Anwar Ibrahim Terkesan dengan Reformasi Indonesia

Senin, 21 Mei 2018 - 10:02 WIB
Anwar Ibrahim Terkesan dengan Reformasi Indonesia
Anwar Ibrahim Terkesan dengan Reformasi Indonesia
A A A
JAKARTA - Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan rasa terkesannya atas proses reformasi di Indonesia, terutama pada era kepemimpinan Presiden BJ Habibie.

Dia pun berharap akan menjadikan pelajaran untuk Malaysia. Pernyataan ini disampaikan Anwar yang baru bebas dari penjara empat hari sebelumnya (16/5/2018) saat mengunjungi kediaman BJ Habibie kemarin. Kehadirannya ke Jakarta bertepatan dengan peringatan 20 tahun reformasi. Selain untuk turut memperingati reformasi, dia juga mengaku datang ke Jakarta untuk mengenang almarhumah Hasri Ainun Habibie. Anwar dan Habibie diketahui memiliki kedekatan satu sama lain.

Saat Ainun meninggal, istri Anwar, Azizah, datang ke kediaman Habibie untuk ikut pengajian. Kehadiran Anwar ke Jakarta merupakan lawatan pertamanya ke luar negeri setelah menghirup udara bebas setelah mendapat pengampunan penuh dari Raja Malaysia Sultan Muhammad V.

Kebebasan ini dia peroleh setelah partai koalisi yang dipimpinnya, Pakatan Harapan, bersama Mahathir Mohammad berhasil menggulingkan Barisan Nasional dan mendepak Najib Rajak dari kekuasaan dalam pemilu legislatif.

Selain menemui Habibie, kemarin dia juga sempat bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan bersilaturahmi ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dia bahkan melakukan pertemuan dengan pengurus Forum Kerja Sama Usahawan Serantau (FOKUS) di Hotel Isnin, Jakarta. “Reformasi itu di Indonesia bergulir dan mengesankan,” kata Anwar di kediaman Habibie, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin.

Pertemuan dengan Habibie berlangsung sekitar satu jam. Mereka sempat melakukan buka puasa bersama.

Anwar yang diproyeksikan akan menggantikan posisi Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri tersebut mengaku dekat dengan orang-orang yang terkait dengan reformasi mulai dari Presiden Kedua Soeharto dan Habibie yang menggantikan Soeharto seusai reformasi.

Secara khusus dia memuji sosok Habibie yang disebutnya pemberani dalam masa reformasi di Indonesia. “Hanya sosok seseorang yang pemberani yang mampu dalam masa yang sesingkat itu melakukan pembaharuan se banyak itu. Sama ada badan kehakiman, media, tahanan politik, ekonomi, desentralisasi semua itu dilakukan oleh beliau (Habibie),” ucapnya.

Dalam akun Facebook-nya, tokoh perlawanan Malaysia itu menilai 1998 adalah tahun yang bersejarah bagi Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, tepatnya 21 Mei 1998, diperingati sebagai jatuhnya rezim Orde Baru dan dimulainya reformasi. Sedangkan rakyat Malaysia memperingati 2 September 1998 sebagai awal kejatuhan rezim Barisan Nasional yang kemudian jatuh setelah dua dekade kemudian, yakni pada 9 Mei 2018.

“Saya percaya pertemuan dan perbincangan dengan Presiden Habibie akan meng erat kan lagi hubungan di antara dua negara kita, serta memperkukuh iltizam melaksana agenda reformasi di Malaysia,” tuturnya.

Adapun Habibie menyatakan, dalam pertemuan itu mereka juga membahas soal globalisasi. Keduanya juga membahas kerja sama ekonomi dan budaya antara Indonesia dan Malaysia. Habibie juga mengungkapkan bahwa dirinya dan Anwar punya cita-cita yang sama, yaitu terwujudnya kebijakan dua negara yang prorakyat untuk memperbaiki kualitas peradaban. “Prorakyat agar rakyat itu bisa terus kualitasnya baik peradabannya,” ujar Habibie.

Dari kediaman Habibie, Anwar mengunjungi Jusuf Kalla di kediaman resminya di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Keduanya membicarakan situasi politik terkini di Malaysia dan hubungan dua negara. Sementara di PBNU, Anwar disambut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Sekjen H Helmy Faishal Zaini, dan sejumlah pengurus PBNU lain. Dalam pertemuan tersebut, Anwar mengungkapkan keprihatinannya atas kasus bom bunuh diri di Surabaya beberapa waktu lalu. Dia pun memprihatinkan radikalisme yang juga tumbuh di negaranya. “Anak-anak muda juga ada di Malaysia yang radikal,” katanya.

Anwar lantas menyampaikan undangan agar Said Aqil ke Malaysia untuk menyamakan persepsi tentang Islam yang benar. Alasannya, di Malaysia juga ada benih-benih radikalisme kendati tidak separah di Indonesia. Dia pun menekankan per lunya kerja sama Malaysia-Indonesia dalam menghadapi persoalan tersebut.

“Saya yakin dengan pemerintahan baru Malaysia akan bekerja sama dengan Indonesia dalam menghadapi tantangan baru. Dunia lebih menyoroti Indonesia karena Indonesia Islamnya mayoritas dan budayanya banyak,” kata Anwar.

Said Aqil bersepakat untuk bekerja sama dengan Malaysia untuk menyebarkan pemahaman Islam moderat. Dia menilai Malaysia adalah negara sahabat. Penduduk Indonesia se ki tar 4 juta bahkan mencari mata pencaharian di negeri tersebut.

“Kita memperkuat hubungan antara Malaysia dan NU, terutama menyamakan persepsi Islam yang damai, yang ramah, antiradikalisme, antiterorisme, yaitu yang kita kenal dengan Islam Nusantara,” ujar Said.

Sementara itu, Anggota Komisi Hubungan Luar Negeri DPR Bobby Rizaldi meyakini kedatangan Anwar ini akan membawa efek positif bagi hubungan bilateral Indonesia dengan Negeri Jiran itu, termasuk memperkuat hubungan kedua negara.

“Ya, selain merayakan reformasi seperti RI tahun 1998, saya rasa Anwar Ibrahim ingin menunjukkan gestur bahwa RI adalah sangat penting untuk Malaysia,” pungkasnya. (Kiswondari/ Okezone/Sindonews)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4128 seconds (0.1#10.140)