Jepang Bantai 333 Ikan Paus, Termasuk 122 Sedang Hamil

Rabu, 30 Mei 2018 - 00:44 WIB
Jepang Bantai 333 Ikan Paus, Termasuk 122 Sedang Hamil
Jepang Bantai 333 Ikan Paus, Termasuk 122 Sedang Hamil
A A A
TOKYO - Para peneliti Jepang membantai sekitar 333 ekor ikan paus selama tahun 2017-2018. Pembantaian besar-besaran yang diklaim untuk penelitian itu mencakup 122 ikan paus yang sedang hamil.

Kelompok aktivis pembela hak-hak satwa mengecam pembantaian ratusan ikan paus dengan dalih untuk tujuan ilmiah tersebut. Menurut para aktivis, tindakan para peneliti Jepang merupakan perburuan yang menyamar sebagai penelitian.

Menurut laporan yang diterbitkan International Whaling Commission's (IWC), ratusan mamalia laut itu dibantai para peneliti Jepang dalam program bernama New Scientific Whale Research Program in the Antarctic Ocean (NEWREP-A) ketiga pada 2017-2018.

Para peneliti Jepang menargetkan 344 ikan paus, dan mengambil sampel 333 dari total ikan yang ditargetkan. "Mereka menggunakan tombak dengan granat pentilosis 30 g," bunyi laporan IWC yang dikutip dari situsnya, Rabu (30/5/2018).

"Sebelas makhluk itu berhasil menghindari tombak dan melarikan diri dari 'pengambilan sampel' ke dalam es laut dengan kepadatan tinggi," lanjut laporan IWC.

Sementara deskripsi proses sampling sarat dengan teknis, yang pada dasarnya menggambarkan proses umum penangkapan ikan paus dengan tombak ledak. Proyektil diluncurkan dari harpun (meriam dengan proyektil baja), yang menembus kulit makhluk itu dan meledak.

Penangkap ikan biasanya menargetkan kepala paus, yang menimbulkan kerusakan otak berat dan menjatuhkan mamalia raksasa itu, atau langsung membunuhnya.

"Sampel" paus, yang diambil oleh para ilmuwan Jepang, termasuk analisis isi perut untuk memperkirakan komposisi dan konsumsi mangsa, mengukur usia dengan mengekstraksi sumbatan telinga, dan mengevaluasi kematangan seksual dari mamalia laut itu.

Bagian tubuh dan organ ikan paus juga ditimbang dan tengkorak ikan-ikan itu diukur dengan kaliper raksasa.

Masih menurut laporan IWC, 122 paus yang terbunuh selama "penelitian" itu ternyata sedang hamil.

Manajer program senior untuk Humane Society International (HSI), Alexia Wellbelove, mengatakan kepada The Sydney Morning Herald bahwa jumlah pembantaian ikan paus tersebut merupakan statistik yang mengejutkan. "Dan menjadi dakwaan yang menyedihkan atas kekejaman perburuan ikan paus oleh Jepang," katanya.

"Ini adalah demonstrasi lebih lanjut, jika diperlukan, dari sifat yang benar-benar mengerikan dan tidak perlu dari operasi penangkapan ikan paus, terutama ketika survei yang tidak mematikan telah terbukti cukup untuk kebutuhan ilmiah," kata Wellbelove.

Otoritas terkait di Jepang belum berkomentar atas laporan pembantaian 333 ikan paus tersebut. Namun, negara itu telah berulang kali dikecam kelompok aktivis karena membantai ikan paus dengan dalih penelitian.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4206 seconds (0.1#10.140)