Turki Desak Negara Muslim Pertimbangkan Kembali Hubungan dengan Israel
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim menyerukan negara-negara Muslim untuk mempertimbangkan kembali hubungan mereka dengan Israel. Seruan ini muncul di tengah meningkatnya situasi di Gaza.
Turki, Yordania dan Mesir adalah beberapa negara mayoritas Muslim yang memiliki hubungan dengan Israel. Hubungan Turki dan Israel diketahui baru membaik dalam kurun waktu setahun terakhir, setelah sebelumnya kedua negara sempat membekukan hubungan diplomatik.
Melansir Anadolu Agency pada Selasa (15/4), Yildirim menyatakan pihaknya mengecam keras tindakan tentara Israel terhadap demonstran Palestina. Tentara Israel dilaporkan menembaki para demonstran yang berkumpul di depan pagar perbatasan Gaza dan Israel.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza sejauh ini pasukan Israel membunuh 58 warga Palestina. Selain itu, lebih dari 2.700 orang terluka, termasuk 1.359 yang terluka akibat penggunaan amunisi hidup."Korban tewas termasuk enam anak di bawah usia 18 tahun, di antaranya seorang gadis berusia 15 tahun, dan seorang dokter," kata kementerian itu.
Sebelumnya, Amnesty International menuturkan serangan yang dilakukan tentara Israel terhadap demonstran Palestina adalah pembunuhan yang disengaja, yang merupakan kejahatan perang.
Sementara itu, Gedung Putih menyebut kelompok gerakan perlawanan Islam Hamas bertanggung jawab atas kematian warga Palestina di Gaza. "Kami sadar akan laporan-laporan kekerasan yang berlanjut di Gaza hari ini. Tanggung jawab atas kematian tragis ini hanya ada pada Hamas," kata deputi sekretaris pers Gedung Putih, Raj Shah.
Shah mengatakan Hamas "memprovokasi" atas reaksi dari pasukan Israel terhadap para demosntran dan menambahkan, Israel memiliki hak untuk membela diri.
Turki, Yordania dan Mesir adalah beberapa negara mayoritas Muslim yang memiliki hubungan dengan Israel. Hubungan Turki dan Israel diketahui baru membaik dalam kurun waktu setahun terakhir, setelah sebelumnya kedua negara sempat membekukan hubungan diplomatik.
Melansir Anadolu Agency pada Selasa (15/4), Yildirim menyatakan pihaknya mengecam keras tindakan tentara Israel terhadap demonstran Palestina. Tentara Israel dilaporkan menembaki para demonstran yang berkumpul di depan pagar perbatasan Gaza dan Israel.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza sejauh ini pasukan Israel membunuh 58 warga Palestina. Selain itu, lebih dari 2.700 orang terluka, termasuk 1.359 yang terluka akibat penggunaan amunisi hidup."Korban tewas termasuk enam anak di bawah usia 18 tahun, di antaranya seorang gadis berusia 15 tahun, dan seorang dokter," kata kementerian itu.
Sebelumnya, Amnesty International menuturkan serangan yang dilakukan tentara Israel terhadap demonstran Palestina adalah pembunuhan yang disengaja, yang merupakan kejahatan perang.
Sementara itu, Gedung Putih menyebut kelompok gerakan perlawanan Islam Hamas bertanggung jawab atas kematian warga Palestina di Gaza. "Kami sadar akan laporan-laporan kekerasan yang berlanjut di Gaza hari ini. Tanggung jawab atas kematian tragis ini hanya ada pada Hamas," kata deputi sekretaris pers Gedung Putih, Raj Shah.
Shah mengatakan Hamas "memprovokasi" atas reaksi dari pasukan Israel terhadap para demosntran dan menambahkan, Israel memiliki hak untuk membela diri.
(esn)