Pemimpin Separatis Ukraina Tewas dalam Ledakan di Cafe
A
A
A
MOSKOW - Pemimpin separatis yang didukung Rusia bertempur di wilayah timur Ukraina Donetsk tewas akibat ledakan di sebuah kafe. Demikian laporan kantor berita kelompok separatis.
Kantor berita pemberontak DAN mengatakan sebuah ledakan pada sore hari menewaskan Alexander Zakharchenko (42), perdana menteri dari Republik Rakyat Donetsk. Sementara Menteri pendapatan pemerintah, Alexander Timofeev, terluka parah dalam ledakan itu, kantor berita Rusia melaporkan.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab ledakan apakah sebuah bom atau sesuatu yang lain. Kantor berita Interfax Rusia mengutip sumber-sumber lokal yang mengatakan tersangka telah ditahan, tetapi tidak ada konfirmasi resmi.
Denis Pushilin, pemimpin parlemen separatis, menyalahkan pasukan Ukraina atas ledakan itu. Ia menyebutnya sebagai agresi terbaru dari sisi Ukraina, menurut DAN.
"Dinas khusus Ukraina tidak memiliki hubungan apa pun dengan ledakan ini," bantah juru bicara Dinas Keamanan Ukraina, Elena Gitlyanskaya, seperti dikutip dari VOA, Sabtu (1/9/2018).
Ada beberapa pembunuhan atau percobaan pembunuhan terhadap pemberontak terkemuka dalam beberapa tahun terakhir. Namun pelaku penyerangan tidak pernah ditetapkan sebagai pro-Kiev atau hasil dari perselisihan antar faksi di kelompok pemberontak atau mungkin Moskow yang ingin melenyapkan individu yang dianggap tidak menyenangkan.
Republik Rakyat Donetsk, bersama dengan republik separatis di negara tetangga Luhansk, telah berperang melawan pasukan Ukraina sejak 2014, tahun yang sama Zakharchenko menjadi perdana menteri. Lebih dari 10.000 orang tewas dalam konflik bersenjata itu.
Kantor berita pemberontak DAN mengatakan sebuah ledakan pada sore hari menewaskan Alexander Zakharchenko (42), perdana menteri dari Republik Rakyat Donetsk. Sementara Menteri pendapatan pemerintah, Alexander Timofeev, terluka parah dalam ledakan itu, kantor berita Rusia melaporkan.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab ledakan apakah sebuah bom atau sesuatu yang lain. Kantor berita Interfax Rusia mengutip sumber-sumber lokal yang mengatakan tersangka telah ditahan, tetapi tidak ada konfirmasi resmi.
Denis Pushilin, pemimpin parlemen separatis, menyalahkan pasukan Ukraina atas ledakan itu. Ia menyebutnya sebagai agresi terbaru dari sisi Ukraina, menurut DAN.
"Dinas khusus Ukraina tidak memiliki hubungan apa pun dengan ledakan ini," bantah juru bicara Dinas Keamanan Ukraina, Elena Gitlyanskaya, seperti dikutip dari VOA, Sabtu (1/9/2018).
Ada beberapa pembunuhan atau percobaan pembunuhan terhadap pemberontak terkemuka dalam beberapa tahun terakhir. Namun pelaku penyerangan tidak pernah ditetapkan sebagai pro-Kiev atau hasil dari perselisihan antar faksi di kelompok pemberontak atau mungkin Moskow yang ingin melenyapkan individu yang dianggap tidak menyenangkan.
Republik Rakyat Donetsk, bersama dengan republik separatis di negara tetangga Luhansk, telah berperang melawan pasukan Ukraina sejak 2014, tahun yang sama Zakharchenko menjadi perdana menteri. Lebih dari 10.000 orang tewas dalam konflik bersenjata itu.
(ian)