Lebih dari 50 Ulama Dunia Bahas Wasatiyyat Islam di Bogor
A
A
A
BOGOR - Lebih dari 50 ulama dari berbagai belahan dunia berkumpul di Bogor, Jawa Barat. Mereka membahas konsultasi tingkat tinggi wasatiyyat Islam atau konsep jalan tengah Islam.
Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban, Din Syamsuddin, dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa forum ini sangat penting untuk kembali menegaskan makna dari wasatiyyat Islam.
"Kita akan merevitalisasi pandangan dunia Islam yang sangat besar ini tentang jalan tengah Islam atau wasatiyyat Islam. Karena, nomor satu kita harus mengakui kenyataan di negara-negara Muslim bahwa beberapa dari kita, beberapa kelompok Muslim mempertahankan pemahaman lain tentang Islam yang melenceng dari ide sentral dari wasatiyyat Islam ini," kata Din, Selasa (1/5/2018).
"Juga kenyataan kedua adalah bahwa kita telah menghadapi realitas peradaban saat ini dengan ketidakpastian dunia, ketidakteraturan, dan akumulatif kerusakan global dan berbagai kekerasan dalam berbagai bentuk baik itu fisik, regimen, dan kepentingan lainnya," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Din, Indonesia dan dunia Internasional, khususnya dunia Islam membutuhkan ide-ide, saran dan para ulama yang hadir dalam konsultasi ini.
Din sebelumnya menegaskan bahwa bahwa para ulama berkumpul Bogor saat ini tidak semuanya berasal dari negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI. Ada juga ulama dari negara Barat, seperti dari Amerika Serikat (AS), Inggris dan banyak negara Eropa lainnya.
"Yang kita undang tidak berdasarkan jumlah atau asal negara, tetapi kepada ketokohan dalam Islam. Ada yang kita undang bukan dari negara mayoritas Islam atau anggota OKI, seperti AS, Korea, Inggris, China, Prancis, Australia, Jepang," ucap Din.
Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban, Din Syamsuddin, dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa forum ini sangat penting untuk kembali menegaskan makna dari wasatiyyat Islam.
"Kita akan merevitalisasi pandangan dunia Islam yang sangat besar ini tentang jalan tengah Islam atau wasatiyyat Islam. Karena, nomor satu kita harus mengakui kenyataan di negara-negara Muslim bahwa beberapa dari kita, beberapa kelompok Muslim mempertahankan pemahaman lain tentang Islam yang melenceng dari ide sentral dari wasatiyyat Islam ini," kata Din, Selasa (1/5/2018).
"Juga kenyataan kedua adalah bahwa kita telah menghadapi realitas peradaban saat ini dengan ketidakpastian dunia, ketidakteraturan, dan akumulatif kerusakan global dan berbagai kekerasan dalam berbagai bentuk baik itu fisik, regimen, dan kepentingan lainnya," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Din, Indonesia dan dunia Internasional, khususnya dunia Islam membutuhkan ide-ide, saran dan para ulama yang hadir dalam konsultasi ini.
Din sebelumnya menegaskan bahwa bahwa para ulama berkumpul Bogor saat ini tidak semuanya berasal dari negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI. Ada juga ulama dari negara Barat, seperti dari Amerika Serikat (AS), Inggris dan banyak negara Eropa lainnya.
"Yang kita undang tidak berdasarkan jumlah atau asal negara, tetapi kepada ketokohan dalam Islam. Ada yang kita undang bukan dari negara mayoritas Islam atau anggota OKI, seperti AS, Korea, Inggris, China, Prancis, Australia, Jepang," ucap Din.
(mas)