Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Tidak Cuma Tampan

Senin, 30 Juli 2018 - 11:16 WIB
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Tidak Cuma Tampan
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Tidak Cuma Tampan
A A A
Tampan, berpostur tinggi, dan sudah menjadi menteri dalam usia 25 tahun. Kepopulerannya itu bukan sekadar bermodal fisik. Otaknya cemerlang dan prinsipnya cukup kuat. Dia bahkan sampai menolak dua kali beasiswa di Oxford demi mempertahankan hal tersebut.

Syed Saddiq diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia dalam pemerintahan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohammad pada 2 Juli lalu. Saddiq, yang juga anggota parlemen untuk konstituen Muar, adalah salah satu dari 13 menteri dan 23 wakil menteri yang dilantik. Saddiq juga disebut-sebut sebagai menteri termuda yang pernah ada di Malaysia. Saddiq yang kelahiran Johor Bahru, 6 Desember 1992, ini menggantikan pendahulunya, Khairy Jamaluddin, yang saat dilantik pada 2013 berusia 37 tahun. Dia mengatakan, sebagai menteri pemuda dan olahraga, dia berurusan dengan atlet, penyelenggara kejuaraan, dan organisasi pemuda, pekerjaan yang mengharuskannya terampil dalam diplomasi dan negosiasi. “Pada akhirnya, usia hanyalah angka,” ungkapnya, dikutip dari Arab News .

Saddiq populer di kalangan anak muda dan memiliki 1,2 juta pengikut di Instagram . Dia bahkan pernah tampil di majalah kecantikan dan hiburan di Malaysia, memanfaatkan pesona dan ketampanannya. Anak bungsu dari empat bersaudara itu berasal dari latar belakang kelas pekerja yang sederhana. Ayahnya adalah seorang pekerja konstruksi dan ibunya seorang guru bahasa Inggris. Saddiq mengatakan, ayahnya pergi ke Singapura untuk mendapatkan lebih banyak uang. Dikutip The Star Online , Saddiq memang memiliki modal kuat untuk memasuki dunia politik. Sebelum terjun ke dunia politik, Saddiq terkenal sebagai jawara di komunitas debat.

Dia meraih penghargaan sebagai pembicara terbaik di Kejuaraan Debat Parlementer Asia Inggris (ABP) di Asia selama tiga kali. Kemunculannya di bidang politik terjadi setelah dia memenangi konstituensi parlemen Muar dalam pemilihan umum ke-14 negara itu, mengalahkan kandidat petahana Barisan Nasional, Datuk Seri Razali Ibrahim. Saddiq juga berkompetisi dengan pemain badminton profesional Lee Chong Wei untuk memperebutkan kursi menteri tersebut.Nama Saddiq pertama kali terkenal pada 2016 ketika mengikuti gerakan Change Led by the Young Generation (Challenger) yang menentang keterlibatan Najib Razak dalam skandal 1MDB. Aktivitas politiknya inilah yang akhirnya dilirik PM Mahathir Mohamad dan dia ditunjuk sebagai Ketua Pemuda Partai Serikat Adat Malaysia di partai yang didirikan Mahathir, yakni Partai Pribumi Bersatu Malaysia atau biasa disebut Bersatu.
Tolak Oxford demi Politik

Dilansir Straits Times, demi mengejar karier politiknya di Bersatu, tahun lalu Saddiq nekat menolak tawaran beasiswa di Universitas Oxford untuk gelar master dalam studi Kebijakan Publik. Tahun ini Saddiq juga kembali menolak tawaran tersebut. Sebelumnya dia adalah lulusan hukum dari International Islamic University. “Orang yang mengenal saya pasti tahu bahwa kuliah di Oxford adalah impian saya. Tetapi, tanggung jawab pada negara jauh lebih penting dibanding mimpi saya,” ucap Saddiq.

Meski punya cukup modal untuk memiliki posisi di pemerintahan, penunjukan Saddiq sebagai menteri dikritik beberapa pihak yang menginginkan seorang politisi yang lebih senior dan lebih berpengalaman di kementerian. Namun, hal ini tidak menghalangi semangat Saddiq untuk membuktikan kemampuannya. “Sudah lama performa kami di bidang olahraga terhambat oleh politik. Kami akan memastikan bahwa gangguan tersebut akan berkurang dalam manajemen olahraga,” katanya. Saddiq juga berencana menggunakan olahraga untuk mengatasi masalah berat badan di Malaysia karena dikenal sebagai “negara paling gemuk” di Asia Tenggara.

Saddiq juga secara konsisten menyerukan keterlibatan politik bagi kalangan sipil dan lebih matang di kalangan pemuda, bahkan menyerukan agar usia pemilih diturunkan ke usia 18 tahun. Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum Malaysia melaporkan bahwa 4 juta pemilih muda tidak terdaftar. “Saya ingin pemuda diberdayakan di ruang apa pun yang mereka tempuh; di politik, olahraga, tempat kerja, dan kampus. Kami harus menunjukkan kepada mereka bahwa itu penting. Kami akan mendengarkan semua suara tanpa melihat latar belakang mereka, terutama jika mereka terpinggirkan, seperti orang yang hidup dengan disabilitas, Orang Asli Malaysia, wanita muda, orang miskin, dan tunawisma,” bebernya.

Sementara itu, Datuk Seri Abdul Azim Mohd Zabidi, chef de mission kontingen Malaysia untuk Asian Games dan Ketua National Sports Institute, mengatakan, kehadiran Syed Saddiq akan terbukti bermanfaat. “Saya pikir itu adalah pilihan yang paling tepat, mengingat usia dan vitalitasnya,” ujarnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3798 seconds (0.1#10.140)