Pasukan Israel Tembak Mati Kerabat Ahed Tamimi

YERUSALEM - Tentara Israel menembak mati seorang warga Palestina berusia 21 tahun selama serangan di Tepi Barat yang diduduki. Demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina.

Izzideen Tamimi tewas setelah diduga melempar batu yang mengenai kepala seorang tentara Israel di desa Nabi Saleh, dekat Ramallah. Pasukan Israel kemudian menyerbu desa dan bertemu dengan pelempar batu, menurut paman korban Bassem Tamimi.

Militer Israel mengatakan pasukannya didekati oleh selusin orang Palestina yang melemparkan batu. Setelah awalnya menanggapi dengan alat-alat untuk membubarkan kerusuhan, termasuk peluru karet dan gas air mata, seorang tentara melepaskan berondongan tembakan ke Tamimi, yang tertembak di lehernya seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (7/6/2018).

Kematian itu terjadi di tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan Palestina, setelah tentara Israel menewaskan lebih dari 125 warga Palestina dan melukai hampir 3.700 lainnya sejak aksi protes dimulai pada Maret di perbatasan Gaza.

Tidak ada orang Israel yang terbunuh sejak aksi demonstrasi the Great Return March diluncurkan di daerah kantong yang dikepung.

Penggunaan kekuatan mematikan Israel terhadap para pengunjuk rasa Palestina yang tidak bersenjata telah menimbulkan kecaman internasional, dengan penyelidik kejahatan perang PBB telah ditetapkan untuk menyelidiki pembantaian Gaza.

Izzideen, korban terbaru yang meninggal pada Rabu (6/6/2018), adalah kerabat jauh dari remaja Palestina yang menjadi ikon aksi protes, Ahed Tamimi.

Nabi Saleh adalah rumah bagi sekitar 600 anggota klan Tamimi. Ahed yang berusia 17 tahun telah menarik perhatian internasional atas penangkapannya setelah menampar seorang tentara Israel di wajahnya pada bulan Desember lalu.

Insiden pada Rabu kemarin datang setelah seorang tentara Israel tewas oleh blok granit yang menghancurkan kepalanya pada akhir Mei.

Sejak 2015, 50 orang Israel telah tewas dalam penikaman, penembakan dan serangan mobil, sementara pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 260 warga Palestina pada periode itu.