Ledek AS, Jenderal Iran Anggap Ancaman Militer Trump Bualan
A
A
A
TEHERAN - Seorang jenderal Iran meledek Amerika Serikat (AS) setelah kedua negara saling mengumbar ancaman. Dia mengatakan, ancaman militer Washington terhadap Teheran yang dilontarkan Presiden Donald Trump hanya bualan yang mustahil terjadi.
Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran saat berbicara di depan para mahasiswa di Teheran menyinggung ancaman militer Trump. Presiden AS itu sebelumnya menyatakan, Iran akan merasakan konsekuensi mengerikan sepanjang sejarah jika tidak berhenti mengancam Washington.
"Ancaman militer yang diajukan oleh musuh tidak terlalu serius dan hampa, dan kami memiliki kekuatan untuk menanggapi mereka," kata Jafari, pada hari Jumat.
Menurut Jafari, musuh-musuh Teheran lebih terfokus pada upaya untuk melemahkan Iran melalui apa yang disebutnya sebagai "perang lunak".
"Ancaman dan sanksi hari ini oleh musuh telah mencapai ketinggian mereka," kata Jafari.
"Namun, satu-satunya ancaman yang tidak akan mereka terapkan adalah tindakan militer, karena jika mereka melakukan agresi militer, itu akan memerlukan biaya besar bagi mereka," imbuh Jafari, dikutip Sputnik, Sabtu (28/7/2018).Baca Juga: AS Mungkin Bombardir Iran Bulan Depan
Pernyataan Jafari muncul setelah laporan ABC menyebut AS kemungkinan akan menyerang fasilitas nuklir Iran pada bulan depan. Laporan itu mengutip pejabat pemerintah Australia.
Namun, laporan itu dibantah Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis juga mengecam laporan spekulasi itu. "Fiksi lengkap," ujar Mattis, dikutip Reuters.
Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran saat berbicara di depan para mahasiswa di Teheran menyinggung ancaman militer Trump. Presiden AS itu sebelumnya menyatakan, Iran akan merasakan konsekuensi mengerikan sepanjang sejarah jika tidak berhenti mengancam Washington.
"Ancaman militer yang diajukan oleh musuh tidak terlalu serius dan hampa, dan kami memiliki kekuatan untuk menanggapi mereka," kata Jafari, pada hari Jumat.
Menurut Jafari, musuh-musuh Teheran lebih terfokus pada upaya untuk melemahkan Iran melalui apa yang disebutnya sebagai "perang lunak".
"Ancaman dan sanksi hari ini oleh musuh telah mencapai ketinggian mereka," kata Jafari.
"Namun, satu-satunya ancaman yang tidak akan mereka terapkan adalah tindakan militer, karena jika mereka melakukan agresi militer, itu akan memerlukan biaya besar bagi mereka," imbuh Jafari, dikutip Sputnik, Sabtu (28/7/2018).Baca Juga: AS Mungkin Bombardir Iran Bulan Depan
Pernyataan Jafari muncul setelah laporan ABC menyebut AS kemungkinan akan menyerang fasilitas nuklir Iran pada bulan depan. Laporan itu mengutip pejabat pemerintah Australia.
Namun, laporan itu dibantah Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis juga mengecam laporan spekulasi itu. "Fiksi lengkap," ujar Mattis, dikutip Reuters.
(mas)