Disebut Racuni Pengkhianat Rusia, Kremlin Naik Pitam

Selasa, 06 Maret 2018 - 17:11 WIB
Disebut Racuni Pengkhianat...
Disebut Racuni Pengkhianat Rusia, Kremlin Naik Pitam
A A A
MOSKOW - Kremlin mengatakan tidak memiliki informasi mengenai insiden yang menimpa seorang mantan mata-mata Rusia yang terpapar zat misterius dan kini dalam kondisi kritis. Kremlin pun mengecam media Inggris yang menduga Moskow terlibat dalam insiden tersebut.

Sergei Skripal (66) bersama seorang wanita ditemukan tidak sadarkan diri di bangku di sebuah pusat perbelanjaan di Salisbury pada hari Minggu. Skripal adalah mantan mata-mata Rusia yang membelot dan membocorkan identitas agen intelijen Rusia yang sedang bekerja di Eropa ke Dinas Intelijen Rahasia Inggris, MI6.

"Kami tidak memiliki informasi apapun tentang penyebab penyakit Skripal, dan kaitannya dengan ini," kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (6/3/2018).

Dia mengatakan Rusia belum dihubungi oleh Inggris, namun pihaknya siap membantu penyelidikan. "Moskow selalu terbuka untuk kerja sama," kata Peskov, yang menyebut kejadian tersebut "tragis".

Peskov tampaknya mengecam media Inggris bahwa Skripal bisa saja diracuni oleh agen Rusia. Ia juga mengatakan tidak mengetahui jika Skripal masih menjadi warga negara Rusia.

Keberadaan zat misterius yang tidak dapat dijelaskan menarik perbandingan dengan kasus keracunan yang diderita Alexander Litvinenko pada tahun 2006. Pembangkang Rusia tersebut meninggal di London pada tahun 2006 setelah minum teh dicampur zat radioaktif.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantah keterlibatan Rusia, dan menolak untuk mengekstradisi dua orang Rusia yang dituduh oleh pihak berwenang Inggris membunuh Litvinenko.

Skripal bertugas di intelijen militer Rusia sampai tahun 1999, mencapai pangkat kolonel. Ia kemudian bekerja di kantor kementerian luar negeri Rusia di Moskow sampai tahun 2003, saat dia mulai berbisnis. Ia ditangkap pada tahun 2006 dan dikenai tuduhan membocorkan identitas agen Rusia yang bekerja di Eropa kepada MI6 pada tahun 2006.

"Anda mengalahkan saya," Skripal dilaporkan mengatakan kepada agen FSB setelah penangkapannya. Seorang juru bicara FSB saat itu membandingkan Skripal dengan Kolonel Oleg Penkovsky, yang dieksekusi oleh Uni Soviet pada tahun 1963 karena memasok AS dengan informasi selama krisis rudal Kuba.

Dia dipenjara selama 13 tahun oleh sebuah pengadilan Rusia pada Agustus 2006 setelah dihukum karena "pengkhianatan tingkat tinggi dalam bentuk spionase". Jaksa Rusia mengatakan bahwa dia telah dibayar USD100 ribu oleh MI6 untuk informasi disuplainya sejak 1995, saat dia menjadi agen rahasia. Ia tiba di Inggris sebagai bagian dari pertukaran mata-mata profil tinggi di tahun 2010 yang melibatkan Anna Chapman, putri seorang diplomat.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1110 seconds (0.1#10.140)