Sang Juara Perdamaian Itu Berpulang
A
A
A
KUMASI - Dunia kehilangan salah satu tokoh paling berpengaruh. Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Annan tutup usia pada usia 80 tahun akibat sakit kemarin.
Annan meninggalkan banyak warisan dan jejak kemanusiaan yang patut dilanjutkan generasi baru. PBB dan Yayasan Kofi Annan telah mengonfirmasi kabar duka tersebut. “Annan meninggal dunia secara damai pada pagi ini (kemarin) setelah tidak lama menderita sakit.
Istrinya Nane dan ketiga anaknya berada di samping Annan saat maut menjemputnya,” ungkap Yayasan Kofi Annan di media sosial Twitter seperti dikutip cnn.com kemarin. Annan terlahir di Kumasi, Ghana, pada 8 April 1938. Dia menjabat sebagai sekjen ketujuh PBB pada 1997-2006.
Annan merupakan orang pertama yang meraih jabatan tinggi dari posisi staf. Sejak 2007, dia juga menjadi anggota The Elders, kelompok kemanusiaan ternama di dunia yang dibentuk Nelson Mandela.
Saat menjabat sebagai sekjen PBB, Annan yang dikenal sebagai sosok visioner sangat peduli terhadap korban penindasan, baik akibat perang saudara ataupun pembantaian etnis. Dia mendesak PBB untuk melindungi seluruh warga sipil di dunia atas nama kemanusiaan dan perdamaian.
Namun Annan kecewa dengan PBB karena kurang aktif melakukan aksi. Pada Februari 2012, PBB menunjuk Annan memimpin utusan khusus menuju Suriah. Berselang enam bulan, dia langsung mundur dari jabatannya karena kurangnya persatuan di Dewan Keamanan PBB saat meningkatnya militerisasi.
Annan yang meraih Nobel Perdamaian pada 2001 bersama PBB juga menjadi satu-satunya orang yang menyelidiki langsung kasus penindasan Rohingya. Sikap ramahnya juga membuat setiap orang yang pernah bertemu dengannya merasa terkesan.
Annan juga dikenal sebagai negarawan global yang berkomitmen tinggi untuk memperjuangkan keadilan dan perdamaian di dunia. “Dia merupakan juara perdamaian, pembangunan berkelanjutan, hak asasi manusia, dan aturan hukum,” ungkap Yayasan Annan.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengakui, Annan merupakan tokoh besar yang menginspirasi. “Dia memiliki komitmen tinggi dalam menjaga prinsip dan nilai yang dia anut sekalipun harus menelan pertaruhan yang besar,” ujar Guterres.
Annan meninggalkan banyak warisan dan jejak kemanusiaan yang patut dilanjutkan generasi baru. PBB dan Yayasan Kofi Annan telah mengonfirmasi kabar duka tersebut. “Annan meninggal dunia secara damai pada pagi ini (kemarin) setelah tidak lama menderita sakit.
Istrinya Nane dan ketiga anaknya berada di samping Annan saat maut menjemputnya,” ungkap Yayasan Kofi Annan di media sosial Twitter seperti dikutip cnn.com kemarin. Annan terlahir di Kumasi, Ghana, pada 8 April 1938. Dia menjabat sebagai sekjen ketujuh PBB pada 1997-2006.
Annan merupakan orang pertama yang meraih jabatan tinggi dari posisi staf. Sejak 2007, dia juga menjadi anggota The Elders, kelompok kemanusiaan ternama di dunia yang dibentuk Nelson Mandela.
Saat menjabat sebagai sekjen PBB, Annan yang dikenal sebagai sosok visioner sangat peduli terhadap korban penindasan, baik akibat perang saudara ataupun pembantaian etnis. Dia mendesak PBB untuk melindungi seluruh warga sipil di dunia atas nama kemanusiaan dan perdamaian.
Namun Annan kecewa dengan PBB karena kurang aktif melakukan aksi. Pada Februari 2012, PBB menunjuk Annan memimpin utusan khusus menuju Suriah. Berselang enam bulan, dia langsung mundur dari jabatannya karena kurangnya persatuan di Dewan Keamanan PBB saat meningkatnya militerisasi.
Annan yang meraih Nobel Perdamaian pada 2001 bersama PBB juga menjadi satu-satunya orang yang menyelidiki langsung kasus penindasan Rohingya. Sikap ramahnya juga membuat setiap orang yang pernah bertemu dengannya merasa terkesan.
Annan juga dikenal sebagai negarawan global yang berkomitmen tinggi untuk memperjuangkan keadilan dan perdamaian di dunia. “Dia merupakan juara perdamaian, pembangunan berkelanjutan, hak asasi manusia, dan aturan hukum,” ungkap Yayasan Annan.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengakui, Annan merupakan tokoh besar yang menginspirasi. “Dia memiliki komitmen tinggi dalam menjaga prinsip dan nilai yang dia anut sekalipun harus menelan pertaruhan yang besar,” ujar Guterres.
(don)