Pentagon Sebut Cina Mata-matai Latihan Militer AS di Hawaii
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah kapal mata-mata China saat ini sedang memata-matai latihan militer besar-besaran yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di lepas pantai Hawaii. AS sebelumnya menolak partisipasi China sebagai bentuk protes atas militerisasi Beijing di Laut China Selatan (LCS).
"Armada Pasifik AS telah memantau kapal mata-mata angkatan laut China yang beroperasi di sekitar Hawaii di luar laut teritorial AS," kata Kapten Angkatan Laut AS Charles Brown, juru bicara Armada Pasifik AS, dalam sebuah pernyataan.
"Kami berharap kapal ini akan tetap berada di luar laut teritorial AS dan tidak beroperasi dengan cara yang mengganggu pelayaran latihan maritim Pasifik yang sedang berlangsung," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Sabtu (14/7/2018).
China tidak diundang dari latihan, yang dikenal sebagai RIMPAC, pada bulan Mei atas apa yang disebut Pentagon sebagai militerisasi lanjutan dari fitur yang disengketakan di Laut Cina Selatan, termasuk penyebaran rudal anti-kapal, sistem rudal permukaan-ke-udara dan jammers elektronik.
"Kapal mata-mata itu tiba di perairan lepas Hawaii pada 11 Juli, dan belum memasuki laut teritorial Amerika Serikat," kata seorang pejabat militer AS kepada CNN.
Kehadiran kapal China juga dikritik oleh komandan pasukan maritim gabungan komponen latihan, perwira angkatan laut Chile Pablo Nieman.
"Sangat mengecewakan bahwa kehadiran kapal yang tidak berpartisipasi dapat mengganggu latihan," kata Nieman dalam sebuah pernyataan.
"Saya berharap dan mengharapkan semua pelaut untuk bertindak secara profesional sehingga kami dapat terus fokus pada pekerjaan yang ada di tangan dan membangun semangat kerja sama yang memberikan tujuan untuk latihan ini," imbuhnya.
Seorang pejabat militer mengatakan kepada CNN bahwa kapal mata-mata Rusia berada di wilayah yang sama pada saat terakhir RIMPAC berlangsung pada tahun 2016. Sementara China berpartisipasi dalam latihan tahun itu.
China juga mengirim kapal mata-mata, yang dikenal sebagai kapal Pembantu Umum Tambahan, untuk memantau latihan pada tahun 2014 dan 2016.
Menurut Angkatan Laut AS dua puluh enam negara, 47 kapal, lima kapal selam dan lebih dari 200 pesawat serta 25.000 personel dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam latihan itu.
"Armada Pasifik AS telah memantau kapal mata-mata angkatan laut China yang beroperasi di sekitar Hawaii di luar laut teritorial AS," kata Kapten Angkatan Laut AS Charles Brown, juru bicara Armada Pasifik AS, dalam sebuah pernyataan.
"Kami berharap kapal ini akan tetap berada di luar laut teritorial AS dan tidak beroperasi dengan cara yang mengganggu pelayaran latihan maritim Pasifik yang sedang berlangsung," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Sabtu (14/7/2018).
China tidak diundang dari latihan, yang dikenal sebagai RIMPAC, pada bulan Mei atas apa yang disebut Pentagon sebagai militerisasi lanjutan dari fitur yang disengketakan di Laut Cina Selatan, termasuk penyebaran rudal anti-kapal, sistem rudal permukaan-ke-udara dan jammers elektronik.
"Kapal mata-mata itu tiba di perairan lepas Hawaii pada 11 Juli, dan belum memasuki laut teritorial Amerika Serikat," kata seorang pejabat militer AS kepada CNN.
Kehadiran kapal China juga dikritik oleh komandan pasukan maritim gabungan komponen latihan, perwira angkatan laut Chile Pablo Nieman.
"Sangat mengecewakan bahwa kehadiran kapal yang tidak berpartisipasi dapat mengganggu latihan," kata Nieman dalam sebuah pernyataan.
"Saya berharap dan mengharapkan semua pelaut untuk bertindak secara profesional sehingga kami dapat terus fokus pada pekerjaan yang ada di tangan dan membangun semangat kerja sama yang memberikan tujuan untuk latihan ini," imbuhnya.
Seorang pejabat militer mengatakan kepada CNN bahwa kapal mata-mata Rusia berada di wilayah yang sama pada saat terakhir RIMPAC berlangsung pada tahun 2016. Sementara China berpartisipasi dalam latihan tahun itu.
China juga mengirim kapal mata-mata, yang dikenal sebagai kapal Pembantu Umum Tambahan, untuk memantau latihan pada tahun 2014 dan 2016.
Menurut Angkatan Laut AS dua puluh enam negara, 47 kapal, lima kapal selam dan lebih dari 200 pesawat serta 25.000 personel dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam latihan itu.
(ian)