China Buka Kedutaan di Republik Dominika Setelah 'Ceraikan' Taiwan

Sabtu, 22 September 2018 - 09:18 WIB
China Buka Kedutaan...
China Buka Kedutaan di Republik Dominika Setelah 'Ceraikan' Taiwan
A A A
SANTO DOMINGO - Diplomat top China meresmikan kedutaan baru negara itu Republik Dominika, Jumat (21/9/2018) waktu setempat. China membuka kedutaan di negara Karibia itu setelah memutuskan hubungan dengan Taiwan.

"Kami telah menyaksikan terobosan bersejarah, mengakhiri 20 tahun hubungan yang berkembang," kata Penasihat Negara China, Wang Yi, dalam pidato yang disiarkan oleh media pemerintah China.

Wang mengatakan Republik Dominika adalah mitra dagang terbesar China di laut Karibia, yang menjadi landasan bagi hubungan diplomatik.

"Ekonomi China yang berkembang dan pasar yang meluas telah membawa manfaat nyata bagi Republik Dominika," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/9/2018).

Wang rencananya juga akan mengunjungi Guyana dan Suriname sebelum berbicara di Majelis Umum PBB di New York.

Republik Dominika memutuskan hubungan dengan Taiwan pada bulan Mei. Langkah ini kemudian diikuti oleh Panama dan El Salvador yang berhenti mengakui Taiwan dalam dua tahun terakhir.

Langkah ketiga negara itu mendorong kekhawatiran Amerika Serikat (AS) atas berkurangnya negara-negara sekutu Taiwan. AS kemudian menarik kembali para diplomat topnya di negara-negara itu atas aliansi dan memperingatkan bahwa China menawarkan insentif ekonomi dalam upaya untuk mendominasi.

Taiwan saat ini hanya memiliki hubungan formal dengan 17 negara, hampir semuanya adalah negara kecil dan kurang maju di Amerika Tengah dan Pasifik, termasuk Belize dan Nauru.

Duta Besar AS Robin Bernstein mengatakan, dalam penampilan publik pertamanya di Republik Dominika, bahwa ia telah ditanya tentang peran China di kawasan itu di Washington, dan ia berharap negara-negara tersebut mempertimbangkan tujuan jangka panjang mereka.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, kedutaan AS di El Salvador menyesalkan bahwa negara-negara di kawasan itu memperdalam hubungan dengan "mitra asing" dan terlibat dalam transaksi yang "kurang transparan."
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1310 seconds (0.1#10.140)