Kim Jong-un Bakal Bertemu Trump, Media Korut Bungkam

Sabtu, 10 Maret 2018 - 11:54 WIB
Kim Jong-un Bakal Bertemu...
Kim Jong-un Bakal Bertemu Trump, Media Korut Bungkam
A A A
SEOUL - Kabar pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un yang memberikan tawaran dialog kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi berita utama di seluruh dunia. Tapi hal itu tampaknya tidak berlaku di Korut.

Media Korut memberitakan kunjungan delegasi senior Korea Selatan (Korsel) awal pekan ini. Meski begitu, tidak ada satu pun liputan penting terkait undangan Kim Jong-un untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump atau Presiden Korsel Moon Jae-in untuk membahas masa depan program senjata nuklir Pyongyang.

Kepala Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih setelah memberi tahu Trump bahwa Kim telah berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi dan untuk menangguhkan uji coba nuklir dan rudal.

Namun, nampaknya warga Korut tidak mengetahuinya meski rezim Pyongyang telah membuat catatan bersejarah.

Surat kabar milik pemerintah, Rodong Sinmun, di halaman depannya sempat memuat pertemuan Kim Jong-un dengan pejabat Korsel. Namun, tidak ada konsesi kebijakannya, seperti yang dideskripsikan oleh pemerintah Korsel, atau pertemuan puncaknya dengan Moon pada bulan April mendatang yang dilaporkan secara terbuka di negara tertutup itu.

"Korea Utara belum membuat pengumuman mengenai dua Korea yang mengadakan KTT pada bulan April," kata Kang Mi-jin, seorang pembelot Korut yang bekerja di situs CNN Daily yang berbasis di Seoul dan secara teratur berbicara dengan sumber-sumber di Utara.

"Saya yakin keputusan seperti itu hanya ditangani oleh pejabat tinggi yang dekat dengan Kim Jong-un. Saya tidak berpikir pejabat pemerintah/militer reguler mengetahui pertemuan puncak tersebut," urai Kang seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (10/3/2018).

Sementara menyiarkan hubungan antara Korut dan Korsel, media Pyongyang terus mengkritik AS, terutama mengenai latihan militer gabungan yang akan direncanakannya dengan tentara Korsel pada akhir bulan ini.

"Di Korea Utara, pemimpin tidak akan memutuskan untuk melepaskannya ke media sampai mereka tahu pasti KTT tersebut sedang terjadi," kata Shin Beom-chul, seorang profesor di Akademi Diplomatik Nasional Korea di Seoul.

"Harus ada kesepakatan di dalam lingkaran dalam negeri tentang hal ini. Tidak ada alasan mengapa harus berjanji untuk melakukan denuklirisasi Korea Utara kepada rakyatnya saat ini jika ada kemungkinan ada yang berantakan," kata Shin.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1153 seconds (0.1#10.140)