Gunakan Racun Saraf, Inggris Sebut Rusia Sembrono

Kamis, 15 Maret 2018 - 02:35 WIB
Gunakan Racun Saraf,...
Gunakan Racun Saraf, Inggris Sebut Rusia Sembrono
A A A
JENEWA - Inggris menyebut Rusia telah melanggar hukum internasional karena telah menggunakan zat saraf kelas militer untuk membunuh bekas mata-mata Kremlin. Inggris menilai aksi tersebut adalah peringatan bagi dunia internasional.

"Dewan dan Majelis Umum PBB telah mengecam pelanggaran hukum internasional oleh Rusia dengan keteraturan yang mengkhawatirkan. Perilaku cerobohnya adalah penghinaan terhadap badan ini," kata Dubes Inggris Julian Braithwaite di Dewan HAM PBB seperti dilansir dari Reuters, Kamis (15/3/2018).

Braithwaite mencantumkan serangkaian keluhan terhadap Rusia, yang disuarakan oleh pihak lalin termasuk Amerika Serikat (AS).

"Dari Ukraina ke Suriah, dan sekarang Inggris, Rusia terus menjadi kekuatan ketidakstabilan yang tidak bertanggung jawab di dunia, bertindak dengan mengabaikan prinsip negara lain dan kehidupan mereka yang tinggal di dalam perbatasan mereka," kata Jason Mack, sekretaris pertama di misi AS di Jenewa.

Dalam pidatonya pekan lalu, Zeid Ra'ad al-Hussein, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengecam apa yang dia sebut "kampanye kekerasan dan ancaman yang diatur dan terkoordinasi" terhadap kelompok hak asasi manusia terkemuka Rusia, Memorial Human Rights Center di Chechnya, Ingushetia dan Dagestan.

Zeid, mengacu pada pemilihan presiden pada tanggal 18 Maret, juga meminta Moskow untuk memastikan bahwa orang-orang diizinkan untuk berkumpul dengan damai dan bahwa kebebasan berekspresi dilindungi.

Inggris bersiap menghadapi pertarungan dengan Rusia setelah tenggat waktu tengah malam yang ditetapkan oleh Perdana Menteri Theresa May berakhir tanpa penjelasan dari Moskow. Inggris menuntut penjelasan Rusia tentang bagaimana racun saraf era Soviet digunakan untuk meracun seorang agen ganda Rusia.

Perdana Menteri Theresa May mengatakan bahwa pihaknya meyakini "sangat mungkin" Rusia berada di balik serangan terhadap Sergei Skripal dan putrinya dengan racun saraf yang dikembangkan oleh militer Soviet.

Rusia, yang membantah terlibat, mengatakan bahwa pihaknya tidak menanggapi ultimatum May sampai menerima sampel dari zat saraf tersebut, yang pada dasarnya menantang Inggris untuk menunjukkan sanksi apa yang akan diterapkannya terhadap kepentingan Rusia.

Perwakilan Rusia di Dewan Hak Asasi Manusia PBB tidak mengacu pada kejadian tersebut dalam pidatonya di forum Jenewa, namun juga berfokus pada dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Afro-Amerika di Amerika Serikat.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1094 seconds (0.1#10.140)