2019, China Buka Bandara Superbesar
A
A
A
BEIJING - Sekitar 14 bulan lagi China akan kembali memiliki bandara superbesar. Konstruksi Bandara Internasional Daxing Beijing sudah hampir mencapai 100% dan akan segera beroperasi pada 1 September 2019.
Pemerintah setempat optimistis proyek tersebut akan rampung sesuai dengan rencana dan tidak akan tertunda. Semua proyek engineering diperkirakan selesai pada akhir Juni tahun depan. Seluruh uji peralatan telah dilakukan dalam tiga bulan terakhir.
“Infra struktur pendukung di daerah setempat juga sudah selesai 90%, seluruh jalan sudah tersambung,” ungkap Komisi Pembangunan Kota Pemerintah Beijing, seperti dikutip straitstimes.com. Pada Mei lalu bangunan terminal bandara telah ditutupi baliho Malam Tahun Baru dan sedang dirapikan plus diberi sentuhan didekorasi.
Konstruksi hanggar dan ruang untuk pesawat juga sedikit lagi selesai. Dari semua ruang pesawat yang tersedia, 1/3 slot yang akan di alokasikan untuk maskapai penerbangan China Eastern Air lines dan China Southern Air lines juga sudah selesai dikerjakan. Bangunan tempat pengisian bahan bakar juga sudah selesai 30%.
Adapun landasan terbang sudah hampir selesai 92%. Bandara yang terletak di antara Distrik Daxing dan Langfang itu memiliki luas 700.000 meter persegi. Adapun empat landasan terbangnya dapat mengakomodasi 620.000 penerbangan per tahun.
Sejauh ini bandara itu belum memiliki nama. Hanya saja media lokal sering menyebutnya Bandara Daxing Beijing. Bandara itu dibangun untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Bandara Internasional Beijing. Tujuan jangka panjangnya ialah untuk mengantarkan 100 juta penumpang dan 4 juta kargo per tahun.
Bandara itu akan terhubung dengan sistem transportasi canggih seperti kereta api cepat, subway, dan kereta antarkota. Untuk mengurangi jarak berjalan kaki di dalam bandara yang sangat luas, perusahaan pengelola bandara juga akan menyediakan berbagai alat penggerak seperti travelator, eskalator, dan moda lainnya.
Jarak ketempat pengambilan bagasi juga dekat. Bagasi akan tiba 13 menit setelah penumpang turun dari pesawat. “Kami ingin mendorong perusahaan maskapai penerbangan untuk beroperasi di bandara baru. Kami akan memberikan dukungan penuh terhadap mereka,” ungkap Administrasi Penerbangan Sipil China pada Mei silam.
Maskapai penerbangan yang direncanakan beroperasi di Bandara Daxing Beijing ialah Aeroflot, Air France, Alitalia, China Airlines, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, China United Airlines, Delta Airlines, Garuda Indonesia, Hebei Airlines, KLM, Korean Air, Shanghai Airlines, Vietnam Airlines, dan Xiamen. Bandara yang memakan biaya 80 miliar yuan itu juga akan dilengkapi teknologi pengenalan wajah, terutama di bagian imigrasi dan keamanan.
Dua perusahaan startup China yang berjalan di sektor kecerdasan buatan (AI) telah mempersiapkan bidding untuk mendapatkan kontrak. Teknologi mereka sudah lolos uji coba. SenseTime Group dan YiTu merupakan dua perusahaan teknologi yang memiliki dana besar.
SenseTime merupakan perusahaan startup terbesar China di sektor AI. Pertumbuhannya sangat cepat. Mereka mendapat tawaran dari pemerintah dan swasta. Sampai Mei lalu nilai perusahaannya mencapai USD4,5 miliar. Kamera akan dipasang di setiap titik untuk membantu proses verifikasi dan identifikasi.
Data itu akan dicocokkan dengan data yang ada di database China. Pada saat bersamaan, otoritas terkait ban dara juga dapat mengetahui barang yang dibawa penumpang sehingga dapat lebih mudah melacaknya jika terjadi sesuatu.
