Tiga Operasi Gagal Mossad Israel yang Memalukan

Kamis, 03 Mei 2018 - 05:26 WIB
Tiga Operasi Gagal Mossad...
Tiga Operasi Gagal Mossad Israel yang Memalukan
A A A
TEL AVIV - Mossad, badan intelijen Israel sedang jadi sorotan dunia setelah diklaim sukses mencuri arsip pembuatan bom nuklir Iran yang disembunyikan di sebuah gudang rahasia di selatan Teheran. Namun, di balik ketenaran ini ada beberapa kegagalan operasi yang memalukan korps intelijen negara Yahudi ini.

Mossad, yang nama panjangnya Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim sudah lama diselimuti misteri dan mitologi di kalangan intelijen internasional karena berada di belakang beberapa operasi rahasia paling berani pada abad yang silam. Hanya beberapa yang terungkap dan seringkali sengaja diungkap beberapa tahun kemudian setelah operasi.

Israel biasanya menahan diri untuk mengeksploitasi kebocoran data dari kelompok intelijen global yang bersumber dari komunitas intelijennya. Musababnya, merusak mistik dari Mossad. Sumber-sumber intelijen Israel juga kerap takut mengungkap operasi rahasia badan tersebut.

Namun, aksi pencurian arsip program bom nuklir Iran oleh Mossad telah dikonfirmasi Amos Yadlin, mantan kepala intelijen militer Israel. Menurutnya, penyitaan arsip itu adalah kudeta yang sangat mengesankan yang mengirim pesan bahwa intelijen Israel dapat menembus rahasia terdalam Teheran.

"Kontra intelijen di Iran akan bekerja sangat keras untuk menutup celah ini," katanya.

Kendati demikian, ada tiga kegagalan operasi Mossad yang terkenal dan dianggap memalukan badan intelijen Israel tersebut. Tiga operasi ini adalah;

1. Operasi Pasca-Black September


Pada tanggal 5 September 1972, para anggota kelompok "Black September" Palestina menyerang orang-orang Israel di Olimpiade Munich. Kelompok ini menewaskan seorang atlet dan seorang pelatih serta menyandera sembilan orang lainnya.

Para sandera tewas kemudian selama upaya penyelamatan pasukan Jerman yang gagal di sebuah lapangan udara militer di luar Munich. Secara keseluruhan, 11 orang Israel tewas dalam pengepungan yang mengejutkan dunia dan mengantar era baru terorisme global.

Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Israel saat itu, Golda Meir, membentuk unit khusus Mossad dengan tujuan memburu semua yang terlibat. Pembalasan itu membentang dunia dan berlanjut sampai kegagalan pertama dialami badan intelijen negara Yahudi tersebut.

Kegagalan yang dimaksud adalah, pembunuhan yang tidak disengaja terhadap pelayan asal Maroko; Ahmed Bouchikhi, di Lillehammer, Norwegia. Para agen Mossad mengira korban sebagai kepala operasi Black September, Ali Hassan Salameh. Beberapa agen Mossad diadili yang menjadi pukulan besar terhadap reputasi agen tersebut.

2. Fiascos

Pada tahun 1997, agen-agen Mossad berusaha membunuh kepala Hamas Khaled Mashaal di Amman, Yordania. Dua agen memasuki Yordania menggunakan paspor palsu Kanada dan meracuni Mashaal ketika dia meninggalkan kantor Hamas dengan menempatkan perangkat di dekat telinganya.

Para agen itu ditangkap tak lama sesudah beraksi. Raja Hussein dari Yordania marah, karena kedaulatan negaranya dilanggar agen-agen intelijen Israel. Raja Hussein mengancam akan membatalkan perjanjian perdamaian yang masih baru dengan Israel jika Mashaal sampai meninggal. Israel akhirnya mengirim penangkal racun yang menyelamatkan hidup pentolan Hamas itu.

Agen-agen Israel dipulangkan. Tak hanya itu, Israel ditekan Yordania untuk setuju membebaskan pemimpin spiritual Hamas, Ahmed Yassin, dari penjara. Sebaliknya, Kepala Mossad saat itu, Danny Yatom, mengundurkan diri.

