Bom Bunuh Diri Dekat Markas NATO di Kabul, 1 Tewas
A
A
A
KABUL - Seorang pembom bunuh diri beraksi di daerah diplomatik Ibu Kota Afghanistan, Kabul, Sabtu (24/2/2018). Aksi tersebut menewaskan satu orang dan melukai enam orang lainnya.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish mengatakan, serangan tersebut terjadi di daerah Shash Darak Kabul dekat markas besar NATO dan tidak jauh dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS). Danish mengatakan jumlah korban awal bisa meningkat seperti dilansir dari Washington Post.
Tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab tapi kelompok militan Taliban telah melakukan sejumlah serangan di Kabul sebelumnya.
Sementara itu, seorang pejabat Afghanistan mengatakan setidaknya tiga petugas keamanan tewas dalam serangan bom bunuh diri terpisah di provinsi Helmand selatan.
Omar Zwak, juru bicara gubernur provinsi di Helmand, mengatakan seorang bomber menggunakan mobil pada Sabtu pagi ditembak oleh tentara Afghanistan, namun kendaraannya berhasil mencapai pintu masuk pangkalan militer di distrik Nad Aali. Aksi itu menewaskan dua tentara dan melukai yang lainnya.
"Dalam serangan bom bunuh diri kedua di dekat pangkalan militer lain di Ibu Kota Helmand, Lashkar Gah, satu petugas keamanan tewas dan tujuh warga sipil terluka," kata Zwak.
Qari Yusouf Ahmadi, seorang juru bicara Taliban, mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di provinsi Helmand.
Taliban yang bangkit kembali dan kelompok afiliasi ISIS disalahkan atas meningkatnya kekerasan di Afghanistan setelah pasukan AS dan NATO mengakhiri misi tempur pada tahun 2014 yang dimulai setelah serangan 11 September di AS.
Pada 27 Januari, seorang penyerang Taliban membawa sebuah ambulans berisi bahan peledak ke jantung kota, menewaskan sedikitnya 103 orang dan melukai sebanyak 235 orang.
Taliban mengklaim serangan ambulans tersebut, dan juga serangan seminggu sebelumnya di mana gerilyawan menyerbu sebuah hotel mewah di Kabul, menewaskan 22 orang, termasuk 14 orang asing, dan memulai pertempuran 13 jam dengan pasukan keamanan.
Serangan baru-baru ini telah menggarisbawahi kelemahan pasukan keamanan Afghanistan lebih dari 16 tahun setelah invasi pimpinan AS menggulingkan Taliban.
Mereka juga mengajukan pertanyaan tentang strategi Presiden Donald Trump untuk memenangkan perang terpanjang Amerika, yang diumumkan pada bulan Agustus namun sedikit berubah di lapangan. Strategi itu didasarkan pada peningkatan tekanan militer terhadap Taliban untuk akhirnya memaksa mereka melakukan perundingan damai dengan pemerintah.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish mengatakan, serangan tersebut terjadi di daerah Shash Darak Kabul dekat markas besar NATO dan tidak jauh dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS). Danish mengatakan jumlah korban awal bisa meningkat seperti dilansir dari Washington Post.
Tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab tapi kelompok militan Taliban telah melakukan sejumlah serangan di Kabul sebelumnya.
Sementara itu, seorang pejabat Afghanistan mengatakan setidaknya tiga petugas keamanan tewas dalam serangan bom bunuh diri terpisah di provinsi Helmand selatan.
Omar Zwak, juru bicara gubernur provinsi di Helmand, mengatakan seorang bomber menggunakan mobil pada Sabtu pagi ditembak oleh tentara Afghanistan, namun kendaraannya berhasil mencapai pintu masuk pangkalan militer di distrik Nad Aali. Aksi itu menewaskan dua tentara dan melukai yang lainnya.
"Dalam serangan bom bunuh diri kedua di dekat pangkalan militer lain di Ibu Kota Helmand, Lashkar Gah, satu petugas keamanan tewas dan tujuh warga sipil terluka," kata Zwak.
Qari Yusouf Ahmadi, seorang juru bicara Taliban, mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di provinsi Helmand.
Taliban yang bangkit kembali dan kelompok afiliasi ISIS disalahkan atas meningkatnya kekerasan di Afghanistan setelah pasukan AS dan NATO mengakhiri misi tempur pada tahun 2014 yang dimulai setelah serangan 11 September di AS.
Pada 27 Januari, seorang penyerang Taliban membawa sebuah ambulans berisi bahan peledak ke jantung kota, menewaskan sedikitnya 103 orang dan melukai sebanyak 235 orang.
Taliban mengklaim serangan ambulans tersebut, dan juga serangan seminggu sebelumnya di mana gerilyawan menyerbu sebuah hotel mewah di Kabul, menewaskan 22 orang, termasuk 14 orang asing, dan memulai pertempuran 13 jam dengan pasukan keamanan.
Serangan baru-baru ini telah menggarisbawahi kelemahan pasukan keamanan Afghanistan lebih dari 16 tahun setelah invasi pimpinan AS menggulingkan Taliban.
Mereka juga mengajukan pertanyaan tentang strategi Presiden Donald Trump untuk memenangkan perang terpanjang Amerika, yang diumumkan pada bulan Agustus namun sedikit berubah di lapangan. Strategi itu didasarkan pada peningkatan tekanan militer terhadap Taliban untuk akhirnya memaksa mereka melakukan perundingan damai dengan pemerintah.
(ian)