Berlin Kota Terbaik bagi Kaum Milenial

Senin, 05 Maret 2018 - 08:38 WIB
Berlin Kota Terbaik bagi Kaum Milenial
Berlin Kota Terbaik bagi Kaum Milenial
A A A
BERLIN - Kota-kota terbaik bagi kaum milenial terungkap dalam sebuah penelitian. Berlin menjadi kota terbaik bagi Gen-Y atau Generasi Y tersebut. Jakarta tidak masuk dalam penilaian kaum milenial.

Berlin mampu mengalahkan ibu kota Inggris, London, yang menempati urutan ketiga, Manchester (10), New York City (8), bahkan Melbourne (21). Penilaian kota terbaik versi milenial yang dilaksanakan situs pencarian apartemen Nestpick itu berdasarkan harga rumah, kualitas kehidupan malam, ekonomi, toleransi terhadap migran, dan migrasi anak muda.

“Milenial tumbuh besar di dunia yang semakin menyusut di mana internet membuka pintu orang tua mereka dan maskapai penerbangan murah memberikan banyak kemungkinan,” kata Direktur Pelaksana Nestpick Omer Kucukdere, dilansir situs resmi Nestpick.com. “Dengan itu semua, mereka (kaum milenial) bisa hidup dan bekerja di mana pun di dunia. Kesempatan itu mampu menunjukkan seperti apa planet ini akan dihuni oleh generasi mendatang,” jelasnya.

Fokus utama Nestpick dalam penelitiannya adalah ekosistem bisnis, hal esensial seperti perumahan dan makan, keterbukaan, dan rekreasi. Semua faktor tersebut diberi nilai 1 hingga 10. Dari parameter tersebut, Berlin menduduki peringkat pertama karena memiliki kehidupan malam 24 jam dalam seminggu, pola skema pengembangan start-up, kesetaraan gender, dan keterbukaan terhadap migran.

Berlin menjadi pilihan bagi milenial. Dari pilihan tersebut menunjukkan bagaimana semua pihak harus beradaptasi dengan keinginan generasi milenial dalam mengembangkan ekonomi. Pilihan itu bisa menjadi gambaran bagaimana kehidupan milenial dan apa yang akan dilakukan mereka kedepannya. Mereka tertarik dengan mendirikan bisnis rintisan, dan toleransi yang tinggi terhadap migran, kaum tertindas, dan orang termarjinalkan.

“Kita harus beradaptasi terhadap kebutuhan anak muda untuk mengembangkan ekonomi mereka,” kata Kucukdere. “Kita percaya penilaian (kaum milenial) akan menawarkan pandangan baru bagi kota-kota untuk regenerasi untuk demografi yang lebih muda,” imbuhnya.

Kota kedua yang muncul adalah Montreal di Kanada. Kota itu memiliki toleransi terhadap imigrasi dan banyak festival musik di sana. Sedangkan ibu kota Inggris, London, berada di posisi ketiga. London memiliki kelebihan dalam hal penghargaan kebebasan pribadi, dan akses terhadap alat kontrasepsi.

Kalau Amsterdam berada di peringkat keempat. Kota itu memiliki nilai sempurna dalam kebebasan berekspresi, keseteraan gender, dan festival.

Kota di Kanada kedua yang masuk dalam daftar uratan utama adalah Toronto. Kota itu memiliki skema pengembangan bisnis start-up yang keren sehingga diakui kaum milenial. Kota selanjutnya adalah Barcelona di Spanyol. Kota AS yang masuk 10 besar adalah New York City.

Milenial memang unik dalam memberikan pilihan. Kota-kota di Australia tidak masuk dalam jajaran kota yang menarik bagi mereka. Itu dibuktikan kalau Melbourne menduduki peringkat ke-21, kalau Sydney (24), Adelaide (66), Brisbane (73), Canberra (94), dan Perth (99). Bisa jadi, kota-kota di Australia tersebut lebih terbagi bagi Generasi X.

Kemudian, kota-kota di AS juga tidak mendapatkan perhatian dari kaum milenial selain New York. Kota seperti San Francisco menduduki peringkat ke-13, Austin (14), Miami (16), Los Angeles (29), Portland (34), Chicago (35), Philadelphia (45), Denver (51), Boston (69), Seattle (72), dan Washington D.C (74). Tak bisa disangkal, mayoritas kota-kota di Negeri Paman Sam itu memang lebih banyak mendukung Generasi X dibandingkan Gen-Y.

Nestpick berpandangan ekosistem bisnis menjadi hal penting bagi kaum milenial. Kota yang mendukung pengembangan start-up lebih difavoritkan generasi milenial. Kota yang mengembangkan lingkungan untuk menyukseskan start-up menjadikan anak muda lebih betah tinggal di wilayah tersebut.

Selain itu, tingkat pengangguran menjadi faktor penting. Kota-kota yang memberikan akses kemudahan dalam mencari pekerjaan lebih disukai generasi milenial. Mereka tidak suka dengan kota yang memiliki banyak pengangguran. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5475 seconds (0.1#10.140)