RI dan Afghanistan Berbagi Pengalaman Pengembangan Infrastruktur
A
A
A
BANTEN - Indonesia dan Afghanistan akan berbagi pengalaman dan tukar pengetahuan tentang upaya pengembangan infrastruktur di masing-masing negara dalam International Workshop on Infrastructure Development for Afghanistan: Sharing Best Practices to Achieve Sustainable Development Goals (SDGs) yang berlangsung pada 26 Agustus-1 September 2018 di Tangerang Selatan, Banten. Kegiatan ini merupakan kerja sama Direktorat Kerja Sama Teknik, Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Pemukiman dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (Pusdiklat JP3IW), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Indonesia berkomitmen untuk mendukung perdamaian dan proses pembangunan di Afghanistan melalui berbagai kerja sama bilateral di masa yang akan datang, sebagaimana dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo saat kunjungan kenegaraan ke Afghanistan pada Januari lalu. Hal ini diungkapkan Direktur Kerja Sama Teknik, Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI, Mohammad Syarif Alatas, pada saat membuka resmi acara pelatihan, Senin (27/8).
Dalam program ini, para peserta dari Afghanistan yang mayoritas adalah level pengambil kebijakan akan memperoleh materi yang meliputi pengembangan kebijakan infrastruktur, studi kelayakan jalan tol, investasi dan operasi, siklus proyek dan manajemen konstruksi, dan teknologi konstruksi jalan. Selain itu, lokakarya juga akan memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan kerja sama di bidang infrastruktur, serta upaya meningkatkan jejaring kerja (network) antar negara kedua negara.
“Diharapkan, pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh di Indonesia dapat dimanfaatkan oleh para pejabat Afghanistan yang mengikuti lokakarya bagi kemajuan infrastruktur di Afghanistan”, tegas Syarif. Lebih lanjut diharapkan agar pelaksanaan program dapat mendorong Pemerintah Indonesia dan sektor swasta untuk mengambil manfaat positif dalam proses pembangunan infrastruktur Afghanistan.
Lokakarya ini merupakan bentuk implementasi komitmen Pemerintah Indonesia terkait pemberian bantuan teknik di dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS). Selain itu, program ini juga merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk ikut berkontribusi pada pencapaian SDGs khususnya nomor 9 tentang industry, innovation and infrastructure. Selama periode tahun 2006-2017, tercatat Indonesia telah memberikan 50 pelatihan yang diikuti oleh 419 peserta Afghanistan. Untuk tahun 2018, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas di bidang UKM dan industri kecil yang diikuti oleh 5 orang peserta asal Afghanistan.
Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Indonesia berkomitmen untuk mendukung perdamaian dan proses pembangunan di Afghanistan melalui berbagai kerja sama bilateral di masa yang akan datang, sebagaimana dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo saat kunjungan kenegaraan ke Afghanistan pada Januari lalu. Hal ini diungkapkan Direktur Kerja Sama Teknik, Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI, Mohammad Syarif Alatas, pada saat membuka resmi acara pelatihan, Senin (27/8).
Dalam program ini, para peserta dari Afghanistan yang mayoritas adalah level pengambil kebijakan akan memperoleh materi yang meliputi pengembangan kebijakan infrastruktur, studi kelayakan jalan tol, investasi dan operasi, siklus proyek dan manajemen konstruksi, dan teknologi konstruksi jalan. Selain itu, lokakarya juga akan memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan kerja sama di bidang infrastruktur, serta upaya meningkatkan jejaring kerja (network) antar negara kedua negara.
“Diharapkan, pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh di Indonesia dapat dimanfaatkan oleh para pejabat Afghanistan yang mengikuti lokakarya bagi kemajuan infrastruktur di Afghanistan”, tegas Syarif. Lebih lanjut diharapkan agar pelaksanaan program dapat mendorong Pemerintah Indonesia dan sektor swasta untuk mengambil manfaat positif dalam proses pembangunan infrastruktur Afghanistan.
Lokakarya ini merupakan bentuk implementasi komitmen Pemerintah Indonesia terkait pemberian bantuan teknik di dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS). Selain itu, program ini juga merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk ikut berkontribusi pada pencapaian SDGs khususnya nomor 9 tentang industry, innovation and infrastructure. Selama periode tahun 2006-2017, tercatat Indonesia telah memberikan 50 pelatihan yang diikuti oleh 419 peserta Afghanistan. Untuk tahun 2018, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas di bidang UKM dan industri kecil yang diikuti oleh 5 orang peserta asal Afghanistan.
(esn)