Putra Mahkota Saudi Berharap AS Pertahankan Tentara di Suriah
A
A
A
NEW YORK - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammed bin Salman berharap Amerika Serikat (AS) tetap mempertahankan kehadiran tentaranya di Suriah. Ini merupakan respon atas pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden AS, Donald Trump.
"Kami percaya pasukan Amerika harus tinggal setidaknya untuk jangka menengah, jika bukan jangka panjang," ucap Mohammed bin Salman saat melakukan wawancara dengan TIME, seperti dilansir Al Arabiya pada Sabtu (31/3).
Pria yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi itu kemudian mengatakan bahwa kehadiran militer AS adalah upaya terakhir untuk menghentikan Iran untuk memperluas pengaruh mereka di kawasan.
"Kehadiran pasukan, yang memiliki basis terpencil di Deir Ezzor di Suriah timur, juga akan memungkinkan Washington untuk memiliki suara di masa depan Suriah. Jika Anda menarik pasukan itu dari Suriah timur, Anda akan kehilangan pos pemeriksaan itu, dan koridor ini bisa menciptakan banyak hal di wilayah ini," sambungnya.
Kemarin, di hadapan pendukunganya, Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik pasukan dari Suriah "segera" dan dia akan membiarkan orang lain mengurus masalah di Suriah sebagai gantinya.
Sementara itu, dalam wawancara tersebut, putra dari Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud juga mengatakan dia yakin bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak mungkin digulingkan dari kekuasaan.
Dia berharap bahwa Assad tidak akan menjadi "boneka" untuk Teheran. "Bashar akan tetap berkuasa. Tapi, saya percaya bahwa kepentingan Bashar bukanlah membiarkan orang Iran melakukan apa pun yang mereka inginkan," tukasnya.
"Kami percaya pasukan Amerika harus tinggal setidaknya untuk jangka menengah, jika bukan jangka panjang," ucap Mohammed bin Salman saat melakukan wawancara dengan TIME, seperti dilansir Al Arabiya pada Sabtu (31/3).
Pria yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi itu kemudian mengatakan bahwa kehadiran militer AS adalah upaya terakhir untuk menghentikan Iran untuk memperluas pengaruh mereka di kawasan.
"Kehadiran pasukan, yang memiliki basis terpencil di Deir Ezzor di Suriah timur, juga akan memungkinkan Washington untuk memiliki suara di masa depan Suriah. Jika Anda menarik pasukan itu dari Suriah timur, Anda akan kehilangan pos pemeriksaan itu, dan koridor ini bisa menciptakan banyak hal di wilayah ini," sambungnya.
Kemarin, di hadapan pendukunganya, Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik pasukan dari Suriah "segera" dan dia akan membiarkan orang lain mengurus masalah di Suriah sebagai gantinya.
Sementara itu, dalam wawancara tersebut, putra dari Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud juga mengatakan dia yakin bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak mungkin digulingkan dari kekuasaan.
Dia berharap bahwa Assad tidak akan menjadi "boneka" untuk Teheran. "Bashar akan tetap berkuasa. Tapi, saya percaya bahwa kepentingan Bashar bukanlah membiarkan orang Iran melakukan apa pun yang mereka inginkan," tukasnya.
(esn)