Dukung Aksi Boikot, Israel Usir Aktivis HRW
A
A
A
TEL AVIV - Israel telah memerintahkan perwakilan senior Human Rights Watch (HRW) di negara itu untuk pergi dalam waktu 14 hari.
Kementerian dalam negeri Israel mengatakan pihaknya telah menghentikan izin tinggal dari Omar Shakir, yang merupakan warga negara Amerika Serikat (AS), karena ia telah mendukung boikot terhadap Israel.
Ini berdasarkan keputusan pada dokumen pemerintah yang meliputi kegiatannya selama dekade terakhir, hampir semuanya melampaui pekerjaannya dari HRW. Namun HRW bersikeras bahwa baik mereka maupun Shakir tidak mempromosikan boikot terhadap Israel.
"Ini bukan tentang Shakir, melainkan tentang memberangus Human Rights Watch dan menutup kritik terhadap catatan pelanggaran hak asasi manusia Israel," kata Iain Levine, wakil direktur eksekutif organisasi yang berbasis di New York itu seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (10/5/2018).
"Menyusun dokumen dan mendeportasi pembela hak asasi manusia adalah halaman dari buku pedoman layanan keamanan Rusia atau Mesir," imbuhnya.
Israel awalnya tahun lalu menolak untuk memberikan HRW izin untuk mempekerjakan Shakir sebagai ahli asing. Tel Aviv kemudian memberinya visa satu tahun setelah kritik dari AS.
Dalam sebuah surat tertanggal Senin, kementerian dalam negeri negara Zionis itu menggambarkan direktur HRW Israel dan Palestina sebagai "aktivis" untuk gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS), yang mengkampanyekan pemboikotan menyeluruh terhadap Israel atas kebijakannya terhadap Palestina.
Israel mengatakan bahwa BDS menentang keberadaan negara itu dan dimotivasi oleh sikap anti-Semitisme. Mei lalu, Israel meloloskan undang-undang yang menolak masuk ke orang-orang yang memiliki hubungan ke BDS.
"Tidak dapat dibayangkan bahwa seorang aktivis boikot dapat menerima izin untuk tetap di Israel sehingga ia dapat bertindak dengan segala cara yang mungkin melawan negara. Saya akan menggunakan segala cara untuk mengusir orang-orang seperti itu dari negara," kata Menteri Dalam Negeri Aryeh Deri pada hari Selasa.
HRW menolak penggambaran pemerintah Israel atas Shakir dan mengatakan pihaknya telah menunjuk seorang pengacara untuk menentang keputusan di hadapan pengadilan Israel.
Ini pertama kalinya sejak HRW mulai beroperasi di Israel dan Wilayah Palestina 30 tahun yang lalu bahwa salah satu aktivisnya diusir.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia lainnya juga mengkritik pengusiran Shakir. Amnesty International menyebutnya sebagai tanda lain yang mengkhawatirkan intoleransi negara itu terhadap suara kritis.
Sementara Organisasi Israel B'Tselem mengatakan itu adalah "tanda zaman".
Kementerian dalam negeri Israel mengatakan pihaknya telah menghentikan izin tinggal dari Omar Shakir, yang merupakan warga negara Amerika Serikat (AS), karena ia telah mendukung boikot terhadap Israel.
Ini berdasarkan keputusan pada dokumen pemerintah yang meliputi kegiatannya selama dekade terakhir, hampir semuanya melampaui pekerjaannya dari HRW. Namun HRW bersikeras bahwa baik mereka maupun Shakir tidak mempromosikan boikot terhadap Israel.
"Ini bukan tentang Shakir, melainkan tentang memberangus Human Rights Watch dan menutup kritik terhadap catatan pelanggaran hak asasi manusia Israel," kata Iain Levine, wakil direktur eksekutif organisasi yang berbasis di New York itu seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (10/5/2018).
"Menyusun dokumen dan mendeportasi pembela hak asasi manusia adalah halaman dari buku pedoman layanan keamanan Rusia atau Mesir," imbuhnya.
Israel awalnya tahun lalu menolak untuk memberikan HRW izin untuk mempekerjakan Shakir sebagai ahli asing. Tel Aviv kemudian memberinya visa satu tahun setelah kritik dari AS.
Dalam sebuah surat tertanggal Senin, kementerian dalam negeri negara Zionis itu menggambarkan direktur HRW Israel dan Palestina sebagai "aktivis" untuk gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS), yang mengkampanyekan pemboikotan menyeluruh terhadap Israel atas kebijakannya terhadap Palestina.
Israel mengatakan bahwa BDS menentang keberadaan negara itu dan dimotivasi oleh sikap anti-Semitisme. Mei lalu, Israel meloloskan undang-undang yang menolak masuk ke orang-orang yang memiliki hubungan ke BDS.
"Tidak dapat dibayangkan bahwa seorang aktivis boikot dapat menerima izin untuk tetap di Israel sehingga ia dapat bertindak dengan segala cara yang mungkin melawan negara. Saya akan menggunakan segala cara untuk mengusir orang-orang seperti itu dari negara," kata Menteri Dalam Negeri Aryeh Deri pada hari Selasa.
HRW menolak penggambaran pemerintah Israel atas Shakir dan mengatakan pihaknya telah menunjuk seorang pengacara untuk menentang keputusan di hadapan pengadilan Israel.
Ini pertama kalinya sejak HRW mulai beroperasi di Israel dan Wilayah Palestina 30 tahun yang lalu bahwa salah satu aktivisnya diusir.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia lainnya juga mengkritik pengusiran Shakir. Amnesty International menyebutnya sebagai tanda lain yang mengkhawatirkan intoleransi negara itu terhadap suara kritis.
Sementara Organisasi Israel B'Tselem mengatakan itu adalah "tanda zaman".
(ian)