Wapres AS Kembali Ancam Turki Soal Penahanan Pastor
A
A
A
WASHINGTON - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence melemparkan ancaman kepada Turki terkait dengan penahanan pastor asal AS, Andrew Brunson oleh otoritas keamanan Turki. Brunson ditahan karena diduga memiliki hubungan dengan dalang kudeta gagal di Turki.
Pence dalam sebuah kesempatan menyatakan, Ankara harus segera membebaskan Brunson, karena dalam kacamatanya pastor tersebut tidak bersalah. Dia lalu menyebut, jika Brunson tidak segera dibebaskan, maka ada konsikuensi yang akan diterima Turki.
"Pastor Andrew Brunson adalah orang yang tidak bersalah yang ditahan di Turki dan adil bahwa kami menuntut dia untuk segera dibebaskan," kata Pence, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (16/8).
"Turki seharusnya tahu untuk tidak menguji tekad Presiden Donald Trump, untuk berusaha membuat orang Amerika yang dipenjara secara salah di tanah asing kembali ke rumahnya," sambungnya.
Sebelumnya, Pengadilan Turki telah menolak permohonan dari Brunson, untuk dibebaskan dari tahanan rumah. Namun, pengadilan Turki yang lebih tinggi belum memutuskan masalah ini.
Pengadilan Turki tingkat atas dapat memutuskan nasib Brunson di hari berikutnya. Meskipun begitu pengacara Brunson, Cem Halavurt, mengatakan bahwa hal itu bisa memakan waktu seminggu.
Penahanan Brunson sendiri telah menjadi sumber ketegangan yang meningkat antara AS dan Turki, dengan pemerintah Trump menjatuhkan sanksi atas penolakan Ankara untuk melepaskan pendeta.
AS menggandakan tarif pada baja dan aluminium Turki minggu lalu, dan mentargetkan menteri dalam negeri dan menteri kehakiman dengan sanksi keuangan dua minggu lalu atas penahanan Brunson.
Pence dalam sebuah kesempatan menyatakan, Ankara harus segera membebaskan Brunson, karena dalam kacamatanya pastor tersebut tidak bersalah. Dia lalu menyebut, jika Brunson tidak segera dibebaskan, maka ada konsikuensi yang akan diterima Turki.
"Pastor Andrew Brunson adalah orang yang tidak bersalah yang ditahan di Turki dan adil bahwa kami menuntut dia untuk segera dibebaskan," kata Pence, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (16/8).
"Turki seharusnya tahu untuk tidak menguji tekad Presiden Donald Trump, untuk berusaha membuat orang Amerika yang dipenjara secara salah di tanah asing kembali ke rumahnya," sambungnya.
Sebelumnya, Pengadilan Turki telah menolak permohonan dari Brunson, untuk dibebaskan dari tahanan rumah. Namun, pengadilan Turki yang lebih tinggi belum memutuskan masalah ini.
Pengadilan Turki tingkat atas dapat memutuskan nasib Brunson di hari berikutnya. Meskipun begitu pengacara Brunson, Cem Halavurt, mengatakan bahwa hal itu bisa memakan waktu seminggu.
Penahanan Brunson sendiri telah menjadi sumber ketegangan yang meningkat antara AS dan Turki, dengan pemerintah Trump menjatuhkan sanksi atas penolakan Ankara untuk melepaskan pendeta.
AS menggandakan tarif pada baja dan aluminium Turki minggu lalu, dan mentargetkan menteri dalam negeri dan menteri kehakiman dengan sanksi keuangan dua minggu lalu atas penahanan Brunson.
(esn)