Teknologi itu sudah di pasang di Terminal 2 Bandara Internasional Beijing untuk mempercepat proses pemeriksaan. Identitas penumpang dapat diketahui melalui scanning boarding ass, kartu ID, dan wajah. Sistem screening itu dapat memproses 266 penumpang per jam, bandingkan dengan sistem lama yang hanya 160.
Konstruksi Bandara Daxing Beijing menghabiskan 1,6 juta kubik meter konsentrat dan 52.000 ton baja. Sama seperti Bandara Internasional Beijing, bandara itu akan melayani jasa penerbangan domestik dan internasional. China Eastern Airlines dan China Southern Airlines juga akan merelokasi sebagian operasi ke sana.
Bandara Daxing Beijing diproyeksikan memiliki 9 landasan. Bandara ini akan menggantikan Bandara Internasional Beijing. Jika kapasitas bandara yang mencapai 100 juta penumpang per tahun terpenuhi, Bandara Daxing akan menjadi bandara tersibuk di dunia melampaui Bandara Hartsfield-Jackson di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS).
Dalam 20 tahun ke depan, lalu lintas penumpang komersial di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan meningkat sebesar 1,8 miliar, setara dengan jumlah penumpang di seluruh dunia. Negara-negara Asia memerlukan lebih banyak pesawat dan bandara.
Penerbangan di China, Filipina, dan Singapura sangat padat. Sementara itu Lead 8 ditunjuk sebagai arsitek utama untuk terminal komersial baru Beijing Daxing International Airport.
Proyek yang merupakan bagian dari ”zona ekonomi transpor tasi udara baru”, ini akan menampilkan desain yang di rancang untuk berfungsi sebagai ruang kerja generasi baru. Ruang-ruang di bandara ini akan terintegrasi untuk aspek ritel, restoran, dan hiburan. Dalam rancangannya, proyek terminal bandara ini akan mengusung hibrida.
“Kita akan buat kota aeropolis dengan rancangan kota-kota di masa depan. Ruang kerjanya akan dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup generasi baru, karena kerja, hiburan dan perhotelan,” ujar Co-Founder dan Direktur Eksekutif Lead 8 Simon Chua seperti dikutip airport-technology.com.
Pemerintah setempat optimistis proyek tersebut akan rampung sesuai dengan rencana dan tidak akan tertunda. Semua proyek engineering diperkirakan selesai pada akhir Juni tahun depan. Seluruh uji peralatan telah dilakukan dalam tiga bulan terakhir.
“Infra struktur pendukung di daerah setempat juga sudah selesai 90%, seluruh jalan sudah tersambung,” ungkap Komisi Pembangunan Kota Pemerintah Beijing, seperti dikutip straitstimes.com. Pada Mei lalu bangunan terminal bandara telah ditutupi baliho Malam Tahun Baru dan sedang dirapikan plus diberi sentuhan didekorasi.
Konstruksi hanggar dan ruang untuk pesawat juga sedikit lagi selesai. Dari semua ruang pesawat yang tersedia, 1/3 slot yang akan di alokasikan untuk maskapai penerbangan China Eastern Air lines dan China Southern Air lines juga sudah selesai dikerjakan. Bangunan tempat pengisian bahan bakar juga sudah selesai 30%.
Adapun landasan terbang sudah hampir selesai 92%. Bandara yang terletak di antara Distrik Daxing dan Langfang itu memiliki luas 700.000 meter persegi. Adapun empat landasan terbangnya dapat mengakomodasi 620.000 penerbangan per tahun.
Sejauh ini bandara itu belum memiliki nama. Hanya saja media lokal sering menyebutnya Bandara Daxing Beijing. Bandara itu dibangun untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Bandara Internasional Beijing. Tujuan jangka panjangnya ialah untuk mengantarkan 100 juta penumpang dan 4 juta kargo per tahun.
Bandara itu akan terhubung dengan sistem transportasi canggih seperti kereta api cepat, subway, dan kereta antarkota. Untuk mengurangi jarak berjalan kaki di dalam bandara yang sangat luas, perusahaan pengelola bandara juga akan menyediakan berbagai alat penggerak seperti travelator, eskalator, dan moda lainnya.
