Dua Korea Bertemu Hari Ini
A
A
A
Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) menggelar perundingan tingkat tinggi hari ini untuk membahas langkah yang diperlukan demi denuklirisasi Semenanjung Korea.
Pertemuan itu fokus pada rencana pelaksanaan deklarasi yang dilakukan saat konferensi tingkat tinggi (KTT) dua Korea pada 27 April lalu. Deklarasi itu termasuk janji resmi mengakhiri Perang Korea dan menyelesaikan denuklirisasi.
Pertemuan hari ini dilakukan di Peace House di Panmunjom, wilayah perbatasan kedua Korea. Kedua pihak telah menandatangani deklarasi bersama bulan lalu. “Melalui perundingan tingkat tinggi ini, kami akan menegosiasikan dan menerapkan langkah-langkah untuk melaksanakan Deklarasi Panmunjom dan membangun hubungan antar-Korea yang berkelanjutan dan perdamaian permanen di Semenanjung Korea,” kata Kementerian Unifikasi Korsel dikutip kantor berita Reuters.
Menteri Unifikasi Korsel Cho Myoung-gyon akan memimpin tim yang terdiri atas lima orang dalam pertemuan itu. Delegasi Korut dengan jumlah 29 orang akan dipimpin Ri Son-gwon, Ketua Komite untuk Reunifikasi Damai Korut. Delegasi Korut juga terdiri atas Wakil Menteri Kereta Kim Yun-hyok serta Wakil Menteri Budaya dan Olahraga Won Kil-u.
Korut menyatakan segera menutup fasilitas tes nuklir antara 23 dan 25 Mei untuk melaksanakan janji menghentikan tes nuklir. Langkah ini dilakukan sebelum KTT Korut dan Amerika Serikat (AS) di Singapura.
Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un akan bertemu pada 12 Juni. Pertemuan ini awalnya terlihat mustahil karena dua pemimpin sempat saling ancam pada tahun lalu. Meski demikian, Kim menyatakan dalam pidato Tahun Baru tentang pengurangan ketegangan militer dan mulai meredam konflik.
Warga Korut tampak optimistis dengan KTT dengan AS tersebut. Sikap ini diungkapkan Kepala Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) David Beasley saat di Seoul setelah mengunjungi Korut. “Saya pikir mereka berharap. Saya pikir semua orang di bawah memiliki harapan,” tutur Beasley saat ditanya apakah warga Korut yang dia temui menyebut tentang KTT itu.
Beasley mengunjungi Korut pada 8–11 Mei. Dia menjelaskan, para pejabat WFP mendapat akses luar biasa ke sejumlah wilayah dan melakukan diskusi terbuka, jujur, dan spontan dengan para pejabat Korut di sana.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo akhir pekan lalu menjelaskan, AS bersedia mencabut sanksi jika Korut bersedia melucuti program senjata nuklirnya. (Syarifudin)
Pertemuan itu fokus pada rencana pelaksanaan deklarasi yang dilakukan saat konferensi tingkat tinggi (KTT) dua Korea pada 27 April lalu. Deklarasi itu termasuk janji resmi mengakhiri Perang Korea dan menyelesaikan denuklirisasi.
Pertemuan hari ini dilakukan di Peace House di Panmunjom, wilayah perbatasan kedua Korea. Kedua pihak telah menandatangani deklarasi bersama bulan lalu. “Melalui perundingan tingkat tinggi ini, kami akan menegosiasikan dan menerapkan langkah-langkah untuk melaksanakan Deklarasi Panmunjom dan membangun hubungan antar-Korea yang berkelanjutan dan perdamaian permanen di Semenanjung Korea,” kata Kementerian Unifikasi Korsel dikutip kantor berita Reuters.
Menteri Unifikasi Korsel Cho Myoung-gyon akan memimpin tim yang terdiri atas lima orang dalam pertemuan itu. Delegasi Korut dengan jumlah 29 orang akan dipimpin Ri Son-gwon, Ketua Komite untuk Reunifikasi Damai Korut. Delegasi Korut juga terdiri atas Wakil Menteri Kereta Kim Yun-hyok serta Wakil Menteri Budaya dan Olahraga Won Kil-u.
Korut menyatakan segera menutup fasilitas tes nuklir antara 23 dan 25 Mei untuk melaksanakan janji menghentikan tes nuklir. Langkah ini dilakukan sebelum KTT Korut dan Amerika Serikat (AS) di Singapura.
Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un akan bertemu pada 12 Juni. Pertemuan ini awalnya terlihat mustahil karena dua pemimpin sempat saling ancam pada tahun lalu. Meski demikian, Kim menyatakan dalam pidato Tahun Baru tentang pengurangan ketegangan militer dan mulai meredam konflik.
Warga Korut tampak optimistis dengan KTT dengan AS tersebut. Sikap ini diungkapkan Kepala Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) David Beasley saat di Seoul setelah mengunjungi Korut. “Saya pikir mereka berharap. Saya pikir semua orang di bawah memiliki harapan,” tutur Beasley saat ditanya apakah warga Korut yang dia temui menyebut tentang KTT itu.
Beasley mengunjungi Korut pada 8–11 Mei. Dia menjelaskan, para pejabat WFP mendapat akses luar biasa ke sejumlah wilayah dan melakukan diskusi terbuka, jujur, dan spontan dengan para pejabat Korut di sana.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo akhir pekan lalu menjelaskan, AS bersedia mencabut sanksi jika Korut bersedia melucuti program senjata nuklirnya. (Syarifudin)
(nfl)