China Klaim Buat Radar yang Dapat Melacak Nyamuk Sejauh 1 Mil
A
A
A
BEIJING - Ilmuwan China mengklaim mereka mengembangkan radar yang sangat sensitif sehingga dapat mendeteksi nyamuk terbang lebih dari satu mil jauhnya.
Menurut salah satu peneliti yang terlibat dalam proyek pemerintah ini, perangkat canggih tersebut menggunakan teknologi militer terbaru untuk mengukur kecepatan sayap individu serangga.
Diperkirakan peralatan tersebut dapat digunakan untuk melacak nyamuk yang bermigrasi dan memperingatkan orang-orang yang berisiko dari penyakit seperti malaria dan zika.
Pengembangan radar ini mengikuti berita tahun lalu bahwa China membuat radar kuat yang dapat mendeteksi pesawat siluman.
"Mengidentifikasi dan melacak individu, target berukuran nyamuk bukan lagi fiksi ilmiah," ujar seorang peneliti yang ingin identitasnya dirahasiakan.
“Kami sebenarnya cukup dekat untuk membawa teknologi ini keluar dari laboratorium dan menggunakannya untuk menyelamatkan nyawa,” sambungnya seperti dikutip Independent dari South China Morning Post, Sabtu (31/3/2018).
Ilmuwan itu mengatakan untuk memimpin proyek, Teng Long, dari Institut Teknologi Beijing (BIT), telah turut menulis beberapa makalah penelitian tentang masalah ini.
Pada 2016 ia mengusulkan metode baru untuk memperoleh lintasan penerbangan 3D dari individu serangga.
Tahun lalu makalahnya pengukuran Micro-Doppler dari frekuensi wing-beat serangga dengan radar koheren W-band menunjukkan radar dapat digunakan untuk identifikasi spesies.
Timnya dilaporkan diberi lebih dari 82 juta yuan (9,2 juta pound) oleh pemerintah guna membangun radar pendeteksi nyamuk berukuran penuh untuk dilakukan pengujian lapangan.
Sebuah laporan oleh International Institute of Strategic Studies baru-baru ini memperingatkan bahwa China menantang supremasi militer Barat dengan memperluas kemampuan militernya, dengan pesawat tempur siluman yang akan digunakan oleh militer pada tahun 2020.
Menurut salah satu peneliti yang terlibat dalam proyek pemerintah ini, perangkat canggih tersebut menggunakan teknologi militer terbaru untuk mengukur kecepatan sayap individu serangga.
Diperkirakan peralatan tersebut dapat digunakan untuk melacak nyamuk yang bermigrasi dan memperingatkan orang-orang yang berisiko dari penyakit seperti malaria dan zika.
Pengembangan radar ini mengikuti berita tahun lalu bahwa China membuat radar kuat yang dapat mendeteksi pesawat siluman.
"Mengidentifikasi dan melacak individu, target berukuran nyamuk bukan lagi fiksi ilmiah," ujar seorang peneliti yang ingin identitasnya dirahasiakan.
“Kami sebenarnya cukup dekat untuk membawa teknologi ini keluar dari laboratorium dan menggunakannya untuk menyelamatkan nyawa,” sambungnya seperti dikutip Independent dari South China Morning Post, Sabtu (31/3/2018).
Ilmuwan itu mengatakan untuk memimpin proyek, Teng Long, dari Institut Teknologi Beijing (BIT), telah turut menulis beberapa makalah penelitian tentang masalah ini.
Pada 2016 ia mengusulkan metode baru untuk memperoleh lintasan penerbangan 3D dari individu serangga.
Tahun lalu makalahnya pengukuran Micro-Doppler dari frekuensi wing-beat serangga dengan radar koheren W-band menunjukkan radar dapat digunakan untuk identifikasi spesies.
Timnya dilaporkan diberi lebih dari 82 juta yuan (9,2 juta pound) oleh pemerintah guna membangun radar pendeteksi nyamuk berukuran penuh untuk dilakukan pengujian lapangan.
Sebuah laporan oleh International Institute of Strategic Studies baru-baru ini memperingatkan bahwa China menantang supremasi militer Barat dengan memperluas kemampuan militernya, dengan pesawat tempur siluman yang akan digunakan oleh militer pada tahun 2020.
(ian)