Injak Ranjau Darat, Delapan Warga Libya Meregang Nyawa
A
A
A
TRIPOLI - Sebuah ranjau darat menewaskan delapan warga sipil di kota Darna, Libya Timur. Wilayah itu adalah tempat militer memerangi gerilyawan yang menguasai kota itu sejak awal Mei.
"Delapan warga sipil tewas akibat ledakan sejumlah ranjau darat yang ditanam oleh para teroris di pintu masuk barat Darna," kata seorang pejabat militer Libya seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (31/5/2018).
"Ranjau-ranjau itu meledak ketika sejumlah warga sipil berusaha meninggalkan Darna ke daerah-daerah dan kota-kota terdekat untuk mendapatkan bahan bakar dan makanan. Ketika mereka mendekati pintu keluar kota, khususnya di dekat stadion kota, sejumlah ranjau meledak, menyebabkan jatuhnya korban sipil," tutur pejabat itu yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Tentara telah mengepung Darna sejak tahun 2015. Tentara Libya menuntut agar Dewan Syura Mujahidin, sebuah koalisi milisi Islamis, untuk pergi.
Tentara menuduh kelompok bersenjata itu setia kepada kelompok al-Qaida.
Ranjau-ranjau yang ditanam oleh kelompok itu adalah rintangan utama yang dihadapi tentara, membuat kemajuan pengambilalihan Darna menjadi statis.
Koordinator kemanusiaan untuk Misi Dukungan PBB di Libya Maria Ribeiro baru-baru ini meminta tentara untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan untuk memasuki kota.
Sejak awal perang antara tentara dan militan, lebih dari 30 tentara tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka, menurut sumber militer dan medis.
"Delapan warga sipil tewas akibat ledakan sejumlah ranjau darat yang ditanam oleh para teroris di pintu masuk barat Darna," kata seorang pejabat militer Libya seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (31/5/2018).
"Ranjau-ranjau itu meledak ketika sejumlah warga sipil berusaha meninggalkan Darna ke daerah-daerah dan kota-kota terdekat untuk mendapatkan bahan bakar dan makanan. Ketika mereka mendekati pintu keluar kota, khususnya di dekat stadion kota, sejumlah ranjau meledak, menyebabkan jatuhnya korban sipil," tutur pejabat itu yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Tentara telah mengepung Darna sejak tahun 2015. Tentara Libya menuntut agar Dewan Syura Mujahidin, sebuah koalisi milisi Islamis, untuk pergi.
Tentara menuduh kelompok bersenjata itu setia kepada kelompok al-Qaida.
Ranjau-ranjau yang ditanam oleh kelompok itu adalah rintangan utama yang dihadapi tentara, membuat kemajuan pengambilalihan Darna menjadi statis.
Koordinator kemanusiaan untuk Misi Dukungan PBB di Libya Maria Ribeiro baru-baru ini meminta tentara untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan untuk memasuki kota.
Sejak awal perang antara tentara dan militan, lebih dari 30 tentara tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka, menurut sumber militer dan medis.
(ian)