Badai Salju Masih Terjang Eropa, Sebagian Negara Membeku
A
A
A
DUBLIN - Badai salju dan cuaca dingin masih melumpuhkan sebagian wilayah Eropa. Itu memaksa Inggris untuk menyiagakan tentaranya untuk menghadapi cuaca terburuk dalam waktu 30 tahun terakhir.
Inggris yang dihantam cuaca Siberia yang dijuluki "the beast from the east", wilayah selatan dan Irlandia juga dihantam Badai Emma. Itu mengakibatkan jalanan ditutup, penerbangan dibatalkan, dan layanan kereta yang dihentikan di seluruh Inggris. Militer diterjunkan untuk membantu ratusan sopir truk yang terjebak di jalanan salju.
"Prajurit militer membantu badan darurat dan menjamin staf layanan kesehatan (NHS) untuk bekerja dan melaksanakan tugas. Mereka juga bekerja sama dengan komunitas lokal," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris, dilansir Reuters.
Prajurit Inggris kemarin diterjunkan untuk mengurangi kemacetan di jalanan Manchester. Kepolisian Manchester mendukung polisi untuk menjamin keselamatan warga. Selain itu, banyak sukarelawan yang membagikan makanan dan minuman untuk sopir yang terjebak macet. Kemudian, sedikitnya 24.000 rumah dan perusahaan di Irlandia tidak mendapatkan pasokan listrik.
Ketinggian salju mencapai 90 cm. Bursa Saham Irlandia pun ditutup. Seluruh sekolah diliburkan. Berbagai moda transportasi tidak aktif. Seluruh penerbangan dibatalkan di tengah temperatur mencapai -10 Celsius. Robert Cole, pengacara asal London, mengeluhkan cuaca buruk kali ini. "Aku tidak pernah melihat badai salju seburuk ini," ujar Cole, dilansir The New York Times. Dia mengungkapkan saat ini London seperti resor ski.
The National Grid, produser jaringan gas dan tenaga listrik, memperingatkan warga Inggris mungkin tidak akan mendapatkan pasokan gas sesuai permintaan. Itu disebabkan temperatur yang menukik. Selain itu, harga gas alam juga meningkat tajam karena cuaca dingin. Status merah masih diberlakukan di Irlandia karena cuaca yang berbahaya. "Negara ini membutuhkan lebih banyak aktivitas di rumah," ujar Deputi Perdana Menteri Irlandia Simon Coveney kepada stasiun televisi RTE. "Kita berharap cuaca buruk ini tidak menjadi tragedi," paparnya.
Cuaca buruk di Inggris diperkirakan akan membaik akhir pekan ini. Itu tertolong sinar matahari yang diprediksi akan bersinar dan warga bisa beraktivitas normal akhir pekan ini. "Terkait cuaca buruk ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang bekerja sama untuk menjaga kita tetap aman," ujar Perdana Menteri Inggris Theresa May. "Terima kasih kepada staf NHS dan pekerja lainnya, polisi, dan prajurit yang menjaga layanan publik vital kita bisa berjalan normal," imbuhnya.
Menteri Transportasi Inggris Chris Grayling menggambarkan cuaca saat ini sebagai kondisi pengecualian di Inggris. "Banyak orang terjebak di jalanan dan kereta pada malam yang berat," katanya kepada Sky News. Untuk banyak penumpang yang menginap di kereta, Grayling menegaskan situasi tersebut bisa diselesaikan. "Kita memiliki banyak garam yang akan disebarkan ke seluruh jalanan Inggris," tuturnya.
Di Inggris, bocah perempuan berusia tujuh tahun tewas di Cornwall setelah sebuah mobil menabrak rumahnya karena kondisi jalanan yang licin. Itu menambah jumlah korban tewas akibat cuaca buruk. Melansir BBC, jumlah korban tewas akibat badai salju di Eropa mencapai sekitar 55 orang, termasuk 21 orang di Polandia.
Banyaknya korban jiwa itu membuat Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar pemerintah dan warga Eropa membantu tunawisma dan migran yang terkena dampak badai salju tersebut. "Mereka yang paling berisiko adalah manula, anak-anak, dan orang yang memiliki penyakit kronis," demikian keterangan WHO.
Salju di Italia
Salju masih turun di sebagian wilayah Italia tengah dan utara, termasuk Turin, Cuneo, Bologna, Parma dan Reggio Emilia, Milan, Florence, dan Genoa. Itu menyebabkan gangguan transportasi. Padahal, wilayah tersebut jarang diterjang salju. Di Milan, kota paling utara di Italia dihantam salju hingga ketinggian dua sentimeter.
Kejadian langka itu menyebabkan kemacetan di kota tersebut. Banyak keterlambatan pesawat di Bandara Internasional Bologna. Melansi Ansa, wilayah Genoa dan Perugia, juga dilaporkan dilanda salju. Namun, otoritas perlindungan sipil tidak melaporkan adanya permasalahan khusus. Sementara di kawasan Umbria dan Liguria, banyak warga melaporkan tidak mendapatkan pasokan listrik. Jadwal perjalanan kereta api juga terganggu karena kondisi salju itu.
Perusahaan kereta api Italia, Ferrovie dello Stato (FS), mengurangi jumlah perjalanan kereta api hingga 70% di wilayah Liguria, Piedmont, Veneto, Fiuli Venezia-Giulia, Emilia Romagna, Tuscany, dan Lazio. Kalau di wilayah Milan, Roma, dan Naple, jumlah jadwal perjalanan kereta api yang dikurangi mencapai 80%.
