah. May menekan UE untuk memberi proposal alternatif dari rencana yang ditawarkannya.
Namun, buntunya kesepakatan dengan UE memicu beberapa pihak memprediksi pemilu dipercepat. Media lokal melaporkan tim May telah memulai rencana cadangan untuk pemilu dipercepat pada November demi menyelamatkan Brexit dan posisinya.
Menteri Brexit Dominic Raam menolak semua ide pemilu baru akhir tahun ini. Menurut dia, Inggris tidak akan terbang dari satu rencana ke rencana lain seperti diplomasi kupukupu. “Kami tegas tentang ini,” kata Raab.
Meski menyatakan tetap menjalankan rencananya, May mungkin memiliki sedikit peluang mengubah situasi setelah konferensi partai berkuasa menunjukkan perpecahan mendalam tentang Eropa.
Anggota parlemen pro-UE, Nicky Morgan menjelaskan, May akan memberi fondasi untuk perdagangan dan bea cukai demi mengatasi masalah terbesar dalam menyusun kesepakatan.
(don)