3. Curi Paspor Selandia Baru

Pada tahun 2004, Selandia Baru secara singkat memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel setelah menangkap dua warga Israel yang dicurigai sebagai agen Mossad. Penyebabnya, dua orang itu berupaya mencuri atau mengambil paspor Selandia Baru dengan cara curang.

Mossad juga dikenal melakukan operasi yang sukses. Tiga operasi yang terkenal antara lain;

1. Menangkap Dalang Nazi, Adolf Eichmann

Mengangkat tabir kerahasiaan setengah abad, Mossad membuka arsipnya pada tahun 2012 untuk mengungkap cerita lengkap di balik operasi paling legendarisnya, yakni penangkapan tahun 1960 terhadap dalang Nazi, Adolf Eichmann.

Pada tanggal 11 Mei 1960, sebuah tim Mossad yang terdiri atas tujuh orang menunggu di dekat stasiun bus Buenos Aires di mana Eichmann tiba setiap malam dari pekerjaannya di sebuah pabrik Mercedes-Benz. Eichman saat itu bekerja dengan nama alias Ricardo Klement.

Setelah turun dari bus, agen-agen Mossad menyergapnya, dengan satu orang menyodorkan tangan yang bersarung ke mulut Eichmann. Langkah itu untuk mengantisipasi seandainya dia memiliki pil sianida yang disembunyikan di gigi seperti yang dilakukan para mantan petinggi Nazi lainnya.

Eichmann ditahan di sebuah rumah yang aman selama sembilan hari sampai tim Mossad membawanya dengan pesawat El Al. Dia dibius, mengenakan seragam El Al, duduk di kelas satu dan lolos pemeriksaan sebagai anggota kru yang sakit.

Pengadilan terhadap Eichmann di Yerusalem pada tahun berikutnya menampilkan kesaksian mencekam tentang lebih dari 100 orang Yahudi yang selamat dari penyiksaan dan deprivasi di kamp-kamp konsentrasi, di mana Eichmann adalah arsiteknya.

Dia dihukum karena kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dan digantung pada tahun 1962. Dia merupakan satu-satunya terdakwa yang dieksekusi mati Israel selama menerapkan hukuman mati.

2. Infiltrasi ke Rezim Suriah

Salah satu pencapaian besar Mossad adalah menempatkan salah satu dari orang-orangnya di dalam eselon teratas dari kepemimpinan Suriah. Agen Mossad yang menyusup itu adalah Eli Cohen. Dia berhasil menjalin hubungan dekat dalam hierarki politik dan militer Suriah yang sejatinya musuh bebuyutan Israel di awal 1960-an.

Cohen sukses menjadi penasihat utama menteri pertahanan Suriah. Dia memperoleh data intelijen rahasia yang secara luas, yang membantu Israel mempersiapkan kemenangan dalam perang Timur Tengah 1967.

Pada tahun 1965, Cohen ditangkap pasukan Suriah. Dia diadili dan digantung di alun-alun Damaskus. Jenazahnya belum dikembalikan ke Israel hingga kini. Namun, dia dianggap sebagai pahlawan nasional Israel.

3. Menangkap Pembocor Rahasia Nuklir Israel

Tahun 1986, koran Inggris; Sunday Times, merilis bocoran dokumen arsip program nuklir Israel. Dokumen itu dibocorkan Mordechai Vanunu, mantan teknisi di sebuah pabrik nuklir Israel. Data yang dibocorkan bersifat sensitif dan detail termasuk gambar-gambar program senjata nuklir Israel.

Sejak kebocoran data itu, Mossad ditugaskan membawa Vanunu ke pengadilan Israel.

Seorang agen Mossad perempuan, yang menyamar sebagai turis Amerika, memikat Vanunu ke Italia. Agen itu membius, menculik dan membawa Vanunu secara rahasia dengan kapal ke Israel.

Vanunu dihukum 18 tahun di penjara Israel. Sejak itu, Israel tidak membenarkan atau pun menyangkal memiliki senjata nuklir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9216 seconds (0.1#10.140)