Seram, Ternak Kecoak di China Hasilkan 6 Miliar Ekor Per Tahun

Sabtu, 28 April 2018 - 11:14 WIB
Seram, Ternak Kecoak...
Seram, Ternak Kecoak di China Hasilkan 6 Miliar Ekor Per Tahun
A A A
XICHANG - Pemandangan di sebuah peternakan di Kota Xichang, China ini bak film horor. Percaya atau tidak, peternakan ini menghasilkan 6 miliar ekor kecoak per tahun untuk dijadikan obat.

Hewan yang oleh sebagian orang dianggap hama menjijikkan ini dibudidayakan di dalam ruangan di peternakan tersebut. Mengutip laporan South China Morning Posting (SCMP), surat kabar yang berbasis di Hong Kong, Sabtu (28/4/2018), peternakan kecoak ini dioperasikan perusahaan farmasi Gooddoctor di Kota Xichang, Provinsi Sichuan, China barat daya.

Berada di sebuah bangunan beton, peternakan kecoak ini dilengkapi dengan deretan rak yang dilapisi dengan wadah terbuka untuk makanan dan air. Luas bangunan peternakan ini setara dua lapangan olahraga pada umumnya. Kondisi di dalamnya lembab dan gelap sepanjang tahun.

Dengan menerapkan sistem artificial intelligence (AI), pertumbuhan kecoak di peternakan itu bisa terlacak sehingga jumlahnya bisa diketahui.

Sekadar diketahui, penangkaran kecoak menjadi industri yang sedang berkembang pesat di China. Bubuk yang dihasilkan dari olahan hewan ini telah dipatenkan sebagai bahan obat tradisional China. Perusahaan kosmetik juga menggunakan serangga ini sebagai sumber protein yang murah.

Ada sekitar 100 peternakan kecoak skala besar di China pada tahun 2013. Saban peternak bisa meraup sebanyak USD20 per pon. Contoh di Xichang, yang jadi peternakan kecoak terbesar di dunia, serangga dibuat menjadi ramuan cair yang digunakan jutaan pasien China untuk mengobati penyakit pernapasan, lambung, dan penyakit lainnya dengan resep dokter. Sebotol ramuan cair berukuran 100 ml dari obat ini harganya sekitar USD4.

Setiap ruang ternak satu kaki persegi di Xichang rata-rata berisi hampir 28.000 ekor kecoak. Hal ini disampaikan pemerintah Sichuan dalam laporan yang diserahkan ke otoritas terkait di Beijing awal tahun ini.

Dr Zhang Wei, mantan asisten peneliti di Sekolah Tinggi Teknik Mesin di Universitas Zhejiang, yang terlibat dalam pengembangan sistem AI, mengatakan kepada SCMP; "Tidak ada yang seperti itu di dunia. Ini telah menggunakan beberapa solusi unik untuk mengatasi beberapa masalah unik," katanya mengacu pada penerapan teknologi AI pada peternakan kecoak.

Zhang menolak memberikan rincian lebih jauh tentang penggunaan teknologi AI dalam budidaya kecoak.

Grup Farmasi Gooddoctor di Chengdu, Sichuan, mengonfirmasi keabsahan dokumen pemerintah terkait budidaya kecoak untuk obat. Namun, perusahaan ini menolak merinci lebih jauh tentang bisnis tersebut karena menyangkut rahasia dagang.

Profesor Zhu Chaodong, ilmuwan utama Institute of Zoology dalam studi evolusi serangga di Chinese Academy of Sciences di Beijing, mengatakan akan menjadi "malapetaka" jika miliaran kecoak tiba-tiba dilepas ke lingkungan, baik itu melalui kesalahan manusia atau bencana alami seperti gempa bumi yang merusak gedung.

Menurut Zhu, bagi penduduk Xichang yang hampir 800.000 jiwa, satu kecelakaan seperti itu bisa mengerikan. Terlebih, peternakan kecoak ini juga terletak di dekat bandara Qingshan Xichang.

"Beberapa garis pertahanan harus di tempat dan berfungsi dengan baik untuk mencegah bencana pelepasan yang tidak disengaja," kata Zhu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0768 seconds (0.1#10.140)