Inggris yang dihantam cuaca Siberia yang dijuluki "the beast from the east", wilayah selatan dan Irlandia juga dihantam Badai Emma. Itu mengakibatkan jalanan ditutup, penerbangan dibatalkan, dan layanan kereta yang dihentikan di seluruh Inggris. Militer diterjunkan untuk membantu ratusan sopir truk yang terjebak di jalanan salju.
"Prajurit militer membantu badan darurat dan menjamin staf layanan kesehatan (NHS) untuk bekerja dan melaksanakan tugas. Mereka juga bekerja sama dengan komunitas lokal," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris, dilansir Reuters.
Prajurit Inggris kemarin diterjunkan untuk mengurangi kemacetan di jalanan Manchester. Kepolisian Manchester mendukung polisi untuk menjamin keselamatan warga. Selain itu, banyak sukarelawan yang membagikan makanan dan minuman untuk sopir yang terjebak macet. Kemudian, sedikitnya 24.000 rumah dan perusahaan di Irlandia tidak mendapatkan pasokan listrik.
Ketinggian salju mencapai 90 cm. Bursa Saham Irlandia pun ditutup. Seluruh sekolah diliburkan. Berbagai moda transportasi tidak aktif. Seluruh penerbangan dibatalkan di tengah temperatur mencapai -10 Celsius. Robert Cole, pengacara asal London, mengeluhkan cuaca buruk kali ini. "Aku tidak pernah melihat badai salju seburuk ini," ujar Cole, dilansir The New York Times. Dia mengungkapkan saat ini London seperti resor ski.
The National Grid, produser jaringan gas dan tenaga listrik, memperingatkan warga Inggris mungkin tidak akan mendapatkan pasokan gas sesuai permintaan. Itu disebabkan temperatur yang menukik. Selain itu, harga gas alam juga meningkat tajam karena cuaca dingin. Status merah masih diberlakukan di Irlandia karena cuaca yang berbahaya. "Negara ini membutuhkan lebih banyak aktivitas di rumah," ujar Deputi Perdana Menteri Irlandia Simon Coveney kepada stasiun televisi RTE. "Kita berharap cuaca buruk ini tidak menjadi tragedi," paparnya.
Cuaca buruk di Inggris diperkirakan akan membaik akhir pekan ini. Itu tertolong sinar matahari yang diprediksi akan bersinar dan warga bisa beraktivitas normal akhir pekan ini. "Terkait cuaca buruk ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang bekerja sama untuk menjaga kita tetap aman," ujar Perdana Menteri Inggris Theresa May. "Terima kasih kepada staf NHS dan pekerja lainnya, polisi, dan prajurit yang menjaga layanan publik vital kita bisa berjalan normal," imbuhnya.
Menteri Transportasi Inggris Chris Grayling menggambarkan cuaca saat ini sebagai kondisi pengecualian di Inggris. "Banyak orang terjebak di jalanan dan kereta pada malam yang berat," katanya kepada Sky News. Untuk banyak penumpang yang menginap di kereta, Grayling menegaskan situasi tersebut bisa diselesaikan. "Kita memiliki banyak garam yang akan disebarkan ke seluruh jalanan Inggris," tuturnya.
Di Inggris, bocah perempuan berusia tujuh tahun tewas di Cornwall setelah sebuah mobil menabrak rumahnya karena kondisi jalanan yang licin. Itu menambah jumlah korban tewas akibat cuaca buruk. Melansir BBC, jumlah korban tewas akibat badai salju di Eropa mencapai sekitar 55 orang, termasuk 21 orang di Polandia.
Banyaknya korban jiwa itu membuat Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar pemerintah dan warga Eropa membantu tunawisma dan migran yang terkena dampak badai salju tersebut. "Mereka yang paling berisiko adalah manula, anak-anak, dan orang yang memiliki penyakit kronis," demikian keterangan WHO.
Salju di Italia
Salju masih turun di sebagian wilayah Italia tengah dan utara, termasuk Turin, Cuneo, Bologna, Parma dan Reggio Emilia, Milan, Florence, dan Genoa. Itu menyebabkan gangguan transportasi. Padahal, wilayah tersebut jarang diterjang salju. Di Milan, kota paling utara di Italia dihantam salju hingga ketinggian dua sentimeter.
Kejadian langka itu menyebabkan kemacetan di kota tersebut. Banyak keterlambatan pesawat di Bandara Internasional Bologna. Melansi Ansa, wilayah Genoa dan Perugia, juga dilaporkan dilanda salju. Namun, otoritas perlindungan sipil tidak melaporkan adanya permasalahan khusus. Sementara di kawasan Umbria dan Liguria, banyak warga melaporkan tidak mendapatkan pasokan listrik. Jadwal perjalanan kereta api juga terganggu karena kondisi salju itu.
Perusahaan kereta api Italia, Ferrovie dello Stato (FS), mengurangi jumlah perjalanan kereta api hingga 70% di wilayah Liguria, Piedmont, Veneto, Fiuli Venezia-Giulia, Emilia Romagna, Tuscany, dan Lazio. Kalau di wilayah Milan, Roma, dan Naple, jumlah jadwal perjalanan kereta api yang dikurangi mencapai 80%.
(amm)