Korsel: Pyongyang Masih Bisu Soal Pertemuan Trump-Jong un
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) menyatakan sampai saat ini Korea Utara (Korut) masih belum memberikan respon lanjutan mengenai rencana pertemuan antara pemimin mereka, Kim Jong-un, dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Keduanya dijadwalkan bertemu Mei mendatang.
Kementerian Penerangan Korsel menduga masih bisusnya Korut mengenai pertemuan ini adalah karena mereka bersikap sangat hati-hati, karena kemungkinan Pyongyang masih melakukan pembicaraan secara internal mengenai hal ini.
"Kami belum melihat atau menerima tanggapan resmi dari rezim Korut mengenai KTT Korut-AS. Saya merasa mereka mendekati masalah ini dengan hati-hati dan mereka butuh waktu untuk mengatur pendirian mereka," kata juru bicara kementerian, Baik Tae-hyun, seperti dilansir Reuters pada Senin (12/3).
Sebelumnya, Trump, mengungkapkan dua kemungkinan yang akan terjadi kala dirinya bertemu dengan Jong-un. Menurutnya, pertemuan itu dapat berujung pada kegagalan atau mencapai kesepakatan terbaik bagi dunia untuk meredakan ketegangan nuklir kedua negara.
Keputusan Trump untuk menerima undangan Jong-un sendiri sejatinya sempat menyebutkan banyak pihak, termasuk di dalam pemerintahan AS. Undangan itu disampaikan oleh delegasi Korsel yang mengunjungi Gedung Putih. Langkah tersebut membalikkan kebijakan AS yang bertujuan mencegah Korut mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik.
Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson mengatakan, Trump memutuskan sendiri untuk menerima tawaran dialog dari Jong-un. "Itu adalah keputusan yang diambil Presiden, saya berbicara kepadanya mengenai keputusan tersebut dan kami melakukan percakapan yang sangat baik," kata Tillerson.
"Presiden Trump telah mengatakan untuk beberapa waktu bahwa dia terbuka untuk melakukan pembicaraan dan dia akan dengan senang hati bertemu dengan Kim Jong-un saat kondisi tepat, dan saya pikir dalam penilaian Presiden bahwa waktu itu telah tiba sekarang," sambungnya.
Kementerian Penerangan Korsel menduga masih bisusnya Korut mengenai pertemuan ini adalah karena mereka bersikap sangat hati-hati, karena kemungkinan Pyongyang masih melakukan pembicaraan secara internal mengenai hal ini.
"Kami belum melihat atau menerima tanggapan resmi dari rezim Korut mengenai KTT Korut-AS. Saya merasa mereka mendekati masalah ini dengan hati-hati dan mereka butuh waktu untuk mengatur pendirian mereka," kata juru bicara kementerian, Baik Tae-hyun, seperti dilansir Reuters pada Senin (12/3).
Sebelumnya, Trump, mengungkapkan dua kemungkinan yang akan terjadi kala dirinya bertemu dengan Jong-un. Menurutnya, pertemuan itu dapat berujung pada kegagalan atau mencapai kesepakatan terbaik bagi dunia untuk meredakan ketegangan nuklir kedua negara.
Keputusan Trump untuk menerima undangan Jong-un sendiri sejatinya sempat menyebutkan banyak pihak, termasuk di dalam pemerintahan AS. Undangan itu disampaikan oleh delegasi Korsel yang mengunjungi Gedung Putih. Langkah tersebut membalikkan kebijakan AS yang bertujuan mencegah Korut mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik.
Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson mengatakan, Trump memutuskan sendiri untuk menerima tawaran dialog dari Jong-un. "Itu adalah keputusan yang diambil Presiden, saya berbicara kepadanya mengenai keputusan tersebut dan kami melakukan percakapan yang sangat baik," kata Tillerson.
"Presiden Trump telah mengatakan untuk beberapa waktu bahwa dia terbuka untuk melakukan pembicaraan dan dia akan dengan senang hati bertemu dengan Kim Jong-un saat kondisi tepat, dan saya pikir dalam penilaian Presiden bahwa waktu itu telah tiba sekarang," sambungnya.
(esn)