Jarak ketempat pengambilan bagasi juga dekat. Bagasi akan tiba 13 menit setelah penumpang turun dari pesawat. “Kami ingin mendorong perusahaan maskapai penerbangan untuk beroperasi di bandara baru. Kami akan memberikan dukungan penuh terhadap mereka,” ungkap Administrasi Penerbangan Sipil China pada Mei silam.
Maskapai penerbangan yang direncanakan beroperasi di Bandara Daxing Beijing ialah Aeroflot, Air France, Alitalia, China Airlines, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, China United Airlines, Delta Airlines, Garuda Indonesia, Hebei Airlines, KLM, Korean Air, Shanghai Airlines, Vietnam Airlines, dan Xiamen. Bandara yang memakan biaya 80 miliar yuan itu juga akan dilengkapi teknologi pengenalan wajah, terutama di bagian imigrasi dan keamanan.
Dua perusahaan startup China yang berjalan di sektor kecerdasan buatan (AI) telah mempersiapkan bidding untuk mendapatkan kontrak. Teknologi mereka sudah lolos uji coba. SenseTime Group dan YiTu merupakan dua perusahaan teknologi yang memiliki dana besar.
SenseTime merupakan perusahaan startup terbesar China di sektor AI. Pertumbuhannya sangat cepat. Mereka mendapat tawaran dari pemerintah dan swasta. Sampai Mei lalu nilai perusahaannya mencapai USD4,5 miliar. Kamera akan dipasang di setiap titik untuk membantu proses verifikasi dan identifikasi.
Data itu akan dicocokkan dengan data yang ada di database China. Pada saat bersamaan, otoritas terkait ban dara juga dapat mengetahui barang yang dibawa penumpang sehingga dapat lebih mudah melacaknya jika terjadi sesuatu.
Teknologi itu sudah di pasang di Terminal 2 Bandara Internasional Beijing untuk mempercepat proses pemeriksaan. Identitas penumpang dapat diketahui melalui scanning boarding ass, kartu ID, dan wajah. Sistem screening itu dapat memproses 266 penumpang per jam, bandingkan dengan sistem lama yang hanya 160.
Konstruksi Bandara Daxing Beijing menghabiskan 1,6 juta kubik meter konsentrat dan 52.000 ton baja. Sama seperti Bandara Internasional Beijing, bandara itu akan melayani jasa penerbangan domestik dan internasional. China Eastern Airlines dan China Southern Airlines juga akan merelokasi sebagian operasi ke sana.
Bandara Daxing Beijing diproyeksikan memiliki 9 landasan. Bandara ini akan menggantikan Bandara Internasional Beijing. Jika kapasitas bandara yang mencapai 100 juta penumpang per tahun terpenuhi, Bandara Daxing akan menjadi bandara tersibuk di dunia melampaui Bandara Hartsfield-Jackson di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS).
Dalam 20 tahun ke depan, lalu lintas penumpang komersial di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan meningkat sebesar 1,8 miliar, setara dengan jumlah penumpang di seluruh dunia. Negara-negara Asia memerlukan lebih banyak pesawat dan bandara.
Penerbangan di China, Filipina, dan Singapura sangat padat. Sementara itu Lead 8 ditunjuk sebagai arsitek utama untuk terminal komersial baru Beijing Daxing International Airport.
Proyek yang merupakan bagian dari ”zona ekonomi transpor tasi udara baru”, ini akan menampilkan desain yang di rancang untuk berfungsi sebagai ruang kerja generasi baru. Ruang-ruang di bandara ini akan terintegrasi untuk aspek ritel, restoran, dan hiburan. Dalam rancangannya, proyek terminal bandara ini akan mengusung hibrida.
“Kita akan buat kota aeropolis dengan rancangan kota-kota di masa depan. Ruang kerjanya akan dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup generasi baru, karena kerja, hiburan dan perhotelan,” ujar Co-Founder dan Direktur Eksekutif Lead 8 Simon Chua seperti dikutip airport-technology.com.
(don)