12 Meninggal Akibat Wabah Ebola di Kongo
A
A
A
KINSHASA - Setidaknya sudah 12 orang meninggal akibat kasus Ebola di Kongo. Kematian terbaru terjadi di Iboko, daerah pedesaan di provinsi Equateur barat laut.
Selain itu, menurut Kementerian Kesehatan Kongo dalam sebuah pernyataan, ada empat tersangka baru di provinsi itu. Dengan begitu, Kongo sekarang memiliki 35 kasus Ebola yang telah dikonfirmasi seperti disitir dari AP, Senin (28/5/2018).
Petugas kesehatan telah mengidentifikasi orang-orang yang telah melakukan kontak dengan kasus Ebola yang dikonfirmasi di tiga wilayah di provinsi Equateur, daerah pedesaan Bikoro, Iboko dan Mdbandaka. Provinsi dengan populasi 1,2 juta orang itu merupakan pusat transportasi di Sungai Kongo.
Menteri Kesehatan Kongo akhir pekan lalu terbang dengan helikopter ke Bikoro dan Iboko untuk melihat penyebaran pekerja kesehatan. Para petugas akan melacak mereka yang telah melakukan kontak dengan kasus Ebola dan menyuntik mereka dengan vaksin eksperimental baru.
Menteri Kesehatan Oly Ilunga didampingi oleh perwakilan dari World Health Organization dan UNICEF. Kampanye vaksinasi di pedesaan tersebut akan dimulai hari Senin ini.
Kampanye vaksinasi sudah berlangsung di Mbandaka, di mana empat kasus Ebola telah dikonfirmasi. Sekitar 100 pekerja kesehatan telah divaksinasi di sana karena pekerja berada di garis depan menghadapi risiko tinggi dari virus, yang menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh mereka yang terinfeksi, termasuk yang meninggal.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, beberapa minggu ke depan sangat penting dalam menentukan apakah wabah dapat dikendalikan atau tidak. Faktor-faktor yang rumit, termasuk penyebarannya ke kota besar, fakta bahwa petugas kesehatan telah terinfeksi dan keberadaan tiga atau empat "epicenter terpisah" buat mencari dan memantau kontak orang yang terinfeksi lebih sulit.
"Saya secara pribadi berkomitmen untuk memastikan bahwa kami melakukan segala yang kami bisa untuk menghentikan wabah ini sesegera mungkin," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
WHO menggunakan pendekatan "vaksinasi cincin", menargetkan kontak orang yang terinfeksi atau dicurigai infeksi dan kemudian kontak orang-orang tersebut. Lebih dari 600 kontak telah diidentifikasi.
WHO juga mempercepat upaya dengan sembilan negara tetangga untuk mencoba mencegah wabah Ebola menyebar di sana, mengatakan risiko regional tinggi. WHO telah memperingatkan terhadap larangan perjalanan dan perdagangan internasional.
Ini adalah wabah Ebola kesembilan Kongo sejak tahun 1976, ketika demam hemoragik pertama kali diidentifikasi.
Tidak ada perawatan khusus untuk Ebola. Gejala termasuk demam, muntah, diare, nyeri otot dan kadang-kadang perdarahan internal dan eksternal. Virus dapat berakibat fatal hingga 90 persen kasus, tergantung pada tekanannya.
Selain itu, menurut Kementerian Kesehatan Kongo dalam sebuah pernyataan, ada empat tersangka baru di provinsi itu. Dengan begitu, Kongo sekarang memiliki 35 kasus Ebola yang telah dikonfirmasi seperti disitir dari AP, Senin (28/5/2018).
Petugas kesehatan telah mengidentifikasi orang-orang yang telah melakukan kontak dengan kasus Ebola yang dikonfirmasi di tiga wilayah di provinsi Equateur, daerah pedesaan Bikoro, Iboko dan Mdbandaka. Provinsi dengan populasi 1,2 juta orang itu merupakan pusat transportasi di Sungai Kongo.
Menteri Kesehatan Kongo akhir pekan lalu terbang dengan helikopter ke Bikoro dan Iboko untuk melihat penyebaran pekerja kesehatan. Para petugas akan melacak mereka yang telah melakukan kontak dengan kasus Ebola dan menyuntik mereka dengan vaksin eksperimental baru.
Menteri Kesehatan Oly Ilunga didampingi oleh perwakilan dari World Health Organization dan UNICEF. Kampanye vaksinasi di pedesaan tersebut akan dimulai hari Senin ini.
Kampanye vaksinasi sudah berlangsung di Mbandaka, di mana empat kasus Ebola telah dikonfirmasi. Sekitar 100 pekerja kesehatan telah divaksinasi di sana karena pekerja berada di garis depan menghadapi risiko tinggi dari virus, yang menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh mereka yang terinfeksi, termasuk yang meninggal.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, beberapa minggu ke depan sangat penting dalam menentukan apakah wabah dapat dikendalikan atau tidak. Faktor-faktor yang rumit, termasuk penyebarannya ke kota besar, fakta bahwa petugas kesehatan telah terinfeksi dan keberadaan tiga atau empat "epicenter terpisah" buat mencari dan memantau kontak orang yang terinfeksi lebih sulit.
"Saya secara pribadi berkomitmen untuk memastikan bahwa kami melakukan segala yang kami bisa untuk menghentikan wabah ini sesegera mungkin," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
WHO menggunakan pendekatan "vaksinasi cincin", menargetkan kontak orang yang terinfeksi atau dicurigai infeksi dan kemudian kontak orang-orang tersebut. Lebih dari 600 kontak telah diidentifikasi.
WHO juga mempercepat upaya dengan sembilan negara tetangga untuk mencoba mencegah wabah Ebola menyebar di sana, mengatakan risiko regional tinggi. WHO telah memperingatkan terhadap larangan perjalanan dan perdagangan internasional.
Ini adalah wabah Ebola kesembilan Kongo sejak tahun 1976, ketika demam hemoragik pertama kali diidentifikasi.
Tidak ada perawatan khusus untuk Ebola. Gejala termasuk demam, muntah, diare, nyeri otot dan kadang-kadang perdarahan internal dan eksternal. Virus dapat berakibat fatal hingga 90 persen kasus, tergantung pada tekanannya.
(ian)