Lavrov: Banyak Negara Dipaksa untuk Mengusir Diplomat Rusia
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menyatakan, sebagian besar negara yang ikut mengusir diplomat Rusia melakukannya di bawah tekanan. Dia menyatakan, negara-negara itu "diperas" oleh negara besar, dalam hal ini adalah Amerika Serikat (AS).
"Ketika satu atau dua diplomat diminta untuk meninggalkan negara itu sambil membisikkan permohonan maaf kepada kami, kami tahu pasti bahwa ini adalah hasil dari tekanan kolosal, pemerasan kolosal yang sekarang menjadi alat utama Washington dalam urusan internasional," ucap Lavrov, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (28/3).
Dia membandingkan situasi saat ini dengan saat pemungutan suara di PBB untuk menolak Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Dimana ketika itu AS secara langsung mengancam beberapa negara dengan ancaman pemotongan bantuan.
"Ini juga mencerminkan suasana hati yang mengatur para elit untuk tidak mendengarkan suara rakyat. Saya melihat hasil jajak pendapat yang menanyakan apakah sanksi baru terhadap Rusia diperlukan, lebih dari 80% menjawab secara negatif," katanya.
Diplomat senior Rusia itu kemudian menegaskan Moskow akan segera memberikan respon atas hal ini. "Kami akan menanggapi, jangan meragukannya, tindakan kasar seperti itu tidak dapat dibiarkan begitu saja," tukasnya.
Total sudah lebih dari 20 negara yang memutuskan untuk mengusir diplomat Rusia dari negara mereka. Jumlah terbesar adalah AS, dengan mengusir 60 diplomat Rusia.
"Ketika satu atau dua diplomat diminta untuk meninggalkan negara itu sambil membisikkan permohonan maaf kepada kami, kami tahu pasti bahwa ini adalah hasil dari tekanan kolosal, pemerasan kolosal yang sekarang menjadi alat utama Washington dalam urusan internasional," ucap Lavrov, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (28/3).
Dia membandingkan situasi saat ini dengan saat pemungutan suara di PBB untuk menolak Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Dimana ketika itu AS secara langsung mengancam beberapa negara dengan ancaman pemotongan bantuan.
"Ini juga mencerminkan suasana hati yang mengatur para elit untuk tidak mendengarkan suara rakyat. Saya melihat hasil jajak pendapat yang menanyakan apakah sanksi baru terhadap Rusia diperlukan, lebih dari 80% menjawab secara negatif," katanya.
Diplomat senior Rusia itu kemudian menegaskan Moskow akan segera memberikan respon atas hal ini. "Kami akan menanggapi, jangan meragukannya, tindakan kasar seperti itu tidak dapat dibiarkan begitu saja," tukasnya.
Total sudah lebih dari 20 negara yang memutuskan untuk mengusir diplomat Rusia dari negara mereka. Jumlah terbesar adalah AS, dengan mengusir 60 diplomat Rusia.
(esn)