Sidney Jones: Aman Abdurrahman Lebih Radikal ketimbang Baasyir
A
A
A
JAKARTA - Aman Abdurrahman, pemimpin spritiual Jemaah Ansharut Daulah (JAD) telah dituntut hukuman mati oleh jaksa pengadilan atas tuduhan jadi penggerak serangan bom di berbagai wilayah di Indonesia.
Pakar terorisme, Sidney Jones, menilai sosok Aman Abdurrahman lebih radikal ketimbang pemimpin spiritual Jemaah Islamiyah (JI), Abu Bakar Baasyir.
Aman Abdurrahman selama ini dituding sebagai tokoh JAD yang menyatakan dukungannya untuk kelompok ISIS di Timur Tengah.
Pada tahun 2014, dia mendirikan JAD, kelompok yang disalahkan atas serangkaian bom bunuh diri di Indonesia, termasuk pemboman Surabaya beberapa waktu lalu.
Pada tahun 2004 dia pernah dijatuhi hukuman 7 tahun penjara karena mengorganisir kelas pembuatan bom di Cimanggis, Jawa Barat, tetapi dibebaskan setelah 4 tahun karena berperilaku baik.
Pada tahun 2010, dia dituding membantu mendanai kamp pelatihan teroris di Aceh, di mana dia dijatuhi hukuman 9 tahun penjara.
Sidney Jones, dari Institut Analisis Kebijakan Konflik (IPAC), mengatakan Aman Abdurrahman lebih radikal dan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada Abu Bakar Baasyir.
Aman Abdurrahman mengatakan di pengadilan bahwa dia senang bertanggung jawab karena menginspirasi para pengikut untuk bersumpah setia kepada ISIS dan melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan "kekhalifahan".
Namun dia menegaskan bahwa dia tidak pernah mendorong atau memerintahkan pengikutnya untuk melakukan serangan apa pun di Indonesia.
Di pengadilan, Aman Abdurrahman mengutuk para pelaku bom bunuh diri di Surabya sebagai "orang sakit dan putus asa".
Menurut Sidney Jones , peran Aman Abdurrahman di JAD telah menurun secara substansial, karena dia ditempatkan di penjara isolasi. Di penjara itu, dia tidak lagi memiliki akses penuh ke telepon.
Tapi, dia masih sangat dihormati. Contoh, para narapidana kasus terorisme yang terlibat kerusuhan di penjara Mako Brimob beberapa waktu lalu menuntut untuk berbicara langsung dengan Aman Abdurrahman.
"(Aman) dilihat (oleh narapidana) sebagai seseorang yang bertubuh tinggi dan seseorang yang dihormati," kata Sidney Jones, seperti dikutip ABC, Kamis (31/5/2018).
"Apakah dia benar-benar akan menghadapi regu tembak? Mungkin. Tetapi pertama-tama dia harus dinyatakan bersalah, maka hakim harus setuju dengan jaksa bahwa kejahatannya menjamin hukuman mati."
Pakar terorisme, Sidney Jones, menilai sosok Aman Abdurrahman lebih radikal ketimbang pemimpin spiritual Jemaah Islamiyah (JI), Abu Bakar Baasyir.
Aman Abdurrahman selama ini dituding sebagai tokoh JAD yang menyatakan dukungannya untuk kelompok ISIS di Timur Tengah.
Pada tahun 2014, dia mendirikan JAD, kelompok yang disalahkan atas serangkaian bom bunuh diri di Indonesia, termasuk pemboman Surabaya beberapa waktu lalu.
Pada tahun 2004 dia pernah dijatuhi hukuman 7 tahun penjara karena mengorganisir kelas pembuatan bom di Cimanggis, Jawa Barat, tetapi dibebaskan setelah 4 tahun karena berperilaku baik.
Pada tahun 2010, dia dituding membantu mendanai kamp pelatihan teroris di Aceh, di mana dia dijatuhi hukuman 9 tahun penjara.
Sidney Jones, dari Institut Analisis Kebijakan Konflik (IPAC), mengatakan Aman Abdurrahman lebih radikal dan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada Abu Bakar Baasyir.
Aman Abdurrahman mengatakan di pengadilan bahwa dia senang bertanggung jawab karena menginspirasi para pengikut untuk bersumpah setia kepada ISIS dan melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan "kekhalifahan".
Namun dia menegaskan bahwa dia tidak pernah mendorong atau memerintahkan pengikutnya untuk melakukan serangan apa pun di Indonesia.
Di pengadilan, Aman Abdurrahman mengutuk para pelaku bom bunuh diri di Surabya sebagai "orang sakit dan putus asa".
Menurut Sidney Jones , peran Aman Abdurrahman di JAD telah menurun secara substansial, karena dia ditempatkan di penjara isolasi. Di penjara itu, dia tidak lagi memiliki akses penuh ke telepon.
Tapi, dia masih sangat dihormati. Contoh, para narapidana kasus terorisme yang terlibat kerusuhan di penjara Mako Brimob beberapa waktu lalu menuntut untuk berbicara langsung dengan Aman Abdurrahman.
"(Aman) dilihat (oleh narapidana) sebagai seseorang yang bertubuh tinggi dan seseorang yang dihormati," kata Sidney Jones, seperti dikutip ABC, Kamis (31/5/2018).
"Apakah dia benar-benar akan menghadapi regu tembak? Mungkin. Tetapi pertama-tama dia harus dinyatakan bersalah, maka hakim harus setuju dengan jaksa bahwa kejahatannya menjamin hukuman mati."
(mas)